Truth Daily Enlightenment

Hidup bagi Kemuliaan Allah


Listen Later

Kalau Yesus dijadikan Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa, maksudnya adalah di dalam dan melalui kehidupan Yesus, nama Allah dimuliakan. Dan itu tidak terjadi secara otomatis atau tidak terjadi secara mudah. Yesus harus merendahkan diri, taat sampai mati bahkan mati di kayu salib. Kalau kita mau menjadi manusia atau anak-anak Allah yang benar-benar memuliakan Allah, maka yang pertama, jangan mencari penghargaan dari manusia. Pada waktu kita memiliki kesempatan untuk meninggikan diri atau kesempatan untuk dihargai, jangan menggunakan kesempatan tersebut untuk menerima penghargaan. Kedua, ketika kita direndahkan, ketika kita di-bully, jangan membela diri dengan maksud supaya kita mendapatkan penghargaan. Dan puncaknya, ketika semua orang menilai kita buruk, sejatinya di situ justru kita terpacu untuk membenahi diri, mengoreksi diri untuk dapat berkeadaan benar-benar benar di hadapan Allah.
Jadi, di sini kita menemukan mutiara, yaitu gairah untuk menjadi orang yang tidak bercacat dan tidak bercela di hadapan Tuhan. Dan ini adalah berkat yang luar biasa, karena gairah kita adalah gairah untuk mencari pujian dari Allah dan penghargaan nanti di hadapan takhta Kristus. Ini puncaknya, sebab di sini seseorang baru bisa memikul rencana-rencana Allah tanpa berambisi untuk mendapatkan penghargaan di balik semua kegiatan yang dia lakukan. Sebagai pelayan Tuhan, kita giat dalam pekerjaan Tuhan, kita semangat dalam pekerjaan Tuhan, namun sebenarnya masih ada agenda-agenda pribadi di balik kegiatan itu, karena kita masih mau mendapatkan penghargaan dari manusia, “wow!” “Dia sukses membangun sinode, sukses mendirikan Sekolah Tinggi Teologi, dia orang baik, dia membela orang. Wow!”
Jadi, sejujurnya, kita masih memiliki agenda di balik kegiatan-kegiatan tersebut. Ibarat kita mengibarkan bendera atau panji Tuhan, kita juga ikut mengibarkan panji kecil milik kita. Ini merupakan watak manusia pada umumnya. Lusifer atau setan memiliki gairah di sini, bagaimana dia juga mau mendapatkan penghargaan atau penghormatan dan dia juga mau memiliki kedaulatan dan takhtanya sendiri. Kita harus belajar untuk tidak melakukan hal itu. Ketika kita tidak lagi mencari penghargaan untuk diri kita sendiri, maka Allah akan memercayakan pekerjaan-pekerjaan besar yang mendatangkan kemuliaan bagi Allah.
Dan jika suatu hari Tuhan membuat kita terhormat. Misalnya si A, dia menjadi pemimpin, tapi bagi kemuliaan Allah. Dia jadi ketua sinode pun bagi kemuliaan Allah. Dia menjadi ketua perguruan tinggi, juga bagi kemuliaaan Allah. Dia menjadi ketua ini ketua itu, semua bagi kemuliaan Allah. Siapa yang tahu hal ini? Memang pada akhirnya ini bersifat individu, pribadi, hal batiniah. Tetapi di depan pangadilan Tuhan nanti, semua hal akan dibuka dan telanjang. Kalau seseorang mau menjadi sarjana, sekarang dia S.Th, bagi kemuliaan Allah. Lalu dia meneruskan studinya menjadi Magister Teologi, itu pun bagi kemuliaan Allah. Bahkan menjadi Doktor pun bagi kemuliaan Allah. Atau sekarang ia menjadi pembicara yang terkenal dan memberkati banyak orang, semua bagi kemuliaan Allah.
Seperti Yesus menjadi Tuhan bagi kemuliaan Allah, maka kalau kita mendapat prestasi atau kedudukan pun bagi kemuliaan Allah. Di sini kita baru bisa mewujudkan apa yang dikatakan oleh firman Tuhan, “Baik kamu makan atau minum, atau melakukan segala sesuatu, lakukan semua untuk kemuliaan Allah” (1Kor. 10:31). Kita akan menjadi semacam instrumen atau alat dimana Allah dimuliakan. Dan tentu manusia-manusia seperti ini menjadi kesukaan Allah. Ketika seseorang berhenti untuk mencari penghargaan bagi dirinya sendiri—walaupun punya momentum untuk itu namun dia tidak memanfaatkannya; walaupun dia direndahkan, namun dia tidak membela diri untuk mencari penghargaan; bahkan sekalipun semua orang merendahkan, ia tidak menjadi terganggu, malah memicu dirinya untuk mencari perkenanan Allah—maka di sini hati Allah disukakan, hati Allah digembirakan, menjadi anak kesukaan Allah.
...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

Truth Daily EnlightenmentBy Erastus Sabdono

  • 5
  • 5
  • 5
  • 5
  • 5

5

3 ratings