FluentFiction - Indonesian

From Shadows to Sunshine: Rizki and Ayu's Healing Journey


Listen Later

Fluent Fiction - Indonesian: From Shadows to Sunshine: Rizki and Ayu's Healing Journey
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2024-12-13-23-34-02-id

Story Transcript:

Id: Terik matahari musim panas menyinari halaman rumah sakit jiwa itu.
En: The scorching summer sun shone on the courtyard of the rumah sakit jiwa.

Id: Bunga-bunga yang bermekaran mengirimkan aroma semerbak yang menyegarkan.
En: Blossoming flowers sent a refreshing fragrance through the air.

Id: Di salah satu sudut halaman, ada kursi-kursi yang disusun melingkar, tempat di mana pasien biasanya berkumpul setelah sesi terapi.
En: In one corner of the yard, there were chairs arranged in a circle, a place where patients usually gathered after therapy sessions.

Id: Di sini, Rizki dan Ayu bertemu untuk pertama kalinya.
En: It was here that Rizki and Ayu met for the first time.

Id: Rizki, seorang pria muda dengan rambut sedikit berantakan, duduk diam menatap kertas di pangkuannya.
En: Rizki, a young man with slightly messy hair, sat silently staring at the paper on his lap.

Id: Pensil di tangannya bergerak perlahan, menggambar sketsa bunga yang ada di depannya.
En: The pencil in his hand moved slowly, sketching the flowers in front of him.

Id: Sejak berada di rumah sakit ini, menggambar menjadi salah satu cara Rizki untuk mengekspresikan dirinya.
En: Since being at this hospital, drawing had become one of Rizki's ways of expressing himself.

Id: Dia mencari arti baru dalam hidupnya setelah terjebak dalam kegelapan depresi.
En: He sought new meaning in his life after being trapped in the darkness of depression.

Id: Di sisi lain, Ayu duduk agak jauh darinya, berbicara dengan pasien lain sambil tertawa.
En: On the other side, Ayu sat a bit farther away, talking to another patient while laughing.

Id: Tawa itu meneduhkan, meski di dalam hatinya tersimpan kenangan menyakitkan yang selalu menghantuinya.
En: The laughter was soothing, even though her heart held painful memories that constantly haunted her.

Id: Ayu berusaha menyembunyikan kegelisahannya dengan humor.
En: Ayu tried to hide her anxiety with humor.

Id: Namun, hari itu, pandangan Ayu tertuju pada Rizki dan sketsanya.
En: However, that day, Ayu's gaze was drawn to Rizki and his sketch.

Id: Dalam sesi terapi kelompok berikutnya, mereka ditempatkan dalam satu kelompok kecil.
En: In the next group therapy session, they were placed in a small group together.

Id: Ayu mencoba berbicara padanya.
En: Ayu tried to talk to him.

Id: "Kamu suka menggambar, ya?
En: "Do you like drawing?"

Id: " tanyanya dengan senyum.
En: she asked with a smile.

Id: Rizki mengangguk pelan, sedikit enggan untuk membuka bicara.
En: Rizki nodded slowly, a little hesitant to speak.

Id: Namun, ada sesuatu dalam suara Ayu yang membuatnya merasa nyaman.
En: However, there was something in Ayu's voice that made him feel comfortable.

Id: "Ya, aku suka menggambar," jawabnya, suaranya nyaris seperti bisikan.
En: "Yes, I like drawing," he replied, his voice almost a whisper.

Id: Hari demi hari, percakapan mereka menjadi lebih sering dan dalam.
En: Day by day, their conversations became more frequent and deeper.

Id: Rizki mulai merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, orang ini bisa mengerti dirinya.
En: Rizki began to feel that maybe, just maybe, this person could understand him.

Id: Setelah beberapa pertemuan, Rizki membuat keputusan besar.
En: After several meetings, Rizki made a big decision.

Id: Dia membawa beberapa hasil karyanya dan menyerahkannya kepada Ayu.
En: He brought some of his artworks and handed them to Ayu.

Id: "Aku ingin kau melihat ini," kata Rizki, matanya menatap Ayu seolah mencari kepastian.
En: "I want you to see these," said Rizki, his eyes looking at Ayu as if seeking assurance.

Id: Ayu menerima kertas-kertas itu dengan penuh hormat.
En: Ayu accepted the papers with respect.

Id: Melalui gambar-gambar Rizki, Ayu dapat melihat dunia yang dipenuhi emosi dan harapan.
En: Through Rizki's drawings, Ayu could see a world filled with emotions and hope.

Id: "Terima kasih telah berbagi ini denganku," ucap Ayu lembut.
En: "Thank you for sharing this with me," said Ayu softly.

Id: Setelah itu, Ayu merasa waktu yang tepat untuk membuka diri.
En: After that, Ayu felt it was the right time to open up.

Id: Dia mulai bercerita tentang masa lalunya, luka-luka yang membentuk rasa cemasnya.
En: She began to tell him about her past, the wounds that shaped her anxiety.

Id: Kata-kata yang biasanya susah diungkapkan terasa lebih mudah saat berbicara dengan Rizki.
En: Words that were usually hard to express felt easier when talking to Rizki.

Id: Suatu sore di halaman, mereka duduk berdampingan.
En: One afternoon in the courtyard, they sat side by side.

Id: Angin lembut menggoyangkan dedaunan di atas mereka.
En: A gentle breeze stirred the leaves above them.

Id: "Aku takut membuka diri.
En: "I'm afraid to open up.

Id: Takut ditolak," ujar Ayu dengan jujur.
En: Afraid of rejection," said Ayu honestly.

Id: Rizki menanggapi, "Aku juga.
En: Rizki responded, "I am too.

Id: Tapi denganmu, aku merasa berbeda.
En: But with you, I feel different.

Id: Aku ingin mencari kebahagiaan bersamamu.
En: I want to seek happiness with you."

Id: "Percakapan terus mengalun dengan kedalaman dan kejujuran yang belum pernah keduanya rasakan sebelumnya.
En: Their conversation flowed with a depth and honesty neither had experienced before.

Id: Mereka saling memahami, saling memeluk ketidaksempurnaan masing-masing.
En: They understood each other, embracing each other's imperfections.

Id: Akhirnya, ketika waktu untuk meninggalkan rumah sakit semakin dekat, mereka membuat perjanjian.
En: Finally, as the time to leave the hospital drew near, they made a promise.

Id: Mereka berjanji untuk saling mendukung, tidak hanya di dalam tembok ini, tetapi juga di luar sana, di dunia yang penuh tantangan.
En: They pledged to support each other, not only within these walls but also out there in the world full of challenges.

Id: Musim panas itu berlalu, meninggalkan kesan mendalam di hati mereka.
En: That summer passed, leaving a deep impression on their hearts.

Id: Rizki dan Ayu, dengan keberanian baru, melangkah keluar dari rumah sakit dengan membawa harapan dan kemauan untuk menyembuhkan luka-luka mereka bersama.
En: Rizki and Ayu, with newfound courage, stepped out of the hospital carrying hopes and the will to heal their wounds together.

Id: Di bawah langit biru yang cerah, mereka siap menjalani hidup baru dan menemukan kembali arti kebahagiaan sejati.
En: Under the bright blue sky, they were ready to live a new life and rediscover the true meaning of happiness.


Vocabulary Words:
  • scorching: terik
  • courtyard: halaman
  • blossoming: bermekaran
  • fragrance: aroma
  • haunted: menghantui
  • sketch: sketsa
  • trapped: terjebak
  • darkness: kegelapan
  • messy: berantakan
  • patient: pasien
  • hesitant: enggan
  • therapy: terapi
  • conversation: percakapan
  • frequent: sering
  • artworks: karya
  • assurance: kepastian
  • respect: hormat
  • emotions: emosi
  • honesty: kejujuran
  • imperfections: ketidaksempurnaan
  • pledged: berjanji
  • challenges: tantangan
  • impression: kesan
  • courage: keberanian
  • heal: menyembuhkan
  • breeze: angin
  • gathered: berkumpul
  • depth: kedalaman
  • whisper: bisikan
  • rejection: penolakan
...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

FluentFiction - IndonesianBy FluentFiction.org