(Taiwan, ROC) —- Seorang pemuda Tiongkok bernama Li Ying (李穎), yang sedang menempuh pendidikan di Italia, mendirikan akun "Teacher Li Is Not Your Teacher 李老師觀點" di platform "X".
Setiap hari, ia menerima kiriman dan memposting tentang peristiwa sosial yang terjadi di berbagai wilayah di Tiongkok. Banyak pemuda menganggap "Teacher Li" sebagai panutan, berharap menjadi "Teacher Li" berikutnya untuk mendorong kebebasan berbicara di masyarakat Tiongkok.
Namun, Li Ying menyatakan bahwa untuk menjadi blogger berita yang tanggap, seseorang harus melepaskan dan menanggung banyak hal. Oleh karena itu, ia tidak mendorong pemuda Tiongkok untuk menjadi "Teacher Li", melainkan mengajak mereka melalui perspektif mereka sendiri untuk melakukan hal-hal yang lebih bermakna.
Li Ying, yang berasal dari Anhui, Tiongkok, kini berusia 31 tahun. Pada tahun 2015, ia pergi ke Italia untuk melanjutkan studi, awalnya ia fokus pada pendidikan seni. Namun, tak disangka, ia kemudian menjadi seorang blogger berita.
Li Ying mengatakan, "Saya rasa, saya tidak belajar banyak di universitas di Tiongkok, jadi saya ingin pergi ke Italia, untuk memulai kembali pendidikan universitas saya, dari sarjana hingga pascasarjana. Saya berharap bisa belajar tentang pendidikan seni di Italia dan membawanya kembali ke Tiongkok, untuk membantu pengembangan pendidikan seni di Tiongkok. Tapi ternyata, pengaruh saya bukan lagi di bidang pendidikan seni, melainkan untuk Tiongkok secara keseluruhan."
Li Ying menyatakan bahwa menjadi seorang blogger berita adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapa saja, layaknya di Taiwan yang menjunjung tinggi kebebasan. Namun di daratan Tiongkok, hal ini memerlukan lebih banyak keberanian karena harus menghadapi berbagai regulasi dan hukum yang ketat.
Ia juga menambahkan bahwa banyak pemuda Tiongkok yang sebenarnya sangat berbakat. Li Ying percaya bahwa pemuda saat ini dapat melakukan lebih banyak hal yang beragam dan melakukannya dengan lebih baik lagi.
"Saya merasa apa yang saya lakukan hanyalah hal yang sangat dasar, tetapi para pemuda ini pada akhirnya akan melakukan hal-hal yang lebih penting. Jadi bukan soal saya tidak ingin mereka menjadi "Teacher Li", tetapi saya percaya mereka pasti akan melampaui "Teacher Li" dan melakukan hal-hal yang lebih bermakna," ujar Li Ying.
Mengalami 'Hari Seorang Teacher Li': Gerakan White Paper Mempublikasikan 341 Postingan dalam Sehari
Jika Anda masih ingin berperan sebagai 'Teacher Li', mari mengenal 'Hari Seorang Teacher Li'. Li Ying mengatakan, "Dalam beberapa tahun terakhir, saya biasanya bangun sekitar pukul 9 atau 10 pagi. Setelah bangun, saya akan mempublikasikan kiriman yang dikirim selama saya tidur karena ada perbedaan waktu. Setelah selesai, sekitar pukul 1 atau 2 siang, saya akan membuat makanan, memberi makan kucing, dan melakukan beberapa aktivitas pribadi. Sekitar pukul 5 atau 6 sore, kiriman baru akan datang, dan saya akan melanjutkan mempublikasikan kiriman tersebut. Di malam hari, saya akan membuat konten YouTube. Biasanya saya beristirahat sekitar pukul 1 atau 2 dini hari. Jika tidak membuat konten YouTube, saya akan melakukan kegiatan pribadi atau mengurus beberapa urusan di kehidupan nyata. Inilah cara saya menghabiskan tahun ini."
Li Ying menjelaskan bahwa dia memaksa dirinya untuk tidur 7 atau 8 jam setiap hari karena intensitas pekerjaan berita ini sangat tinggi. Pada 27 November 2022, saat Gerakan White Paper terjadi, dia pernah menerima 40 email dalam satu detik. Setiap melihat satu kiriman, jika tidak langsung dicatat, kiriman tersebut akan hilang seiring dengan banyaknya pesan yang masuk.
Seseorang pernah menghitung untuknya, dalam sehari dia mempublikasikan hingga 341 postingan.
Li Ying mengatakan, "Jika saya tidak cukup beristirahat, hal ini mungkin tidak dapat berlanjut dalam jangka panjang. Namun, jika ada berita besar seperti Gerakan White Paper atau kematian Perdana Menteri Li Ke-qiang (李克強), saya akan tidur lebih sedikit. Mengingat perbedaan waktu dengan Tiongkok, kadang saya tidur pada pukul 19:00 dan bangun di tengah malam. Ini memungkinkan saya untuk menyinkronkan dengan zona waktu di Tiongkok dan terus memberikan laporan secara terus-menerus."
Gerakan Kertas Putih yang Sempat Mengumandang Hingga ke Luar Negeri
Menjadi 'Teacher Li' Memerlukan Pengorbanan Diri untuk Menerangi Orang Lain
Li Ying menekankan, menjadi 'Teacher Li' berarti harus belajar untuk menyingkirkan emosi pribadi dan pandangan sendiri, dan harus sangat objektif serta netral dalam melihat setiap kiriman.
Li Ying mengatakan, "Khususnya ketika Gerakan White Paper dimulai, saat itu saya benar-benar meninggalkan subjektivitas saya dan secara objektif menyuarakan pendapat orang lain, bukan menggunakan materi mereka untuk mengungkapkan pandangan saya sendiri. Jadi, saya pikir jika Anda benar-benar ingin menjadi 'Teacher Li', pertama-tama Anda perlu menyingkirkan banyak emosi pribadi."
Kedua, Anda harus menghadapi tekanan besar, termasuk serangan dari internet atau kehidupan nyata, tekanan dari pihak resmi melalui berbagai cara, serta kemungkinan masalah ekonomi.
Keluarga di Tiongkok juga terkadang mendapatkan perhatian dari aparat polisi. Oleh karena itu, Li Ying yang berada di Italia, telah pindah rumah empat kali dalam setahun ini. Li Ying juga baru-baru ini mulai mengelola channel YouTube untuk mempertahankan pengeluaran hidup di Italia.
Li Ying mengatakan, "Saya sudah setahun tidak beristirahat, melakukan hal ini setiap hari, yang sebenarnya cukup melelahkan. Jadi, jika ada teman yang ingin melakukan hal ini, saya pikir sebaiknya mereka mencari orang-orang dengan pemikiran yang sama di internet, dan bekerja bersama agar tidak terlalu lelah. Tentu saja, saya pikir untuk generasi muda di masa depan, karena sudah ada platform yang menyediakan berita seperti ini, mereka sebenarnya bisa melakukan lebih banyak hal dari sudut pandang mereka sendiri, daripada meniru apa yang sudah ada."
Komitmen Li Ying dalam mengelola akun "Teacher Li Is Not Your Teacher 李老師觀" di platform X, telah menarik perhatian banyak warga Tiongkok untuk mengikuti postingannya setiap hari.
Jumlah pengikut "Teacher Li" di platform tersebut hampir mencapai 1,5 juta.
Li Ying mengatakan, "Dengan biaya rendah seperti ini, saya bisa melawan mesin negara Tiongkok. Ini mewakili nilai kebebasan berbicara yang saya yakini. Ketika seseorang memiliki kebebasan berbicara, mesin negara ini tidak bisa menghancurkannya. Dalam hal kebebasan berbicara, Anda tidak akan pernah bisa mengalahkan saya. Jika tidak ada kebebasan berbicara, saya rasa keberadaan saya tidak memiliki arti. Jika saya terjebak dalam sensor diri sendiri dan takut akan segala hal, maka sebagian besar penonton atau pembaca juga akan merasa takut. Namun, karena mereka melihat seseorang yang berani dan terus menyampaikan pesan untuk mereka, mereka yang berada di Tiongkok dan terjebak tidak bisa keluar akhirnya tahu kalau mereka tidak sendirian."
Akun "Teacher Li Is Not Your Teacher 李老師觀" disebut-sebut mampu "mengalahkan media besar dunia", dengan berbekal kekuatan individu.
Menanggapi tanggapan di atas, dia merasa bahwa media independen dan media profesional memiliki kondisi yang berbeda.
Li Ying mengatakan, "Media profesional perlu melakukan lebih banyak verifikasi dan penelitian dalam banyak hal, sedangkan bagi media independen, tekanannya lebih kecil. Mereka bisa berkomunikasi lebih langsung dengan kontributor dan mempublikasikan berita lebih cepat. Jadi, saya tidak berpikir ini adalah kemenangan penuh, tetapi lebih tentang kondisi dan perspektif yang berbeda. Saya rasa ini adalah hubungan yang saling mendukung. Saya bisa mengirimkan berita ini segera dan media profesional dapat mengolah lebih lanjut berita tersebut, yang saya rasa adalah hubungan yang sangat sehat."
Banyak netizen kemudian menyampaikan bahwa mereka selalu merasakan sisi tulus dari "Teacher Li" ketika ia diwawancarai oleh media.
Sambil tertawa, "Teacher Li" menyampaikan bahwa ini mungkin karena pengaruh didikan dari kedua orang tuanya.
Li Ying mengatakan, "Orang tua saya selalu mengajarkan saya untuk tetap rendah hati terhadap pencapaian dan kehormatan yang saya dapat, serta selalu memperhatikan orang lain dan mendengarkan mereka, bahkan menempatkan mereka di atas diri saya sendiri. Pendidikan ini membuat saya semakin kuat dan mendalam saat tumbuh dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga membentuk kepribadian saya seperti sekarang."
Li Ying menyatakan bahwa karakternya ini telah menjadi mekanisme perlindungan ketika ia mengalami perubahan besar dalam hidupnya.
"Karakter ini memungkinkan saya untuk tetap sabar dan tetap menjadi pendengar yang simpatik, meskipun menghadapi tekanan besar dari pemerintah Tiongkok dan masyarakat. Bahkan ketika orang-orang yang menentang atau menghina, saya tetap bisa berkomunikasi dengan mereka secara damai. Memang ada kalanya saya tidak bisa menahan diri ketika mereka berkata sangat kasar, tetapi saya tetap mencoba berkomunikasi dengan mereka, berharap mereka tidak terlalu ekstrem. Kadang-kadang ini berhasil. Jadi, saya pikir ini adalah kombinasi dari didikan keluarga dan terus memperdalam pemahaman ini selama proses masih terus berlangsung," tambah Li Ying.
Hubungan Keluarga Menjadi Lebih Baik, Berharap Ganti Profesi di Tahun 40
Terakhir kali Li Ying pulang ke kampung halamannya di Tiongkok adalah pada musim panas 2019 lalu, dengan kata lain sudah lebih dari 4 tahun ia tidak bertemu orang tuanya.
Dia mengatakan bahwa ketika berbicara di telepon, dia dan orang tuanya cenderung menghindari pembicaraan tentang masalah yang dihadapinya, hanya ingin memastikan satu sama lain tidak khawatir dan semuanya baik-baik saja. Namun, ia kemudian menyadari bahwa hubungan keluarganya justru "menjadi lebih baik". Lee Ying berkata: "Dari sudut pandang tertentu, ini memperbaiki hubungan saya dengan keluarga. Sebelumnya, setiap kali kami bertemu atau berbicara di telepon, pertanyaannya selalu 'Kapan kamu menikah? Kapan kamu punya anak?' atau 'Kapan kamu mulai bekerja? Di mana kamu akan bekerja?' Ini semua adalah pertanyaan yang sangat realistis. Tapi setelah mengalami semua ini, yang mereka minta dariku hanya lah 'hidup baik-baik saja'. Kami tidak lagi bertengkar dan semua orang saling berbaik hati."
Terakhir kali Li Ying pulang ke kampung halamannya di Tiongkok saat musim panas tahun 2019, atau dengan kata lain sudah lebih dari 4 tahun ia tidak bertemu orang tuanya.
Dia mengatakan, ketika berbicara di telepon, dia dan orang tuanya cenderung menghindari pembicaraan perihal masalah yang dihadapinya, hanya ingin memastikan satu sama lain agar tidak khawatir dan semuanya baik-baik saja.
Li Ying mengatakan, "Dari sudut pandang tertentu, ini malah memperbaiki hubungan saya dengan anggota keluarga. Sebelumnya, setiap kali kami bertemu atau berbicara di telepon, pertanyaannya selalu 'Kapan kamu menikah? Kapan kamu punya anak?' atau 'Kapan kamu mulai bekerja? Di mana kamu akan bekerja?' Ini semua adalah pertanyaan yang sangat realistis. Tapi setelah mengalami semua ini, yang mereka minta dariku hanya lah 'hidup baik-baik saja', Kami tidak lagi bertengkar dan semua orang saling berbaik hati."
Menjelang usia 30 tahun, Li Ying berharap dapat melanjutkan studi doktoral di Italia dan ingin menjadi sosok 'Teacher Li' untuk sektor pendidikan pada masa mendatang.
Jika dia masih menjadi sosok 'Teacher Li' di dunia jurnalisme ketika berusia 40 tahun, maka itu berarti tidak ada perubahan besar yang terjadi di Tiongkok, dan itu bukan masa depan yang dia inginkan.