Truth Daily Enlightenment

Integritas


Listen Later

Sejatinya, dalam kehidupan ini, kita sedang ada dalam suatu perlombaan. Sebagaimana yang dikatakan dalam Ibrani 12:1 sebagai perlombaan yang wajib, dan isi perlombaan itu adalah menjadi serupa dengan Yesus (Ibr. 12:2), yang membawa iman kita kepada kesempurnaan. Iman yang sempurna maksudnya adalah penurutan mutlak, penurutan secara absolut. Dalam bahasa Inggris, bisa disebut total submission. Dalam bahasa Indonesia, ada istilah “ketaatan tak bersyarat.” Karakter Kristiani ditandai dengan ketaatan tak bersyarat; unconditional submission, dan ini dikemukakan dalam Filipi 2, dimana dikatakan bahwa Yesus taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Di situlah letak total, mutlak, dan absolutnya. “Taat walau,” bukan “taat kalau.” Ada orang bisa berkata, “Saya tidak akan mencuri, apa pun yang terjadi, kecuali terpaksa.” Kalau seseorang bisa berkata “Saya anti nyontek kecuali terpaksa,” atau “Saya tidak akan berzina, kecuali terpaksa.” Kalau sudah pakai kata “kecuali,” ini tidak benar. Bukan unconditional.
Kita dapat belajar dari ketaatan Yusuf. Karakter Yusuf itu luar biasa. Di dalam Kejadian 37, kita dapat temukan bahwa Yusuf adalah seorang adik yang tidak ikut terlibat dalam dosa atau perbuatan salah kakak-kakaknya. Memang dikatakan bahwa Yusuf sering menyampaikan berita tentang kakak-kakaknya kepada orangtuanya, Yakub, karena mereka berbuat salah. Seakan-akan Yusuf adalah seorang “tukang ngadu” atau “mulut bocor.” Tapi kita harus melihat hal ini dari perspektif positif. Ayat itu menunjukkan bahwa Yusuf adalah seorang yang tidak ikut terlibat dengan dosa kakak-kakaknya. Jadi, sejak muda belia, Yusuf tidak suka berbuat salah. Ia adalah pribadi yang memiliki integritas.
Maka, ketika dia diperhadapkan kepada pencobaan—yaitu bujukan Nyonya Potifar—dia bisa berkata dengan tegas: “Tidak, Nyonya.” Inilah yang kita sebut sebagai total submission, unconditional submission; ketaatan yang tidak bersyarat. Padahal, tentu nyonya Potifar ini cantik. Mengapa? Zaman dulu, istri pejabat itu dari masyarakat yang cantik. Mereka bisa mengambil siapa saja yang mereka mau untuk menjadi istrinya. Padahal, kita melihat Yusuf adalah orang yang terbuang dan tertolak. Dalam kondisi kesepian, terbuang, dan tertolak, lalu ada seorang wanita cantik mendekatinya, semestinya Yusuf akan menyambutnya. Namun Yusuf tahu bahwa hal ini bisa mencelakakannya. Maka Yusuf berkata, “Tidak!” Dalam Kejadian 39 dikatakan bahwa semua urusan rumah tangga keluarga Tuan Potifar diserahkan kepada dia sebagai penanggung jawab, kecuali nyonya; istrinya tidak ikut diserahkan. Dan dalam Alkitab dikatakan sang Nyonya berhari-hari membujuk Yusuf. Tetapi Yusuf berkata, “Bagaimana saya berbuat dosa sebesar ini kepada Tuhan, Allahku?” (Kej. 39:9)
Jadi sejatinya, setiap perbuatan yang kita lakukan harus selalu dikaitkan dengan Tuhan, “Apakah hal ini menyenangkan hati Tuhan?” Atau “Apakah hal ini melukai hati Bapa di surga?” Ini namanya integritas. Karakter Kristiani yang benar itu mestinya demikian. Dalam segala hal yang kita lakukan, harus selalu kita hubungkan dengan Tuhan, dengan Allah Bapa kita. Untuk itu, kita berlatih bagaimana hidup di hadirat Allah, dimana setiap saat kita menghayati kehadiran Allah dalam hidup kita atau kita menghayati bahwa kita sedang ada di hadapan Allah. Semua perbuatan kita itu pasti akan menimbulkan reaksi dari Allah atau perasaan-Nya. Masalahnya, kita menyenangkan hati Allah atau mendukakan Dia?
Sejak muda, kalau seseorang sudah belajar menghubungkan perbuatannya dengan Allah—yaitu mempertimbangan apakah perbuatan ini menyenangkan Allah atau mendukakan-Nya—maka ia akan terbimbing, ia akan tergiring menjadi manusia yang takut akan Allah. Perasaan takut akan Allah yang benar, kegentaran akan Allah yang benar akan membentuk karakter seseorang sehingga menjadi kebiasaan (habit), bahkan menjadi sebuah keberadaan (being). Jadi, kalau kita melakukan sesuatu yang baik, itu bukan karena kita sekadar mau melakukan (not just to do),
...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

Truth Daily EnlightenmentBy Erastus Sabdono

  • 5
  • 5
  • 5
  • 5
  • 5

5

3 ratings