💣 "Kalau Imam Bukhari Saja Bisa Difitnah, Apa Kabar Kita?"
Bayangkan ini: Ulama nomor satu hadith sepanjang zaman, dikafirkan. Dilarang mengajar. Dicampakkan dari kota ke kota. Dituduh menyimpang. Dan itu bukan oleh musuh Islam. Tapi oleh ulama juga. Oleh 'kaum sendiri'. Oleh sesama penuntut ilmu.
Sakit? Banget.
Tapi lebih dari sekadar tragis, kisah ini adalah tamparan keras bagi siapa saja yang masih berpikir bahwa kebenaran itu diukur dari popularitas, banyaknya pengikut, atau approval orang-orang “tertentu”.
Imam Al-Bukhari, nama yang kita lantunkan setiap kali menyebut hadith sahih, wafat terasing, dibuang, bahkan kuburannya pun sempat disamarkan. Tapi hari ini? Nama-nama yang dulu menuduhnya lenyap dalam sejarah. Sedangkan kitab beliau dibaca di masjid-masjid, pondok-pondok, dan universitas-universitas Islam di seluruh dunia.
Bukan cerita sinetron. Ini fakta sejarah.
Jadi, sebelum kamu terlalu yakin bahwa kamu “di pihak yang benar” hanya karena ikut tokoh populer, atau hanya karena ada “buzzer agama” yang ikut bicara, tanya diri sendiri:
“Apakah aku sedang membela kebenaran, atau sekadar jadi follower sistem?”
--- Oleh: Shahibus Samahah Mufti Kerajaan Negeri Perlis Dato Prof. Dr. MAZA