Perayaan tahun ini sepertinya belum sepenuhnya merdeka
Cekam masih menderu, ancam pun masih memburu
Kita masih berperang, melawan penyerang tak kasat lihat
Dia bukan hanya musuh kita, tapi juga musuh dunia.
Pertempuran yang benar benar menguras hati, membatasi aksi yang berujung kantongpun tak lagi berisi
Saya, anda, kita semua merasa kesal. Kesal dengankebenasan yang terpenggal, belum lagi menghadapi manusia manusia bengal.
Hidup tanpa rasa peduli, abai seakan cerobohnya tak akan berujung mati.
Jangan pakai alasan urusan perut jika hal kecil saja susah menurut.
Sejatinya moment ini jadi sebuah refleksi, kembali melantangkan bahw kami bangsa pejuang.
Yang masih bisa membuktikan mencetak prestasi gemilang di tengah perang.
Berjuang, berjuang, berjuang, bukan cuma teriak minta minya tapi nihil upaya.
Bangsa ini punya harga diri, walau napas tersengal dan dompet tanpa rupiah tertinggal, kobar perjuangan harus tetap kekal agar sisa usia tak berkalang sesal.
Bangsa ini bukan bangsa pengecut, yang memelihara takut bersama para pecundang bernyali ciut.
Perjuangan ada di bising desing, bukan riuh mulut bau pesing.
Berjuang dari semangat yang terkokang, bukan kaki yang terongkang.
Walau pekik merdeka terhalang masker selembar dua,
Kami yakin walau dalam dera, Merdeka ini bukan tanpa asa.