GKI Coyudan

INGAT, HANYA DEBU - Renungan Pagi - 20 Mei 2021


Listen Later

Kejadian 2 : 4 - 7 .


"Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" Kej. 2:7.

Kalau kita memperhatikan bagaimana Allah menciptakan Langit dan Bumi serta segala isinya di Kitab Kejadian pasal 1, maka kita akan menemukan bahwa Tuhan Allah menciptakan semua itu dengan Firman-Nya. Selalu didahului dengan kalimat : "BERFIRMANLAH ALLAH". Tapi ketika Tuhan Allah menciptakan manusia, dikatakan : "Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah".

Kata "membentuk" dari kata Ibrani "Yatsar" yg berarti "memberi bentuk". Seperti seorang tukang periuk yang membentuk karyanya yang luar biasa berdasarkan ide, pemikirannya sendiri tentang apa yang ia bentuk. Jadi kalau dikatakan : "Tuhan Allah membentuk manusia", maka Allah adalah Sang tukang periuk Agung yang memiliki citra mengenai manusia di dalam pikiran-Nya. Ia merancang dengan baik lalu membentuk manusia itu.

Lalu dikatakan selanjutnya bahwa : "Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah". Bahan yang dipakai untuk membentuk manusia adalah "debu tanah". Pemakaian kata "debu" di PL menunjuk pada butiran2 halus yang ada dipermukaan tanah (Kel.8:16,17). Para penafsir sepakat mengatakan bahwa "debu" menggambarkan ketidak permanenan atau kerapuhan, kehinaan hidup manusia. Manusia diciptakan dari debu tanah, diciptakan untuk mengusahakan tanah (ay.5), dan nanti akan kembali menjadi tanah. Bagaimanapun besarnya dan mulianya kehidupan manusia, sebenarnya manusia adalah abu, debu, bahan yang mati, yang tidak mempunyai kehidupan dalam dirinya sendiri.

Selanjutnya dikatakan: "dan mengkembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya". Dari benda yang mati dihembusi nafas oleh Tuhan Allah sehingga manusia itu hidup. Kalau bahan yang mati itu dapat bergerak dan hidup, itu bukan kemampuan manusia itu sendiri. Tapi nafas dan kehidupan yang dimiliki oleh manusia itu adalah karunia dan pemberian Allah. Jadi nafas hidup itu bukan dalam kuasa manusia, tapi dalam kuasa Allah sang pemilik kehidupan itu. Firman Tuhan di Maz. 104:19b "Apabila Engkau mengambil roh (nafas) mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu".

Ketika manusia (Adam dan Hawa) jatuh dalam dosa, Tuhan menyatakan bahwa manusia akan bekerja keras hingga berpeluh, dan sesudah itu manusia akan kembali menjadi tanah, karena manusia diambil dari debu, dan akan kembali menjadi debu (Kej.3:19). 

Ya, ketika manusia jatuh dalam dosa  ia kehilangan citra Allah dalam dirinya, dan sesungguhnya manusia hanyalah debu biasa. Ketika manusia jatuh dalam dosa, sesungguhnya di dalam pandangan Allah, manusia sudah mati.

Oleh karena itu, satu2nya cara untuk mengembalikan manusia kepada kondisi sebelum jatuh dalam dosa hanyalah dengan cara menebus manusia dengan kematian Tuhan Yesus yang datang dari Sorga, karena apa yang  berasal dari Sorga bukan berasal dari debu (1 Kor.15:48). Jadi hanya Tuhan Yesus yang mampu memulihkan citra Allah dalam diri manusia yang percaya kepada-Nya.

Sebagai orang2 yang telah ditebus, mari kita pelihara persekutuan dan hubungan yang baik dengan Tuhan, karena hanya dengan demikian kita akan hidup.


Doa : 

Tuhan yang telah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembusi nafas hidup. Tolonlah kami untuk menjaga kehidupan yang Engkau anugerahkan kepada kami dengan taat dan menjaga persekutuaan yg baik dengan-Mu. Amin.


Pdt.Em.Anthon K.

...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

GKI CoyudanBy GKI Coyudan