Naif sekali rasanya kalau nasionalisme ditakar dari kecakapan menyusun narasi-narasi retorik agar dianggap heroik. Narasi-narasi persatuan, gotong-royong, dan segala perintilan atas nama kebangsaan dipamerkan sebagai bukti bahwa: "saya orang yang nasionalis”. Maka datanglah keresahan oleh hal-hal simbolik untuk mencintai Indonesia secara karnavalsentris.