Perspektif

Kebijakan Imigrasi Baru Trump Picu Kepanikan di Kalangan Imigran Ilegal Tiongkok


Listen Later

(Taiwan, ROC) --- Presiden AS, Donald Trump yang dilantik pada tanggal 20 Januari 2025 kemarin, mengeluarkan kebijakan imigrasi baru. Para ahli memperkirakan jalur pelarian warga Tiongkok ke AS melalui Amerika Selatan kemungkinan akan terputus total.

Banyak warga Tiongkok yang saat ini menunggu di Quito, ibu kota Ekuador, untuk masuk ke AS mungkin harus mencari alternatif lain, seperti pindah ke Eropa atau negara lain.

Mengenai pengumuman Trump yang akan menargetkan imigran tanpa dokumen dan melakukan deportasi terbesar dalam sejarah AS, hal ini telah menimbulkan efek kepanikan di kalangan komunitas Tionghoa yang masuk secara ilegal dan menunggu proses imigrasi.

Dilaporkan banyak orang yang pindah di tengah malam atau takut pulang ke rumah, khawatir ditangkap dan dideportasi.

Setelah resmi dilantik, Donald Trump segera mengeluarkan kebijakan imigrasi baru. Selain mengumumkan keadaan darurat di perbatasan selatan dan melaksanakan deportasi imigran ilegal, dia juga menutup aplikasi CBP One yang digunakan pencari suaka untuk reservasi masuk, dan mengirim 1.500 tentara aktif tambahan ke perbatasan AS dengan Meksiko untuk bergabung dengan 2.200 tentara aktif yang sudah ada, serta ribuan Garda Nasional (National Guard), dengan tujuan mencegah imigran ilegal melangkah lebih jauh memasuki wilayah AS.

 

Jalur Pelarian ke AS Melalui Amerika Selatan Terancam Terputus!

Banyak imigran ilegal yang sudah berada di perbatasan AS - Meksiko menjadi emosional dan menangis tersedu-sedu melihat impian mereka yang tinggal selangkah lagi kini hancur.

Faktanya, menurut statistik, dalam 4 tahun terakhir, ada hampir 50.000 warga Tiongkok telah masuk ke AS melalui jalur Amerika Selatan.

Namun, Pendeta Bob Fu (傅希秋), kepala China Aid di AS yang telah lama membantu pengungsi politik dari Tiongkok, memperingatkan bahwa setelah Trump berkuasa, jalur masuk ke AS kemungkinan besar akan terputus total.

Dia mengatakan, "Saya rasa bagi warga Tiongkok yang berencana masuk melalui jalur ini sebaiknya berhenti, karena ini akan membahayakan keselamatan mereka sendiri. Ada banyak bahaya di sepanjang jalan, dan mereka pasti tidak akan diizinkan masuk ke perbatasan AS. Tidak seperti di era pemerintahan Biden sebelumnya yang menyambut mereka. Jadi saya rasa pintu ini sudah tertutup, lebih baik masuk ke AS melalui jalur legal."

Melihat jalur ini terputus, banyak warga Tiongkok yang saat ini menunggu di Quito, ibu kota Ekuador, untuk masuk ke AS tampaknya terpaksa mencari alternatif lain, kemungkinan beralih ke Eropa atau negara-negara lain untuk mencari suaka.

 

Tidak Ada Ampun untuk Imigran Tanpa Dokumen di AS, Bahkan yang Tidak Memiliki Catatan Kriminal

Dalam kebijakan imigrasi baru Donald Trump, tidak hanya menargetkan imigran ilegal di perbatasan, tetapi juga akan dengan tegas mengusir imigran tanpa dokumen yang sudah berada di dalam AS, dan mengumumkan akan melakukan deportasi terbesar dalam sejarah AS.

Tom Homan, pejabat imigrasi pilihan Trump yang dijuluki Tsar Perbatasan, dalam wawancara dengan media menyatakan bahwa untuk menerapkan kebijakan imigrasi Donald Trump, mereka akan melakukan penangkapan massal, menekankan bahwa mereka tidak hanya akan menangkap imigran ilegal dengan catatan kriminal di komunitas, tetapi juga yang tidak memiliki catatan kriminal.

Penangkapan tanpa pandang bulu ini telah menimbulkan kepanikan di kalangan imigran Tionghoa tanpa dokumen yang menunggu proses imigrasi. Jie Li-jian (界立建), Wakil Ketua Markas Besar Gabungan Partai Demokrat Tiongkok di California mengatakan bahwa banyak yang pindah di tengah malam atau takut pulang ke rumah, khawatir ditangkap dan dideportasi kembali ke Tiongkok.

Dia mengatakan, "Mereka sangat tegang. Berdasarkan pemahaman saya, banyak teman imigran yang belum mendapatkan status legal, karena alamat mereka terdaftar di kantor imigrasi, mereka segera pindah atau tidak berani pulang ke rumah di malam hari. Karena petugas imigrasi bisa melakukan penangkapan di siang hari atau dini hari, mereka menghindari waktu-waktu tersebut, mungkin hanya pulang sebentar, mencoba berbagai cara untuk bersembunyi, seperti bermain kucing-kucingan dengan ICE (Immigration and Customs Enforcement)."

Selain itu, Jie Li-jian mengamati bahwa saat ini banyak lembaga, termasuk organisasi hak asasi manusia, telah menerbitkan panduan yang menginstruksikan bagaimana imigran tanpa dokumen harus menghadapi petugas ICE saat penangkapan.

Materi dan poster semacam ini dapat dilihat di mana-mana, yang menunjukkan tingkat ketakutan yang sangat tinggi di kalangan imigran tanpa dokumen.

 

Jika Mengalami Penganiayaan karena 5 Alasan Utama, Tidak Perlu Terlalu Khawatir

Bob Fu berpendapat bahwa jika imigran tanpa dokumen benar-benar mengalami penganiayaan dari Partai Komunis Tiongkok dan telah mendaftar ke sistem suaka AS, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir. Dia yakin Donald Trump akan tetap menghormati sistem hukum negara.

"Untuk imigran Tiongkok, jika mereka benar-benar mengalami penindasan di bawah rezim Partai Komunis karena lima alasan yang kredibel, yakni politik, agama, ras, etnis, dan kelompok sosial, dan telah mengajukan suaka dan masuk ke sistem suaka AS secara resmi, saya rasa mereka tidak perlu khawatir. AS tetap negara hukum, dan Presiden Donald Trump akan menghormati sistem hukum ini," terang Bob Fu.

 

Pemeriksaan Imigrasi Trump Lebih Ketat, Tingkat Persetujuan Mungkin Turun Drastis

Meskipun demikian, Bob Fu dan Jie Li-jian sama-sama percaya bahwa pemeriksaan kasus-kasus permohonan suaka di masa depan akan sangat ketat, sangat berbeda dengan era Joe Biden yang hampir tanpa pemeriksaan.

Tingkat persetujuan akan sangat rendah, dan bahkan jika disetujui, mungkin hanya akan diberikan kartu A10 untuk penundaan deportasi sementara, dengan peluang kecil untuk mendapatkan green card.

Jie Li-jian mengatakan, "Sangat ketat. Bahkan jika Anda tidak ditangkap dan mencari suaka politik sekarang, prosesnya akan sangat ketat. Mereka akan menanyakan banyak hal, dan tingkat persetujuannya sangat sangat rendah karena kebijakan saat ini sangat ketat."

 

Mendukung Kebijakan Imigrasi Baru, Tapi Berharap Trump Memberi Kelonggaran untuk Korban Penganiayaan

Meski demikian, Bob Fu dan Jie Li-jian mendukung pendekatan Donald Trump karena kebijakan imigrasi era Joe Biden terlalu longgar, memungkinkan banyak imigran ekonomi dan bahkan agen intelijen Tiongkok masuk ke AS, yang menjadi celah keamanan nasional AS.

Namun, mereka masih berharap pemerintah Trump dapat memberi kelonggaran kepada mereka yang benar-benar akan menghadapi penganiayaan atau bahaya jika kembali ke Tiongkok, dengan memeriksa kasus-kasus tersebut secara individual untuk melindungi hak asasi dan nyawa mereka dari ancaman Partai Komunis Tiongkok.

...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

PerspektifBy Yunus Hendry, Rti