Ternyata kita Tak Selamanya Utuh.
Katamu, ada banyak kesedihan yang perlu disembunyikan. Tak semuanya juga perlu diungkapkan. Tak semuanya juga perlu diceritakan.
Kita hanya perlu peluk, untuk bisa menenangkan. Cukup menghening sejenak, agar bisa membicarakan.
Karena sudah sangat jauh rasanya kita tak pernah memberi kabar. Sudah terlalu jauh rasanya jarak di antara kita.
Bertahun ya, tak bersitatap dan bersuara. Apabila melihat bola-bola matamu bercerita. Akankah hidup akan seriuh ini untuk selamanya?
Bertahun lamanya kita tak ingin saling ragu, juga tak pernah memberi tahu tentang rindu.
Bertahun.... ternyata saat semua cerita tak dapat dibagi sama rata. Semua hanya sebatas hampir yang tak pernah jadi ingin.
Satu tanyaku, kabarmu gimana? Semoga doa-doa dan harapan jadi penemu di antaranya. Semoga cemas yang berteman baik dengan hati tersampaikan menjadi candu ke dalam jiwa.
Satu pintaku, agar rindu semakin mekar, walau sempat patah.
Satu pintaku, agar rindu semakin tumbuh, walau tak pernah dibercandakan seperti dulu.
Bisa untuk tidak membahas kangen-kangenan dalam sedetik waktu? Ya, rasanya gak gampang walau tak pernah dirasakan.
Dan ternyata tak semua perlu diceritakan.
Dan kuharap, ada ruang untuk kita saling bertukar jiwa. Agar selamanya diawali bersama, walau kita tak utuh selamanya. ©@arifrahmanko