Tafsir merupakan madah yang paling sering diracuni oleh para orientalis dengan dalih relativisme dan desakralisasi. Hermeneutika dijadikan kaidah tafsir Alquran dan menjadikan konteks sebagai kiblat utama sehingga menghasilkan penafsiran sesat dan menyesatkan.
Solusi pertama dalam menangkal pemahaman sesat ini bisa dimulai dengan memahami hakikat tafsir dan kesakralan sumber serta kepakaran para mufassir. Pengetahuan akan hal tersebut dimulai dari pengetahuan akan mabadi asyarah ilmu Tafsir.