Sudut Aktual Taiwan

Part 1. Isu Perubahan Iklim Kian Genting, Seluruh Penduduk Bumi Memiliki Tanggung Jawab


Listen Later

(Taiwan, ROC) --- Belahan bumi bagian utara diberitakan terserang gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan suhu yang terlampau panas tersebut harus berdampak pada meningkatnya frekuensi musibah-musibah seperti kebakaran hutan dan bencana banjir.

Di tengah kian panasnya suhu bumi membuat aksi melawan perubahan iklim kian digenjot, terutama bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Gelombang panas yang terlampau ekstrem melanda banyak kawasan di Benua Asia, Eropa hingga ke Amerika Utara. Suhu yang terlampau panas tersebut membuat puluhan ribu orang terancam mara-bahaya.

Apalagi meningkatnya frekuensi kebakaran hutan dan bencana banjir juga membawa kerusakan serius di banyak tempat.

 

Gelombang Hawa Panas Menyerang, Suhu Bumi Kian Tembus Rekor

Pemandangan warga bercucuran keringat di bawah terik matahari sudah menjadi hal yang semakin lumrah saat ini. Sebagian warga yang bermukim di belahan bumi utara merasakan hawa yang sangat terik pada sepanjang musim panas tahun ini.

Badan Meteorologi Amerika Serikat dan Eropa mencatat bahwa suhu pada sepanjang bulan Juni tahun 2023 telah mencapai rekor terpanas. Jika dibandingkan dengan data suhu rata-rata semenjak tahun 1991 hingga 2020, maka suhu pada bulan Juni tahun 2023 diketahui lebih tinggi 0.5C. Atau dengan kata lain, berhasil melampaui rekor yang pernah dicatat pada tahun 2019 silam.

National Center for Environmental Prediction (NCEP) Amerika Serikat juga memperlihatkan bahwa suhu rata-rata harian pada 3 hari dalam sepekan di awal bulan Juli tahun ini juga berhasil mencetak rekor baru.

Di antaranya adalah suhu rata-rata pada tanggal 6 Juli 2023 mencapai angka 17,23C, yang mana ini juga merupakan rekor tertinggi semenjak dimulainya pendataan suhu bumi pada tahun 1979 silam.

 

Suhu Death Calley AS Mencapai 53C

Suhu udara di kawasan Taman Nasional Death Valley, Amerika Serikat pada pertengahan bulan Juli dilaporkan mencapai 53,3C. Angka ini hampir mendekat rekor terpanas yang pernah dicatat di kawasan setempat, yaitu 56,7C.

Para ilmuwan menyampaikan, suhu yang sangat panas pada tahun 2023 ini diakibatkan oleh fenomena perubahan iklim, yang notabene manusia juga tidak turut lepas dari tanggung jawab yang ada.

Selain itu, fenomena El Niño juga memiliki peran penting bagi kian panasnya suhu bumi saat ini. Datangnya fenomena El Niño juga telah meningkatkan suhu di perairan Samudera Pasifik bagian timur khatulistiwa, dan hal ini juga serta-merta membuat suhu bumi kian hangat.

Gelombang hawa panas yang melanda bumi belahan utara juga telah mengakibatkan insiden kebakaran serius di kawasan pegunungan. Salah satu yang terparah adalah kebakaran hutan di Kanada yang telah berlangsung selama beberapa bulan belakangan, diberitakan telah menghanguskan lebih dari 10 juta hektar lahan.

Kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Kanada ini juga telah membuat asap tebal terbang menyebar ke negara-negara tetangga. Amerika Serikat telah merilis peringatan kualitas udara buruk di banyak kawasan setempat. Bahkan asap dari hutan Kanada terbang hingga menutupi sebagian wilayah Eropa.

 

Isu Perubahan Iklim Kian Mendesak, Kompeten Pemerintah Diuji

Kejadian serupa juga dialami oleh beberapa negara di Benua Asia, sebut saja Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara yang terletak di Asia Timur tersebut diberitakan menderita musibah banjir dahsyat.

Korea Selatan melaporkan bahwa bencana banjir yang menimpa kawasan mereka pada pertengahan Juli telah menewaskan lebih dari 40 orang.

Presiden Korea Selatan - Yoon Suk-yeol juga sudah merilis pernyataan yang menyampaikan bahwa kondisi cuaca yang kian tidak stabil saat ini akan menjadi hal normal yang harus dihadapi pada masa mendatang.

Ia juga telah memerintahkan otoritas berwenang di Korea Selatan untuk segera melakukan reformasi secara menyeluruh, serta mengevaluasi kembali kesigapan Korsel dalam menanggapi bencana.

...more
View all episodesView all episodes
Download on the App Store

Sudut Aktual TaiwanBy Yunus Hendry, Irfan Muhammad, Rti