Share Ngancani Sek
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Chafidz Maulana
The podcast currently has 9 episodes available.
Akhirnya sembari corona karena lupa ngedit. Episode keempat bagian pertama kali ini menampilkan kolega di perusahaan lama. seonggok entitas indefinisi. entitas ini membicarakan banting setir mobil baknya, dari seorang sarjana akuntan hingga corat-coret papan digital gara-gara bapaknya pemain game ulung. hmm...
Bagian keempat dari Eps.3 ini Trizi secara eksplisit menceritakan pengalamannya ketika pertama kali menanjakkan kaki ke tanah aborigin. dan bagaimana manusia tersebut berkontemplasi dengan alam, kultur, dan rasa hawa australia sana. dan memberikan perspektif ketika awal-awal menginjakkan kaki, do's and don'ts, berhaha-hihi, menikmati senja, serta menanggapi sesuatum dan kontemplasi dengan khalayak masyarakat disana.
Bagian ketiga dari Eps.3 ini saya terheran-heran dengan entitas bernama manusia ini. Mau-maunya dia berkeluh-kesah dan mengorbankan raga dan pikiran agar bisa berkuliah di negeri wool (katanya-katanya) aborigin sukunya (katanya-katanya) *hus malah nyanyi. Saya mengoprek intensi dia dari apa yang dipersiapkan untuk melancong ke negeri Commonwealth tersebut hingga berpijaklah seluruh elemen tubuhnya di tanah negara tersebut.
Bagian kedua dari Eps.3 ini saya dan Trizi berkilah untuk berbicara mengenai ketertarikan suatu istilah bernama musik dan kendaraan bermotor roda dua serta empat. Trizi menceritakan betapa senangnya melihat sebuah mobil ikonik dari Britania Raya dan motor dari tempat lahirnya Benito Mussolini. Berisik? bodo amat.
Episode ketiga bagian pertama kali ini menampilkan sahabat sambat IPA di pinggiran ibukota. teman satu band pada masanya, dan sukses dengan apa yang dikerjakannya. Trizi Afrianza (@triziafrianza) bukan 4G Afrianza, menceritakan singkat perEPCan dalam dunia teknik kimia. dan tentu dibumbui mengapa manusia yang satu ini akhirnya mencemplungkan diri ke ranah perkuliahan perteknik-kimiaan.
Bagian ketiga dan terakhir dari Eps.2 ini saya dan Nona membuka topik baru menilik ketertarikan terhadap era revolusi industri dan kekaguman seorang Nona terhadap Ratu Victoria yang memerintah pada era tersebut, Melihat bagaimana era tersebut merubah banyak hal di dunia ini dalam waktu yang tidak lama. Mengakhiri dengan membahas kepribadian masing-masing dan dampaknya terhadap kehidupan masing-masing individual yang bacot ini. Kalo lu masih nanya itu suara berisik blender, ketemu gua suruh sunat lu netijen.
Bagian kedua dari Eps.2 ini saya dan Nona masih bernostalgia semasa kuliah dulu, membahas hal-hal yang monoton namun membekas di otak. Dilanjutkan impresi saya saat mengenal lebih dalam dari pribadi seorang Nona yang mungkin tidak pernah disangka. Ketertarikan Nona terhadap "Queen of Jazz" Ella Fitzgerald seorang biduan jazz ternama di era 40-50an. Menarik memori yang sama saya sambungkan dengan ketertarikan saya terhadap khasanah musik di era 60an. Kali ini percakapan saya kutip lebih pendek, karena yaa emang biar motongnya gampang kali pas ngedit.. kalo masih ada yg nanya blender berisik, sentil meleduk lu..
Episode kedua kali ini menampilkan sahabat sambat hipotesa saya selama di jatinangor, satu SMA namun baru akrab akhirnya saat berkuliah di kota metropolitan tersebut yaitu Atrasina Winona (@atrsnwinona) seorang researcher dari salah satu breed environment social impact startup di Ibukota. Episode ini akan dibagi menjadi tiga bagian (karena total bacotnya 2,5 jam subhanallah) Bagian pertama ini saya dan Nona bercerita dari nostalgia semasa lalu di sekolah dan universitas hingga berkilah akan kehidupan pergolakan seorang researcher yang memperjuangkan impian dan cita-cita, Kalo ada yang tanya kenape berisik ada blender yaa namanya diluar udah untung dikasih tempat, gausah protes ya netijen.
Episode pilot dari ngancani sek kali ini, saya mengundang teman senja, kopi, lambung saya @njbarf.. berbicara ngalor ngidul seputar penantian dia untuk memilih jurusan kuliah, dari hal yang berbau terapan hingga ke hal yang dasar untuk pelajari, dan memercik hal-hal nostalgik dari masa lalu yang notabene saya sudah kenal dia dari zaman majapahit eh sorry maksudnya sekolah menengah pertama swasta yang cukup ikonik di Kota Depok. tentu dibumbui hal lucu menurut saya, dan misuh-misuh tidak jelas yang terjadi selama pembicaraan, kelamaan ya maap namanya juga baru.
The podcast currently has 9 episodes available.