Hai ibuku,
Tulisan tulisan ini adalah bukti bahwa saya lahir dari rahim seorang pecinta pulpen dan kertas. Kalau mereka bilang saya menulis karna patah hati atas seseorang yang tidak pernah saya kenal. Maka pastikan itu adalah kebohongan. Sepertinya saya tidak harus menjelaskan hal tersebut karena ibu tahu siapa seseorang yang masih menjadi alasan saya melakukan banyak hal. Seperti kata yang selalu kita nina bobokkan setelah bercerita panjang tentang banyak hal di pukul lewat 12 malam tentunya. Saya abadikan dalam energi untuk hidup yang tidak kenal menyerah pada medan juang.
"jika saya adalah alasan ibu untuk tetap hidup, maka ibu adalah alasan saya untuk hidup lebih baik"
Saya paham banyak hal bu, tentang pola pendewasaan yang selalu saja gagal sampai pada titiknya. Saya yang kadang masih takut melangkah padahal tau dewasa adalah tentang keberanian. Saya yang masih saja tergiur dengan pencapaian orang lain, padahal saya tau dewasa adalah tentang apa tujuan kita yang sebenarnya. Saya yang masih saja khawatir gagal setelah sakit berproses, padahal saya tau dewasa adalah tentang sampainya kita pada pematangan proses bukan hanya hasil. Tentang saya yang selalu khawatir ibu luka, padahal saya tahu dewasa adalah menjamin sedih ibu yang pastinya bukan karena saya.