Truth Daily Enlightenment

Manusia yang Agung


Listen Later

Banyak orang Kristen, seperti banyak manusia lainnya, merasa hidup ini gratis. Kalau orang sudah berpikir hidup ini gratis, maka pasti dia tidak menyadari ada pertanggungan jawab. Di Kejadian 3, ketika Adam dan Hawa telah jatuh dalam dosa, Allah berkata, “Apakah kamu makan buah yang Kularang?” Pada akhirnya matilah manusia dan terkutuklah bumi. Itu adalah konsekuensinya. Jangan sampai kita ini melihat hidup seperti gratis, sehingga kita berpikir dan bersikap suka-suka. Itu sangat berbahaya. Karena nanti ada pertanggungan jawab, dan rata-rata kita ini belum menyadari bahwa suatu saat akan ada pengadilan Tuhan. Makanya kita harus back to the basic; kita kembali ke dasar, ke awal landasan kehidupan yang Tuhan tetapkan. Hanya manusia, makhluk ciptaan yang memiliki keberadaan seperti ini, yaitu memiliki hak dan kewajiban. Di sini kita menemukan keagungan makhluk yang disebut manusia. Oleh karenanya, manusia akan benar-benar menjadi agung, jika bukan saja memahami hak-haknya melainkan juga tanggung jawabnya, dan mengerti bahwa hak itu adalah anugerah. Manusia tidak dapat atau memang tidak boleh hanya memiliki salah satu; harus dua-duanya, yaitu hak dan tanggung jawab. Ini seperti sekeping mata uang yang memiliki dua sisi. Kalau sekeping mata uang hanya memiliki satu sisi, menjadi tidak sah. 
Kita dapat melihat dalam kehidupan manusia pertama, Adam dan Hawa, Allah menciptakan Eden atau bumi yang indah di mana manusia diberi kehidupan untuk menikmatinya dengan segala fasilitas. Inilah hak menikmati bumi. Tetapi manusia harus mengelola bumi dan memenuhinya, dan untuk itu manusia harus serupa dengan Allah. Sebab kalau tidak, bumi akan habis, rusak, manusia mati, dan bumi menjadi terkutuk. Makanya kita tidak bisa berharap bumi ini menjadi lebih baik. Maka Tuhan Yesus berkata, “Kamu bukan dari dunia ini, Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Jelas kita hanya menantikan kedatangan Tuhan dan membawa kita ke tempat di mana Dia ada, “Supaya di mana Aku ada, kamu ada.” Untuk itu, manusia harus bertumbuh dalam kedewasaan rohani agar manusia bukan hanya segambar dengan Allah, namun juga memiliki pikiran dan perasaan Allah.
Dari pikiran dan perasaan itu manusia bisa menciptakan kehendak. Namun kalau manusia hanya punya pikiran dan perasaan tanpa kualitas yang baik, maka kehendaknya menjadi kacau. Manusia harus memiliki pikiran dan perasaan yang benar agar bisa melahirkan keinginan atau kehendak yang sesuai dengan kehendak Allah. Makanya di Perjanjian Baru, firman Tuhan mengatakan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Kenapa? Sebab Kristuslah model manusia yang Allah mau. Jadi, hidup kita itu sebenarnya disita untuk menggumuli dan memperkarakan hal ini. Tidak boleh ada hal lain yang menyita hidup kita. Ini adalah rancangan Allah semula, yaitu menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Dia, supaya pikiran perasaannya dikuduskan, dan kehendaknya selalu sesuai dengan kehendak Allah, sehingga apa yang direncanakan bisa dipenuhi. Berhubung manusia telah gagal, bumi dikutuk oleh Allah, maka Allah menciptakan langit baru bumi baru. Dan kita memang dirancang untuk mengembalikan apa yang rencanakan Allah semula, yang bukan gagal melainkan tertunda dan akan dipenuhi oleh umat pilihan. 
Jika manusia tidak serupa dengan Bapa, artinya berkarakter buruk, maka manusia tidak bisa mengerjakan mandat yang Tuhan berikan, atau memenuhi tanggung jawabnya, dan manusia tidak dapat menikmati keindahan-keindahan yang Allah telah ciptakan. Oleh karenanya kita harus memperhitungkan, kalau kita hidup di dunia ini, tidak mungkin kita bisa menikmati kehidupan yang ideal. Selain bumi menumbuhkan onak dan duri, manusia harus berjerih lelah untuk melanjutkan perjalanan hidupnya yang singkat di bumi. Manusia telah menjadi rusak, dan kita melihat sekarang bahwa manusia semakin rusak. Oleh sebab itu, orang percaya karakternya harus diubah. Yohanes 14:27 mengatakan,
...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

Truth Daily EnlightenmentBy Erastus Sabdono

  • 5
  • 5
  • 5
  • 5
  • 5

5

3 ratings