2 Tawarikh 16:9a, “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”
Kalau sampai kita bisa intim dengan Tuhan, menjadi kekasih Tuhan, apa yang kita takutkan? Kalau kita memiliki intimasi dengan Allah, jadi kekasih Tuhan, pasti Allah akan membela kita. Ingat ketika Abraham masuk Mesir, pada masa paceklik atau kekeringan, satu hal yang menakjubkan, Abraham tidak kembali ke Ur-Kasdim. Dia mengambil risiko untuk masuk Mesir. Ternyata Mesir pada waktu itu diperintah oleh Firaun yang mata keranjang. Dia melihat Sara, dia mau menjadikan Sara sebagai istrinya. Tuhan memperlakukan Abraham istimewa. Tuhan obrak-abrik Firaun dan negeri Mesir. Abraham habis-habisan untuk Tuhan, maka Tuhan pulihkan, karena dia kekasih Tuhan.
Setiap kita punya masalah, bukan? Dan sering kali kita bersungut-sungut, marah. Mengapa tidak cari Tuhan? Bangun pagi, doa. Kalahkan rasa kantuk, sebab itu salah satu hal untuk kita menunjukkan kesetiaan. Ubah rutinitas, doa, temui Tuhan. Roh Kudus akan menuntun kita bagaimana menemui Tuhan; dalam doa pagi, atau firman yang kita dengar, dan lewat peristiwa hidup yang kita alami. Mata Tuhan menjelajah seluruh bumi, termasuk Jakarta, Bekasi, Tangerang, Medan, Kupang, seluruh Indonesia. Semua Tuhan perhatikan. Tuhan mau melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
2 Tawarikh 16:9b, “Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh! Oleh sebab itu, mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.” Maka, jangan kita melawan Tuhan. Abraham adalah sosok yang tidak melawan Tuhan. Disuruh apa saja, dia lakukan. Dia hidup, Dia nyata. Maka, harus kita temukan rencana Allah dalam hidup kita. Dan rencana Allah itu pasti, pertama, mengarahkan pada perubahan diri kita, perubahan kodrat, dan perubahan orang yang kita layani atau kita pengaruhi. Yang kedua, rencana Allah itu pasti besar. Sampai kita tidak sanggup mengerjakannya sendiri tanpa campur tangan Tuhan.
Seperti Musa yang disuruh ke Mesir membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, itu adalah proyek Allah yang besar. Mustahil bagi Musa, tetapi tidak mustahil bagi Allah. Masalah kita besar, maka serahkan dalam tangan Tuhan. Sebab perusahaan kita, usaha kita adalah milik Tuhan, everything we have belongs to God. Dan kalau itu kita klaim milik Tuhan dan kita memperlakukan itu dengan benar, maka kita tidak perlu minta-minta tolong Tuhan, pasti Tuhan tolong. Kita kerjakan bagian kita dengan sebaik-baiknya. Di luar kemampuan kita, Tuhan yang mengerjakan. Yang penting jangan sampai usaha kita maju, jadi lupa diri, malah masuk neraka. Tuhan sangat tertarik menolong kita, tetapi Ia lebih tertarik menyelamatkan kita di kekekalan.
Ingat, tidak ada orang yang bisa melarang kita menjadikan Tuhan kebahagiaan kita dan tidak ada orang yang bisa menghalangi kita menjadikan Tuhan satu-satunya harta kita. Maka, di mana pun kita berada—kapan pun, sedang mengerjakan apa, sakit atau sehat, kelimpahan atau kekurangan—kita tetap di hadirat Tuhan. Dan terus menghayati kehadiran Allah, keberadaan Allah yang hidup itu, supaya kita menjaga perasaan-Nya. Salah satu tokoh dalam Alkitab, Yusuf, dia bisa menjadi seorang yang takut akan Allah itu bukan dalam 1, 2, 3 tahun. Sejak muda dia tidak ikut terlibat dengan kejahatan kakak-kakaknya, sehingga dia bisa mengadukan kejahatan yang dilakukan kakak-kakaknya. Maka ketika dia mendapat kesempatan menikmati kepuasan daging, Yusuf berkata, “Bagaimana aku bisa melakukan dosa sebesar ini di hadapan Allahku?”
Tuhan memperhitungkan keadaan setiap individu. Maka, di kitab Ayub 1, Allah mengumpulkan beni Elohim—anak-anak Allah, dan Iblis ada di situ—Allah mengizinkan Iblis untuk mencobai Ayub. Dari kisah itu nampak bagaimana Allah menguji setiap individu. Mari kita berambisi untuk ditemukan Tuhan berkenan di antara manusia. Tidak peduli apa kata manusia tentang kita atau terhadap kita, yang penting di mata Tuhan kita berkenan.