Bagaimana aku akan mengeluh ketika tidak mampu membeli buku paket ketika SD dulu, ketika Mama buku tulisnya saja dari kertas bekas toko fotocopy. Bagaimana aku bisa mengeluh dengan uang saku 3000, ketika mama harus makan gula merah berbulan-bulan dan minum air dari botol bekas teman-temannya.
Pesan ini singkat, namun cukup menggambarkan perjuangan Mama dulu, bagaimana ia bertahan dalam pahitnya menjadi anak perantauan yang pas-pasan, demi sebuah cita-cita menjadi seorang psikolog, menjadi sarjana pertama di dalam keluarga, menjadi berdaya. Dan bagaimana beliau memandang sikap tolong menolong... baginya, tolong menolong seharusnya bukan didasarkan pada pandangan "kekurangan" terhadap orang lain , namun karena menghargai mereka sebagai manusia.