Kawan Lama

Sebagian besar orang Indonesia, mengidam-idamkan untuk bisa berprofesi sebagai ASN atau PNS. Jika ditanya, rata-rata jawabannya adalah karena profesi tersebut membawa kestabilan finansial. Tapi, bagi sebagian yang lain (gue salah satunya) menjadi PNS adalah profesi yang paling dihindari. Tapi, rasanya tidak adil, jika kita tidak berusaha melihatnya dari dua sisi. Jadi, gue ngobrol dengan Dhienar, kawan yang sejak lulus dari bangku kuliah memutuskan untuk menjadi PNS. Bisa bertahankah seorang idealis berada pada kultur per-PNS-an?

Aim adalah salah satu kawan gue yang berani. Ketika banyak anak desa yang merantau ke kota dan memilih bertahan di sana, dia justru sebaliknya. Meskipun, ini bukan sepenuhnya pilihan dia dari awal. Tapi, dia berani menerima pilihan ini dengan penuh dan mendedikasikan hidupnya, sebagai anak muda, untuk menjadi Sekretaris Desa (Carik) pada salah satu desa di Jombang, Jawa Timur. Gimana rasanya kembali ke desa dan melayani masyarakatnya ketika sebenarnya dia bisa memperjuangkan pilihan selain itu?

Sebagian orang berpikir bahwa, perempuan yang menikah di usia lebih atau kurang dari "seharusnya" akan mengalami kerugian. Pun, untuk seseorang yang memilih menikah di usia muda, sering dilabeli dengan pertanyaan, yakin? Lalu pendidikan dan cita-cita kamu akan bagaimana? Tapi, apakah memang iya bahwa menikah di usia muda menghalangi kita untuk mencapai cita-cita?

Kali ini, aku ngobrol dengan teman lama di kostan dulu. Namanya Prabawati Hyunita Putri biasa dipanggil Putze. Mbak Putze ini adalah salah satu orang yang memandang pernikahan itu sebagai goal. Karena itu, dia tidak mentargetkan dan menuntut diri sendiri bahwa perempuan di usia sewajarnya (yang dianggap oleh masyarakat) itu harus menikah. Sekebal apa dia menanggapi pertanyaan di sekitar tentang kapan menikah? Dan, haruskah perempuan di usia 30-an merasa insecure kalau dia belum menikah?

Kenalin, namanya Iqbal. Salah satu pemimpi akut yang gue kenal. Berkawan dengan dia, membuat semua hal rasanya seperti mungkin. Kejar aja dulu, entah apapun hasilnya nanti. Mimpi aja dulu, entah nanti berapapun banyaknya gagal yang akan kita lalui. Seperti saat ini, Iqbal berhasil ada pada titik yang dia tuju, salah satunya adalah karena dia berani bermimpi saat itu. Iqbal percaya kalau setiap mimpi akan menemukan muaranya. Tapi, benarkah begitu?

Halo Semuanya! Selamat datang di podcast kawan lama. Di podcast ini gue akan ngobrol dengan kawan lama, orang-orang di kehidupan gue yang punya arti dan peran untuk membawa gue pada kehidupan yang sekarang. Seperti apa dan bagaimana mereka sekarang? Semoga, dari obrolan kami ini, kalian bisa menemukan insight menarik. Selamat mendengarkan!