Bagaimana masa depan jurnalisme "mainstream" dengan adanya terjangan informasi  media sosial  ?  Episode berikut merupakan lanjutan dari perbincangan bersama  Dr. Radita Gora, Dekan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) yang dulunya juga mantan jurnalis di  harian Jawa Pos.  Mas Gora adalah seorang doktor ilmu komunikasi , pemilik podcast Sarang Kodok.  Simak ya gaes ..hehe...

"Anjaay luh....dasar anjay.."  Begitulah celotehan bercanda para mahasiswi saya ketika saling mengolok-olok rekannya di klas. Podcast kali ini merupakan  episode interaksi saya dengan para mahasiswa semester 3 dari kelas Media Online yang dilaksanakan via zoom. Ini merupakan episode pertama "In the Class Room" yang akan mengetengahkan suasana dan materi saat saya mengajar di klas daring. BTW, Siapa bilang interaksi kelas via daring  sangat garing ? Ternyata bisa meriah kok ...hehee...Dengerin yaaa 

Bagaimana karakteristik  ilmu komunikasi massa ?  Dengarkan ya paparan untuk mata kuliah Teori Media/Komunikasi Massa ini. Terima kasih semua hehe..

Seorang youtuber mewawancarai seorang selebritis untuk konten You Tube-nya. Si pewawancara duduk sembarangan, sambil merokok, kemudian di tengah wawancara, berhamburanlah kata-kata  segala "isi kebun binatang" . Pasti pernah melihat konten-konten seperti ini kan ..hehe ?  Praktik  ini tidak pernah terjadi di ranah jurnalisme arus utama (mainstream), namun dianggap menjadi hal lumrah pada jurnalisme di media sosial (citizen journalism).  Nah, hal ini menjadi salah satu diskusi lanjutan saya dengan Dr.Radita Gora dari podcast Sarang Kodok. Pada segmen  keempat dari diskusi kolaborasi ini, kami mendiskusikan etika pada media sosial dan disrupsi yang menerjang industri media. Selamat menikmati !

Podcast kali ini merupakan segmen kedua dari kolaborasi saya dengan Podcast Sarang Kodok -nya Dr.Radita Gora. Segmen kedua kali mendiskusikan masalah pencurian data, etika media sosial , dan profesionalisme media mainstream (arus utama). Selamat mendengarkan !

Podcast kali ini merupakan  segmen pertama  dari kolaborasi saya dengan Podcast Sarang Kodok milik rekan saya sesama dosen ilomu komunikasi yakni  Dr. Radita Gora. Mas Gora ini adalah Dekan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Satya Negara Indonesia (USNI). Perbincangan kali ini diawali dengan perbincangan ngalor-ngidul dan mengerucut pada pembahasan masalah film yang sempat membuat heboh dan tampil  di Netflix, yakni The Social Dilemma, dilanjut dengan masalah Big Data serta.....Kimihime (hehee...). Selamat menikmati ...:)

Podcast ini merupakan materi mata kuliah Teori Media. Sorry kualitas suara kurang bagus, kebetulan pakai mic abal-abal  hehee...Mudah2an masih bisa dipahami ya. Nanti di postingan berikut yakni pada Teori Media #2 kualitas suara akan diperbaiki. Thanks 

Podcast kali ini bertajuk "Apa Pentingnya Kode Etik Jurnalistik Bagi Jurnalis ?". Berlaku sebagai host Wildan Hakim , kolega dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia  yang sebelumnya selama 6 tahun berkarir sebagai jurnalis di Detik.com dan Kantor Berita Radio KBRH. Sebagai narasumber adalah saya sendiri.  Sebelum menjadi dosen, saya telah berkarir sebagai jurnalis Kantor Berita Antara  selama 22 tahun. Perbincangan ini semula dibuat untuk konten youtube. Tapi kemudian saya perluas pula untuk konten podcast.

Apa pentingnya pemahaman Kode Etik Jurnalistik bagi seorang Jurnalis  ? Nah, dengarkan perbincangan saya dengan Mas Wildan Hakim, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia. Sebelumnya beliau sudah malang melintang selama 6 tahun menjadi jurnalis di Radio Kantor Berita KBRH dan di portal berita Detik.com. Semoga bermanfaat ya  !

Podcast kali ini adalah mengenai pengenalan atas jurnalisme media online dilihat dari karakteristik dan perbedaannya dengan jenis-jenis media lainnya.