Share LiberTalk
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Libertas Fraternity
The podcast currently has 15 episodes available.
[MENOLAK LUPA PORSENIGAMA 2022]
Suporteran adalah fenomena yang kembali muncul pada Porsenigama 2022. Tak hanya para atlet yang semakin termotivasi, suporteran juga membawa angin segar pada mahasiswa yang penat dengan kesuntukan kelas. Berbagai chants pun dinyanyikan dengan lantangnya. Tak terkecuali yang dinyanyikan oleh para suporter Fakultas Teknik (Supersonik) yang mengundang banyak komentar di media sosial.
Dalam beberapa kesempatan, Supersonik dianggap menyanyikan chants yang seksis dan bersifat maskulinitas toksik. Misalnya pada salah satu chants yang berbunyi “hati-hati calon istri,” Supersonik beberapa kali menyanyikannya untuk merujuk pada suporter dari fakultas lain.
Lantas, apakah benar adanya bahwa terdapat bias gender dalam budaya suporteran di Fakultas Teknik? Jika ditarik lebih jauh, apakah bias ini juga berkembang di kehidupan sehari-hari civitas akademika Fakultas Teknik?
Dengan dipandu oleh Kiki dan Fauzi, Panji (Mahasiswa Fakultas Teknik UGM) dan Ayom (Pemimpin Harian LSF Cogito) akan saling melempar perspektif yang berbeda mengenai fenomena suporteran Fakultas Teknik.
Kebebasan menjadi topik menarik untuk diperbincangkan akhir-akhir ini. Mulai dari kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan berpikir, hingga kebebasan di ruang publik. Namun, sebelum membahas dan memperjuangkannya lebih lanjut, sebenarnya apa itu kebebasan? Apakah kebebasan adalah satu hal yang mutlak? Apakah kebebasan benar-benar melekat di diri individu sejak lahir?
KKN meninggalkan banyak pro dan kontra. Sebagian menganggap bahwa KKN masih relevan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, sebagian lainnya menganggap bahwa KKN sudah tidak relevan. Pada episode LiberTalk kali ini, Derry, Emma, Galih, dan Icha akan membahas seputar evaluasi kritis dari pelaksanaan KKN, mulai dari permasalahan umum seperti pemilihan lokasi, mahasiswa yang "dimanfaatkan" oleh perangkat desa, hingga kasus pelecehan seksual yang kerap terjadi di lokasi KKN.
Serial Maid bercerita tentang seorang perempuan yang memperjuangkan kesejahteraan dirinya dan anak perempuannya. Serial yang mengadaptasi buku Maid: Hard Work, Low Pay, and a Mother's Will to Survive karya Stephanie Land ini sangat sarat akan kompleksitas kesejahteraan perempuan. Beban gender di tengah masyarakat selalu menjadi permasalahan yang dihadapi oleh perempuan. Hal ini juga ada kaitannya dengan budaya patriarki yang telah mengakar kuat sejak lama. Salah satu output dari hal ini ialah feminisasi kemiskinan. Feminisasi kemiskinan merupakan hilangnya peluang-peluang dan kebebasan perempuan dalam menentukan pilihan hidup sehingga menjadikan mereka tidak memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam memperoleh fasilitas-fasilitas pendidikan, pekerjaan, perlindungan keamanan, keterlibatan politik, dsb. Dalam serial Maid (2021) feminisasi kemiskinan menjadi benang merah antar episodenya. Mulai dari perjuangan Alex sebagai penyitas emotional abuse dari pasangannya, keterbatasan untuk mengakses pendidikan karena hamil, dan upah kecil atas pekerjaannya.
Melalui podcast ini, dipandu oleh Refina, Fury dan Olanda akan membahas feminisasi kemiskinan dalam series Maid lebih dalam.
Masih tentang sepak bola, di episode ke-8 Aradi, Alton, dan 3 orang Fauzan akan membahas seputar ikatan kuat antara sepak bola, komunitas, dan identitas.
Ojan bersama keempat pembicara: Aradi, Naufal, Fauzan (1), dan Fauzan (2) akan berbicara tentang Rafi Ahmad, Atta Halilintar, serta sepak bola Indonesia
dalam episode LiberTalk kali ini, Astri dan Rosa bakal ngobrol bareng bersama Yohannes lebih dalam lagi mengenai fenomena gig economy
The podcast currently has 15 episodes available.