Perspektif

Harga Shuttlecock Melonjak! Kenaikan Melebihi Emas, Penggemar Badminton di Tiongkok Mengeluh: Berubah Jadi Olahraga Mewah


Listen Later

(Taiwan, ROC) --- Menurut laporan media China News Weekly, shuttlecock bisa dibilang telah menjadi produk investasi generasi baru. Dalam waktu kurang dari setahun, isu kenaikan harga shuttlecock telah dua kali menjadi trending topic. Yang lebih mengejutkan, trending topic sebelumnya adalah Kenaikan Harga Shuttlecock Melebihi Emas.

Mengapa harga shuttlecock terus naik? Apakah jika terus naik, badminton benar-benar akan menjadi olahraga mewah?

 

Shuttlecock naik harga lagi?

"Yang paling murah RMB115 per tabung," kata pemilik toko peralatan badminton di Beijing sambil sibuk memasang senar raket dan menunjuk ke belakang dengan dagunya. Satu tabung (12 buah) shuttlecock Victor Gold Grade 5, harga per satuan sudah mendekati RMB10.

Pada awal Juli tahun lalu, berbagai merek shuttlecock seperti Yonex, Double Happiness, Lingmei, Victor, Chao Pai, Shipeng, RSL, dan Wecan mengeluarkan pengumuman penyesuaian harga. Kenaikan harga untuk berbagai merek dan grade berkisar antara 40%-60%, membuat topik kenaikan harga shuttlecock menjadi perhatian luas.

Baru-baru ini gelombang kenaikan harga kembali terjadi. Pemberitahuan kenaikan harga dari produsen terkenal Victor tersebar luas di internet. Ada juga yang menghitung berdasarkan perubahan harga shuttlecock Yonex AS-05, menunjukkan kenaikan harga mencapai 100% dalam dua tahun, melebihi kenaikan harga emas pada periode yang sama.

Bagi orang dalam industri ini, kenaikan harga shuttlecock sudah bukan hal baru lagi.

Pemilik toko yang disebutkan sebelumnya mengatakan, "Sekarang shuttlecock memang mahal, ini terjadi di seluruh pasar Tiongkok. Kondisi ini sudah berlangsung sejak dua tahun lalu, harga naik setiap dua bulan. Setiap kali kita pikir kenaikannya sudah cukup, tapi setelah beberapa waktu masih bisa naik lagi."

Zhu Qi-yuan (朱啓源), seorang stringer badminton berpengalaman yang mengelola toko khusus tenis dan badminton di Jinan, juga menyampaikan bahwa dalam ingatannya, sejak 2018-2019 setiap tahun ada kenaikan harga sekitar RMB3 hingga RMB6 per tabung.

Tahun 2023 menjadi cukup ekstrem, hampir setiap bulan menerima surat pemberitahuan kenaikan harga dari berbagai merek. "Meskipun banyak diberitakan media tahun lalu, tapi saya rasa kenaikannya masih lebih terkendali dibanding tahun sebelumnya," terangnya.

Sebaliknya, saat ini situasinya mirip dengan tren tahun 2023. Sebagai ujung tombak penjualan, mereka biasanya sudah mendapat informasi awal dari para manajer bisnis sebelum menerima pemberitahuan resmi kenaikan harga, dan sejak Tahun Baru Imlek tahun ini, berita kenaikan harga terus bermunculan.

Zhu Qi-yuan memberi contoh shuttlecock RSL No.7 yang paling laris di tokonya. Shuttlecock dengan nilai ekonomis tinggi ini sangat populer di Shandong dan seluruh wilayah utara Tiongkok. Saat ini, harga kulakan sudah 15% lebih tinggi dibanding sebelum dan sesudah Tahun Baru.

Penyebab kenaikan harga shuttlecock dalam beberapa tahun terakhir sebenarnya sederhana, yakni kelangkaan stok. Lebih detail lagi, bulu sebagai bahan baku penting shuttlecock menjadi tidak mencukupi.

Data dari Divisi Unggas Asosiasi Peternakan Tiongkok menunjukkan, setelah wabah flu babi Afrika, peternakan unggas di Tiongkok mengalami pertumbuhan, dengan daging bebek putih sempat mengalami peningkatan terbesar. Namun pada tahun 2020 hingga 2021, kapasitas industri memasuki masa penyesuaian. Meskipun total produksi unggas di Tiongkok terus meningkat, jumlah bebek dan angsa yang dapat digunakan untuk pembuatan shuttlecock tidak mengalami perubahan signifikan.

Lao Chen (老陳), seorang pimpinan perusahaan peralatan olahraga di sebuah provinsi, memiliki pabrik yang tidak hanya memasok bulu untuk produsen utama, tetapi juga memproduksi shuttlecock.

Menurutnya, meskipun bebek dan angsa hasil pemuliaan modern memiliki tubuh lebih besar dan dapat menghasilkan lebih banyak bulu yang memenuhi standar per ekornya dibanding dulu, tetapi persyaratan siklus pertumbuhan menjadi lebih tinggi.

Misalnya, satu ekor bebek bisa menghasilkan 20 helai bulu, tapi membutuhkan waktu pertumbuhan 3 hingga 4 bulan, sementara banyak bebek pedaging dipotong setelah sekitar 45 hari, sehingga bulunya tidak bisa digunakan untuk produksi shuttlecock.

Dengan kata lain, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah total bulu yang dapat digunakan untuk produksi shuttlecock justru mengalami penurunan.

Pada saat yang sama, baik dari ramainya fasilitas olahraga offline maupun peningkatan nilai transaksi raket badminton, menunjukkan bahwa jumlah orang yang jatuh cinta pada badminton telah meningkat secara signifikan.

Ketika permintaan dan pasokan shuttlecock tidak seimbang, maka ketersediaan bulu bebek dan angsa yang bisa dimanfaatkan atau yang disebut potongan bulu menjadi semakin terbatas, sehingga kenaikan harga shuttlecock yang berkelanjutan menjadi hal yang wajar.

 

Apakah Harga Shuttlecock akan Terus Naik?

Meskipun kekurangan bulu sudah menjadi hal biasa dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mengapa harga shuttlecock tahun ini tampaknya naik lebih drastis?

Lao Chen menjelaskan, walaupun penyebab utama kenaikan harga shuttlecock adalah kekurangan bulu, namun jika ditelusuri lebih dalam masih ada beberapa perbedaan.

Sejak 2021, produksi dan penjualan shuttlecock sama-sama mengalami booming, banyak perusahaan yang secara signifikan memperluas kapasitas produksi, tetapi pasokan bahan baku tidak bisa mengimbangi, bahkan mengalami penurunan dalam persentase yang cukup tinggi.

Ketika bahan baku langka dan harga bulu terus naik, perusahaan pengolah bulu memiliki kapasitas produksi lebih besar tetapi tidak mampu mengeluarkan lebih banyak dana untuk membeli bulu. Banyak perusahaan mulai menghadapi krisis kelangsungan hidup, dan seluruh industri bertekad untuk menyelamatkan diri.

Lao Chen menyebutkan, September tahun lalu di bawah kepemimpinan beberapa produsen utama industri, harga bulu distabilkan melalui kesepakatan. Namun situasi ini tidak bertahan lama, sejak akhir tahun banyak perusahaan kecil mendapatkan lebih banyak modal kerja melalui pinjaman dan kembali bersaing memperebutkan bulu yang memang sudah terbatas.

"Tidak peduli seberapa mahal bulunya, dengan menambah harga tetap bisa terjual, inilah kondisi saat ini," kata Lao Chen dengan nada agak pasrah.

Zhu Qi-yuan menganalisis dari sisi penjualan, penimbunan dan kontrol harga secara sengaja juga umum terjadi di industri ini. "Setiap orang dalam rantai distribusi tahu bahwa harga shuttlecock pasti akan naik, sehingga faktor manusia juga turut mendorong kenaikan harga lebih lanjut," lanjut Lao Chen.

Dia memberi contoh, seorang distributor level tertentu membeli dengan harga RMB100 per tabung dan menjualnya dengan harga RMB110. Namun, mengingat kemungkinan harga bisa mencapai RMB120 bulan depan, distributor yang memiliki 100 unit stok mungkin hanya akan melepas 20 unit. Setelah beberapa waktu, mereka akan melepas sebagian kecil lagi dengan harga RMB120, yakni terus-menerus menguji sikap pasar terhadap kenaikan harga.

"Shuttlecock ini memiliki pasar kebutuhan dasar yang besar, sehingga harganya naik mengikuti arus," kata Zhu Qi-yuan. Dia juga menemui banyak konsumen yang menimbun shuttlecock dalam jumlah besar untuk mengurangi biaya per permainan. Dari sudut pandang ini, sepertinya setiap orang menjadi bagian dari proses kenaikan harga.

Di Beijing, biaya sewa lapangan di fasilitas menengah pada jam-jam ramai bisa mencapai RMB100 hingga RMB200 per jam. Ditambah biaya shuttlecock RMB40 hingga RMB50, maka biaya ini akan lebih tinggi.

Mengenai shuttlecock serat karbon buatan, meskipun kemampuan keseluruhannya semakin mendekati shuttlecock bulu alami, tetapi untuk mencapai tujuan menurunkan harga shuttlecock masih membutuhkan waktu.

Untuk saat ini, masalah bahan baku di hulu belum bisa diselesaikan, dan fenomena kontrol harga secara sengaja juga sulit dihilangkan. Beberapa pelaku industri menyatakan bahwa kenyataan kenaikan harga shuttlecock bulu alami dan bertahan di level yang relatif tinggi kemungkinan sulit berubah.

"Bahkan saya sendiri sudah mulai main tenis. Jika harga shuttlecock terus naik, mungkin benar-benar akan memaksa banyak orang untuk mengganti hobi mereka," kata Zhu Qi-yuan setengah khawatir setengah bercanda.

...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

PerspektifBy Yunus Hendry, Rti