Fluent Fiction - Indonesian:
Finding Love Amidst the Festive Office Lights Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2024-12-26-23-34-01-id
Story Transcript:
Id: Saat hujan deras turun di luar jendela kantor, lantai dua gedung di pusat Jakarta berkilauan dengan lampu-lampu Natal.
En: When the heavy rain fell outside the office window, the second floor of the building in the center of Jakarta sparkled with Christmas lights.
Id: Aroma kue nastar dan kastengel menyebar di seluruh ruangan, menambah suasana perayaan yang meriah.
En: The aroma of kue nastar and kastengel spread throughout the room, enhancing the festive celebration atmosphere.
Id: Ayunda, seorang eksekutif pemasaran yang berdedikasi, menyadari bahwa pesta kantor menjadi momen yang ditunggu-tunggu.
En: Ayunda, a dedicated marketing executive, realized that the office party was a much-anticipated moment.
Id: Dewi, teman baik sekaligus kolega Ayunda, melambai sambil menahan piring berisi lumpia.
En: Dewi, Ayunda's good friend and colleague, waved while holding a plate of lumpia.
Id: "Ayunda, ayo! Jangan hanya berdiri di sana. Ini pesta!"
En: "Ayunda, come on! Don't just stand there. It's a party!"
Id: Ayunda tersenyum tipis.
En: Ayunda smiled slightly.
Id: "Aku hanya berpikir, Dewi. Kadang aku merasa butuh istirahat dari semua kesibukan ini."
En: "I'm just thinking, Dewi. Sometimes I feel I need a break from all this busyness."
Id: "Makanya, cobalah rileks. Mungkin kau akan menemukan sesuatu yang berharga di sini. Seperti persahabatan... atau lebih," jawab Dewi seraya mengedipkan mata.
En: "That's why, try to relax. Maybe you'll find something valuable here. Like friendship... or more," Dewi replied with a wink.
Id: Di sudut ruangan, Rizky, seorang manajer proyek yang dikenal cerdas dan percaya diri, duduk sambil mengaduk minuman.
En: In the corner of the room, Rizky, a project manager known for being smart and confident, sat stirring a drink.
Id: Hatinya berdebar saat melihat Ayunda berjalan mendekat.
En: His heart raced as he saw Ayunda approaching.
Id: "Rizky, boleh duduk?" tanya Ayunda, mencoba bersikap santai meski ada rasa canggung.
En: "Rizky, may I sit down?" Ayunda asked, trying to act casual despite feeling awkward.
Id: "Tentu, Ayunda. Bagaimana harimu?" Rizky menjawab sambil tersenyum.
En: "Of course, Ayunda. How was your day?" Rizky answered with a smile.
Id: Mereka berbincang ringan dengan suara gitar akustik sebagai latar belakang.
En: They chatted lightly with the sound of acoustic guitar in the background.
Id: Rahasia kecil terasa mengalir di antara gelak tawa.
En: Small secrets seemed to flow amidst the laughter.
Id: Rizky, yang biasa menutup diri, merasa nyaman dan lebih terbuka berbicara dengan Ayunda.
En: Rizky, who usually kept to himself, felt comfortable and more open talking to Ayunda.
Id: "Aku selalu ingin kehidupan yang lebih seimbang," ungkap Ayunda. "Kesuksesan karir ini tidak selalu membawa kebahagiaan yang kuharapkan."
En: "I've always wanted a more balanced life," Ayunda admitted. "This career success doesn't always bring the happiness I hoped for."
Id: "Kadang aku merasa harus berpura-pura kuat," Rizky mengaku. "Padahal, aku juga ingin seseorang yang mengerti diriku."
En: "Sometimes I feel like I have to pretend to be strong," Rizky confessed. "Yet, I also want someone to understand me."
Id: Lilin-lilin menyala lembut di sekeliling mereka, menambah kehangatan percakapan.
En: The candles lit softly around them, adding warmth to the conversation.
Id: "Mungkin, kita bisa saling memahami," Rizky berkata pelan.
En: "Maybe, we can understand each other," Rizky said quietly.
Id: "Aku setuju," kata Ayunda senyumannya merekah lebih lebar. "Mari kita coba. Bertemu di luar kantor. Jadi lebih dari sekadar kolega."
En: "I agree," Ayunda said, her smile growing wider. "Let's try. Meet outside the office. Be more than just colleagues."
Id: Malam semakin larut, dan hujan di luar jendela mulai mereda. Ayunda dan Rizky berjalan ke lobi, siap menghadapi langkah baru dalam hidup mereka.
En: As the night grew later, and the rain outside the window started to subside, Ayunda and Rizky walked to the lobby, ready to face a new step in their lives.
Id: Mereka tahu tantangan belum selesai, tetapi kini lebih siap menghadapinya bersama.
En: They knew the challenges weren't over, but now they were more prepared to face them together.
Id: Mereka pun melangkahkan kaki menuju kesempatan baru, sebuah permulaan yang diiringi harapan dan kebahagiaan yang lebih besar dari yang mereka bayangkan.
En: They then stepped towards new opportunities, a beginning accompanied by hope and happiness greater than they had imagined.
Id: Ayunda menyadari, kadang membuka hati bisa membawa keajaiban kecil dalam hidup.
En: Ayunda realized that sometimes opening your heart can bring small miracles in life.
Vocabulary Words:
- sparkled: berkilauan
- aroma: aroma
- anticipated: ditunggu-tunggu
- colleague: kolega
- awkward: canggung
- casual: santai
- pretend: berpura-pura
- confessed: mengaku
- candle: lilin
- subside: mereda
- dedicated: berdedikasi
- enhancing: menambah
- lure: menggoda
- steadily: mantap
- stirring: mengaduk
- retreated: mundur
- career: karir
- balanced: seimbang
- success: kesuksesan
- miracles: keajaiban
- festive: meriah
- secrets: rahasia
- heart: hati
- laughter: gelak tawa
- ambience: suasana
- chatting: berbincang
- stirred: diaduk
- whispered: berbisik
- opportunities: kesempatan
- warmth: kehangatan