Kopri Bersuara !

Seorang wanita tak akan lepas dari haid, nifas, dan kadang- kadang istihadhoh.. Namun sering terjadi salah kaprah dalam memahaminya. Banyak nih yang masih bingung terkait ketentuan-ketentuannya, apalagi mengenai amalan dan juga terkait apa sih yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan. So, tunggu apalagi? Simak sampai abis podcast ini.

Melihat fenomena didunia semakin unik, apalagi kalau kita membahas tentang identitas gender dan orientasi seksual yang semakin hari semakin beragam. Ada banyak orang yang penasaran dengan kelompok gender dan seksualitas minoritas. Di Indonesia sendiri pembahasan mengenai SOGIESC masih sangat jarang dibahas. Padahal SOGIESC sangat penting sekali diketahui masyarakat luas.SOGIESC hadir sebagai pelengkap pendekatan dari feminisme dan Hak Asasi Manusia. Kalau begitu, apa saja sih SOGIESC? Dan bagaimana seharusnya kita menyikapinya?? Ingin tau jawabannya?

Beauty standard menjadi hal yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Salah satu produk patriarki sekaligus kapitalisme ini sering kali merugikan banyak kalangan, dan kebanyakan korbannya adalah perempuan. Tak jarang kemudian kita temui banyak perempuan yang tidak pernah selesai dengan dirinya sendiri, hanya sebab dia tidak percaya diri dengan bentuk fisiknya yang tidak sesuai dengan standard patriarki.

Hai- haii Kopri Bersuara kembali lagiii🤩

Masih dalam suasana International Women's Day nih ya, pada kesempatan kali ini kita bakal ngebahas serba serbi yang berkaitan dengan IWD yang dilaksanakan tiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Nah kita bakal bahas bincang santai dengan sahabatii yang keren-keren.

Bagaimana sejarah IWD bermula?? Dan bagaimana refleksinya ? Sudahkah perempuan bebas dari stereotipe? ataupun dikriminasi? Ingin tau jawabannya?

Belakangan ini bannyak terjadi isu-isu yg kurang enak didengar oleh banyak kalangan,salah satunya isu terkait tindakan pelecehan seksual yg semakin hari semakin meningkat dan korbannya juga tidak memandang dari kalangan manapun. Hal ini membuat keresahan bagi semua kalangan. Tak terkecuali para kader kopri juga semakin geram dan ingin mewujudkan keadilan bagi kaum perempuan, lantas bagaimana peran kopri dalam menyikapi isu-isu tersebut?? Dan hal apa saja yang menjadi penyebab kekerasan semakin meningkat?

Pemberdayaan perempuan masih menjadi hal yang krusial dan tak asing lagi di telinga semua orang terlebih dalam berbagai aspek pembangunan. Namun, serba serbi pemberdayaan ini perlu dipertanyakan keberlangsungannya karena minimnya peran bagi perempuan dalam hal pembangunan. Sehingga menjadikan perempuan belum memiliki kesempatan dan peluang yang sama dengan laki-laki. Alih-alih perempuan masih dijadikan objek eksploitasi, mengalami subordinasi, serta adanya marginalisasi perempuan. Hal ini yang mengakibatkan sumber daya perempuan masih lemah dan belum menunjukkan hasil yang optimal, meskipun pemerintah telah berkomitmen dalam PUG (pengarusutamaan gender) yang dituangkan dalam dokumen kebijakan publik dan agenda pembangunan. Lalu sebenarnya bagaimana makna dari pemberdayaan perempuan yang selama ini berusaha digalangkan ? Kemudian tak lepas dari alasan apa yang melandasi adanya pemberdayaan perempuan? Dan juga upaya apa yang diusung pemerintah guna mewujudkan pemberdayaan perempuan tersebut?

Perbedaan laki laki dan perempuan membawa kesenjangan sosial yang tiada habisnya mendatangkan masalah dalam tatanan kehidupan manusia. Konstruk sosial gender yang melekat pada masyarakat membawa hubungan relasi yang terkesan terbatas dan kaku. Diskriminasi menjadi hasil dari praktik tersebut dan kerap menimbulkan permasalahan yang tidak hanya merugikan salah satu pihak namun keduanya. Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang sadar akan kesetaraan dan sudah lama melakukan perlawanan ini dan berusaha keluar dari jeratan budaya kuno. Perlawanan demi perlawanan terus dilakukan, sampai menuju era digitalisasi saat ini yang menjadi sumber konflik bukan hanya dari budaya saja melainkan praktik ekonomi kapitalis yang selalu ingin merauk pundi pundi rupiah dengan mengeksploitasi sumber daya manusia. Apakah hal ini harus dilanggengkan sampai masa yang akan datang? Terlepas dari semua itu, apa yang seharusnya kita lakukan ? Bukan hanya terus mengharapkan kesetaraan tapi kita juga harus memperjuangkan.

Polemik perdebatan objektifikasi pada perempuan masih terus berlanjut. Penyebabnya antara kontruk sosial patriaki atau ada masalah pada si perempuannya ?. Menghakimi bukan solusinya ! Tapi bila dikritisi semuanya pada memiliki dalih. Sejauh ini perempuan masih jadi objektifikasi tapi anehnya mulai kelamaan hal itu menjadi hal yang lumrah dan hal biasa. Bahkan disekitar kita praktiknya pun ada, tapi apakah kita sudah memiliki langkah kecil untuk menepisnya atau bahkan langkah besar untuk menyuarakan bahkan menyelapkan pada keadaan yang sudah mendarah daging ini.

Perempuan memilih peran adalah antologi dari sebuah konsep besar perempuan berdaya , tentunya tidak akan semulus itu untuk bisa berlenggang dalam panggung sosial yang telah terhimpun oleh konstruk besar . Berbagai permasalah internal maupun eksternal kian datang bagi mereka yang ingin melawan . Perempuan memilih seringkali menjadi sebuah tantangan. Seolah-olah perempuan harus memilih dan mengorbankan pilihan yang lain. Perempuan bebas melakukan segala hal tanpa dibatasi oleh pilihan, tanpa kekhawatiran akan penghakiman. Manusia hakikatnya merdeka. Laki-laki dan perempuan manusia yang merdeka.

Let's talk about this !

# Berbagi perspektif

# Kopri Bersuara

Berbicara feminisme tak luput dari pergulatan sengit berbagai kalangan. Banyak yang mempunyai stigma bahwa feminis adalah pandangan atau pemikiran yang ~tidak~ islami. Berangkat dari permasalahan dan kesenjangan kepatriakian, akhirnya banyak dari kalangan perempuan yang sadar dan merasa mengalami ketidakadilan. Mereka mencoba untuk keluar dari cengkaman budaya dan memperjuangkan atas hak haknya.

Lalu bagaimana arah feminisme dalam islam beserta konflik di dalamnya ?

Yesss !!! Listen NOW Episode 2❗❗