Setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi pasti akan memberikan pembelajaran untuk kita. Hal ini pun dialami oleh Bapak Ferdinad. Saat berjuang melawan Covid-19, ia menyadari bahwa kesehatan adalah segalanya. Harta apapun yang dimiliki tidak ada artinya kalau sakit. 

Nah seperti apa ya pengalaman dan pembalajaran hidup yang ia dapatkan selama berjuang melawan Covid-19? Yuk langsung aja dengerin Podcastnya ini.

Semoga cerita Bapak Ferdinand bisa jadi motivasi untuk kita tetap menjalankan protokol kesehatan ya, supaya pandemi ini segera berakhir dan kita semua sehat selalu :)

Semua orang pasti memiliki masalah masing-masing. Ada yang memiliki masalah pendidikan, pertemanan, pekerjaan, keluarga, keuangan, dan kesehatan. 

Berbagai masalah yang ada tentu membuat kita merasa kecewa dan sedih. Tidak hanya itu, akhirnya juga menambah beban pikiran kita. Beban pikiran ini yang biasanya dapat membuat kita menjadi semakin tertekan.

Hal serupa juga dialami oleh Bapak Ferdinand selama berjuang melawan Covid-19. Namun setelah ditempa berbagai macam proses, akhirnya ia berhasil menemukan cara agar dapat menikmati dan melewati masa-masa yang sulit tersebut.

Semoga cerita Bapak Ferdinand bisa menjadi inspirasi untuk kita bisa tetap menikmati hidup, apapun kondisinya :)

Nantikan lanjutan cerita dari Bapak Ferdinand tentang Health Over Wealth di Episode berikutnya pada tanggal 27 Desember 2021 ya!

Kata orang, Life is a Roller Coaster. Banyak momen mengejutkan yang tiba-tiba terjadi. Momen yang menyenangkan dan penuh keceriaan saat kita berada di titik tertinggi pencapaian. Tetapi, tidak jarang rasanya kehidupan juga membuat kita takut, merasa tidak berdaya, dan terguncang saat berada pada titik terendah dalam kehidupan kita.

Filosofi ini sejalan dengan cerita salah seorang Santosian yang beberapa bulan lalu pernah melalui salah satu masa tersulit dalam fase kehidupannya, khususnya saat berjuang melawan Covid-19. Bagaimana perjalanan dan perjuangannya? Yuk kita dengarkan di Podcast ini.

Semoga cerita Bapak Ferdinand bisa menjadi pengingat untuk kita, bahwa masing-masing dari kita pasti pernah mengalami titik terendah. Yang terpenting adalah, what next? :)

Salah satu fenomena unik yang terjadi di dunia kerja ialah adanya kesenjangan generasi/ generation gap. Dalam hitungan tahun, hampir semua perusahaan harus menghadapi tantangan bertemunya beberapa generasi dibawah satu atap perusahaan.

Setidaknya ada empat generasi yang saat ini bekerja dalam satu perusahaan, yaitu: Generasi Baby Boomer, Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Z . Setiap generasi memiliki keunikannya masing-masing yang didasari oleh nilai-nilai yang mengasah pengalaman hidupnya. Ada dua hal yang mempengaruhi generation gap, yaitu arus perubahan atau modernisasi dan perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, bukan suatu rahasia lagi apabila kelompok usia tertentu memiliki cara berpikir, persepsi, kebiasaan, ekspektasi, dan cara kerja yang berbeda-beda. Hal ini bisa memicu konflik di sebuah perusahaan.

Lantas, bagaimana cara menyikapinya?

Yuk simak podcast ini :)

"Berdamai dengan keadaan". Beberapa bulan terakhir, kalimat tersebut digaungkan oleh pemerintah bersamaan dengan the new normal yang mulai dijalankan. Kehidupan sehari-hari mengalami perubahan, seperti bekerja dengan cara baru, mayoritas komunikasi melalui virtual, menghabiskan banyak waktu di rumah, dan lain sebagainya.

Dalam menjalani era new normal, tentunya banyak tantangan dan ketidakpastian yang kita hadapi salah satunya adalah beradaptasi dengan kebiasaan baru. Proses adaptasi ini dapat mempengaruhi tingkat stres, kecemasan, dan sistem imun dalam tubuh.  Tidak heran, beberapa orang mengalami gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa mengelola pola pikir dan kondisi emosional sehingga dapat menjalakan perubahan gaya hidup dengan lebih santai dan enjoy.

Nah gimana caranya agar kita tetap bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan bahagia meskipun dalam situasi yang serba tidak pasti seperti saat ini?  Yuk simak podcast ini :)

Di era yang serba tak terbatas ini, wanita memiliki multi peran dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Menjadi istri, ibu rumah tangga dan juga wanita karir.

Pilihan menjadi wanita karir biasanya didasari oleh 2 alasan, (1) Membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, (2) Membutuhkan aktivitas kerja atau karir sebagai bentuk aktualisasi diri dan pencapaian pribadi.

Namun demikian, seringkali para wanita merasa dilema ketika sudah memiliki anak, “apakah aku akan tetap bekerja setelah mempunyai anak?” Beberapa wanita ingin menjadi Ibu yang “seutuhnya” untuk anak-anaknya, bisa memberikan waktu dan perhatian penuh untuk anaknya. Karena menjadi seorang ibu adalah hal yang sangat diimpikan oleh sebagian besar wanita di seluruh dunia.

Lalu, apa yang seharusnya dipilih? Berkarir atau menjadi ibu rumah tangga saja?

Yuk simak podcast ini :)