Fluent Fiction - Indonesian:
Healing Hearts: A Sibling's Journey to Reconciliation Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-08-12-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Suara gemuruh pesawat terbang mengisi ruang udara Soekarno-Hatta International Airport.
En: The rumble of airplanes filled the airspace of Soekarno-Hatta International Airport.
Id: Di tengah keramaian, Rina berdiri di depan papan keberangkatan, matanya mencari penerbangannya.
En: Amid the hustle and bustle, Rina stood in front of the departure board, her eyes searching for her flight.
Id: Ia baru saja kembali ke Jakarta untuk menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan dan menghabiskan waktu singkat bersama keluarga sebelum memulai pekerjaan baru di luar negeri.
En: She had just returned to Jakarta to attend the Independence Day celebration and spend a short time with her family before starting a new job overseas.
Id: Namun, hati Rina terasa berat.
En: However, Rina's heart felt heavy.
Id: Ada satu tugas yang belum terselesaikan.
En: There was one task left unfinished.
Id: Arya, kakaknya, berdiri di sisi lain bandara dengan pemandangan yang sama hektis.
En: Arya, her brother, stood on the other side of the airport with the same hectic view.
Id: Sudah lama hubungan mereka renggang, dimulai dari kesalahpahaman yang seharusnya bisa mereka bicarakan.
En: Their relationship had been strained for a long time, stemming from a misunderstanding they should have discussed.
Id: Kini, Putri, sepupu mereka yang bijak, berusaha membantu mereka berdamai.
En: Now, Putri, their wise cousin, was trying to help them reconcile.
Id: Di sebuah kafe yang ramai, Rina akhirnya bertemu Arya dan Putri.
En: In a busy café, Rina finally met with Arya and Putri.
Id: Aroma kopi baru-baru ini diseduh memenuhi udara sekitar.
En: The aroma of freshly brewed coffee filled the surrounding air.
Id: Putri tersenyum dan menyapa dengan riang, berusaha mencairkan suasana.
En: Putri smiled and greeted them cheerfully, trying to lighten the mood.
Id: Arya agak canggung, tapi mencoba bersikap sewajarnya.
En: Arya was a bit awkward but tried to act normally.
Id: "Rina," Putri mulai, "aku tahu kalian punya masalah.
En: "Rina," Putri began, "I know you both have problems.
Id: Tapi, bukankah lebih baik jika kita duduk dan bicara?
En: But wouldn't it be better if we sit and talk?"
Id: "Rina mengangguk pelan.
En: Rina nodded slowly.
Id: "Iya, Arya, aku ingin kita berbicara.
En: "Yes, Arya, I want us to talk.
Id: Aku tidak mau pergi tanpa menyelesaikan ini.
En: I don't want to leave without resolving this."
Id: "Arya menatap Rina dengan mata yang awalnya penuh kebimbangan, lalu berubah lembut.
En: Arya looked at Rina with eyes initially full of doubt, then they softened.
Id: "Aku juga, Rina.
En: "I do too, Rina.
Id: Maafkan aku kalau selama ini aku menjauh.
En: I'm sorry if I've been distant.
Id: Kesalahpahaman waktu itu membuat semuanya jadi sulit.
En: The misunderstanding back then made everything difficult."
Id: "Rina menarik napas dan mengungkapkan isi hatinya.
En: Rina took a deep breath and opened up about her feelings.
Id: Mereka membicarakan perasaan terpendam dan kesalahpahaman yang membelit.
En: They talked about the buried emotions and the misunderstanding that entangled them.
Id: Putri, sebagai mediator, menambahkan pandangannya yang bijaksana.
En: Putri, acting as mediator, added her wise perspective.
Id: Percakapan itu berlangsung hangat dan penuh emosi.
En: The conversation was warm and full of emotions.
Id: Rina merasa beban di hatinya mulai berkurang.
En: Rina felt the burden in her heart begin to lift.
Id: Arya akhirnya mengulurkan tangan, lalu memeluk Rina erat.
En: Arya finally stretched out his hand, then hugged Rina tightly.
Id: "Aku harap kita tetap dekat, dimana pun kamu nanti," katanya dengan suara parau.
En: "I hope we stay close, no matter where you are," he said with a choked voice.
Id: Rina tersenyum lega.
En: Rina smiled with relief.
Id: "Terima kasih, Arya.
En: "Thank you, Arya.
Id: Aku juga ingin kita tetap dekat.
En: I want us to stay close too."
Id: "Setelah momen itu, Putri tersenyum puas melihat dua saudara sepupunya akhirnya berdamai.
En: After that moment, Putri smiled contentedly to see her two cousins finally reconcile.
Id: Saat keberangkatan Rina makin dekat, Arya menyerahkan sebuah gantungan kunci berbentuk Garuda yang ia bawa dari liburan terakhirnya.
En: As Rina's departure drew closer, Arya handed her a keychain shaped like a Garuda that he had brought from his last vacation.
Id: "Untuk di perjalananmu," katanya.
En: "For your journey," he said.
Id: Rina mengenang pengalaman itu dengan rasa syukur, menyadari satu pelajaran penting: menghadapi masalah lebih baik daripada menghindarinya.
En: Rina remembered the experience with gratitude, realizing an important lesson: it is better to face problems than to avoid them.
Id: Ia mengucapkan selamat tinggal dengan hati yang lebih ringan dan penuh harapan akan kebersamaan yang abadi.
En: She said her goodbyes with a lighter heart and a hopeful outlook on lasting togetherness.
Id: Dengan langkah mantap, Rina berjalan menuju pintu keberangkatan, meninggalkan Soekarno-Hatta dengan perasaan damai dan ikatan keluarga yang lebih kuat.
En: With steady steps, Rina walked towards the departure gate, leaving Soekarno-Hatta with a peaceful feeling and a stronger family bond.
Vocabulary Words:
- rumble: gemuruh
- airspace: ruang udara
- hustle: keramaian
- bustle: hektis
- attend: menghadiri
- celebration: perayaan
- independence: kemerdekaan
- overseas: luar negeri
- task: tugas
- unfinished: belum terselesaikan
- strained: renggang
- stemming: dimulai
- misunderstanding: kesalahpahaman
- discussed: bicarakan
- reconcile: berdamai
- café: kafe
- brewed: diseduh
- surrounding: sekitar
- lighten: mencairkan
- awkward: canggung
- resolve: menyelesaikan
- emotions: perasaan
- entangled: membelit
- mediate: mediator
- perspective: pandangan
- burden: beban
- choked: parau
- contentedly: puas
- keychain: gantungan kunci
- lesson: pelajaran