Guna memberdayakan para penyandang disabilitas dalam membangun beragam pergerakan, memastikan agenda-agenda pembangunan yang inklusi dan mewujudkan persamaan hak-hak dan kesempatan untuk semua. Disability Rights Fund (DRF) memberikan sumber daya kepada organisasi-organisasi yang dipimpin para penyandang disabilitas, khususnya di Afrika, Asia, Kepulauan Pasifik dan Karibia, yang memimpin upaya-upaya untuk memastikan hak-hak untuk semua penyandang disabilitas. Melalui pemberian dana, advokasi dan bantuan teknis, DRF mendukung organisasi dari, oleh dan untuk para penyandang disabilitas (DPO) untuk menggunakan kerangka kerja hak-hak dan pembangunan global, seperti misalnya Konvensi tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas (Convention on the Rights of Persons with Disabilities - CRPD) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) untuk memastikan tidak ada yang ditinggalkan.

Lalu bagaimana kemitraan yang terjalin antara Disability Rights Fund (DRF) dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) selama ini? Kerjasama apa saja yang sudah dilakukan antara keduanya di Indonesia?

Temukan jawabannya bersama dua narasumber, Maulani A. Rotinsulu selaku Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) dan Dwi Ariyani selaku Program Officer Indonesia Disability Right Fund, di episode 6 Podcast Perempuan Disabilitas, Speak UP! Dengan tema "Disability Right Fund (DRF) Mitra Disability People Organisation (DPO)".

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

Sebagai upaya untuk memperbaiki sistem penegakan hukum dan akses keadilan bagi perempuan disabilitas, memperbaiki layanan kepada korban Kekerasan Berbasis Gender khususnya di masa pandemi, serta penguatan dukungan pendamping, keluarga, komunitas, dan/atau tokoh masyarakat kepada korban atau penyintas kekerasan berbasis gender, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) telah melakukan survey singkat dan diskusi kelompok terfokus secara daring.

Analisis mengenai dampak Covid-19 pada kekerasan berbasis gender terhadap perempuan disabilitas di Indonesia mengungkap sejumlah isu penanganan kasus yang muncul di masa pandemi dan isu lama yang dalam masa pandemi semakin mendesak untuk segera dibenahi.

Apa saja hasil temuan HWDI terkait berbagai isu kekerasan berbasis gender di masa pandemi dan seperti apa upaya penanganannya?

Kita akan berbincang bersama dua narasumber, Chandra Sugarda selaku Spesialis Gender dan Inklusi Sosial dan Veni Siregar selaku Sekretaris Nasional Forum Pengada Layanan (FPL), di episode 5 Podcast Perempuan Disabilitas, Speak UP!

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

Indonesia telah meratifikasi Convension on the Right of Persons with Disabilities (CRPD)  pada tahun 2011, dan mengesahkan Undang-Undang no 8/2016 tentang penyandang disabilitas pada tahun 2016. Meskipun sudah ada payung hukum untuk menghormati, melindungi dan  memenuhi hak -hak penyandang disabilitas, namun faktanya implementasinya sampai sekarang masih belum maksimal. Roh yang sangat penting dalam CRPD adalah mengubah cara pandang masyarakat Indonesia terhadap penyandang disabilitas.

Seperti apa perubahan cara pandang yang dimaksud? Bagaimana Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia terus mendorong perubahan paradigma ini? Temukan jawabannya bersama dua narasumber, Maulani A. Rotinsulu selaku Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) dan Jenni Rosanna Damayanti selaku wakil ketua HWDI/ Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat, di episode 4 Podcast Perempuan Disabilitas, Speak UP! Dengan tema “Perubahan Paradigma terhadap Penyandang Disabilitas” hasil kerjasama KBR dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI).

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

Kita akan cari tahu bagaimana sebetulnya permasalahan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas terhadap berbagai layanan publik, misalnya pendidikan, kesehatan, pekerjaan, transportasi, hak politik, pendampingan hukum, dan lain-lain.

Ini penting sebab masih banyak perempuan penyandang disabilitas di Indonesia yang mengalami berbagai hambatan aksesibilitas. Selain itu mereka juga seringkali mengalami double diskriminasi. Pertama karena mereka penyandang disabilitas, lalu mereka juga perempuan.

Akan diabahas dalam Podcast Perempuan Disabilitas,Speak Up! narasumber, yaitu Maria Un selaku Ketua DPD HWDI Sulawesi Selatan dan Nurul Saadah selaku Direktur SAPDA.

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

Memiliki keterbatasan fisik (disabilitas) bukan penghalang bagi perempuan harus tetap aktif dan ikut berkontribusi dalam kemajuan bangsa Indonesia. Perempuan penyandang disabilitas juga dapat berdaya, mandiri dan berprestasi dalam pembangunan. 

Tapi tahukah anda, apa saja ragam disabilitas yang perlu kita ketahui? Bagaimana kita berinteraksi dengan mereka? Kita akan cari tahu jawabannya bersama narasumber di episode 2 Podcast Perempuan Disabilitas, Speak UP! Dengan tema "Yuk, Mengenal Ragam Disabilitas" hasil kerjasama KBR dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Nila Krisnawati (Penyandang Disabilitas Rungu) - pengurus DPP HWDI, Andira Pramatyasari (Penyandang Disabilitas Netra) - Pengurus DPP HWDI, Echi Permatasari (Penyandang Disabilitas Fisik, pengguna kursi roda dan motor roda 3) pengurus DPP HWDI, Ati Maulin (Peyandang Disabilitas Mental) selaku Anggota HWDI, Faiza (Penyandang Disabilitas Intelektual) selaku Anggota HWDI.

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

Hingga saat ini perempuan disabilitas dianggap sebagai kaum yang termajinalkan, baik secara kultural maupun secara struktural. Perlakuan diskriminasi masih banyak diterima oleh  perempuan disabilitas, dari segi sosial, hukum, ekonomi, pendidikan dan dari segi pelayanan kesehatan. Hal ini terjadi  karena masih minimnya pemahaman masyarakat tentang konsep dan keragaman disabilitas.

Menyikapi hal tersebut, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) sebagai sebuah lembaga yang mewadahi para perempuan dengan disabilitas di Indonesia memiliki  peran yang cukup besar dalam proses pendampingan memperjuangkan keadilan para perempuan disabilitas agar dapat memperoleh hak yang sama dengan yang lainnya.

Seperti apa peran HWDI dalam memperjuangkan hak-hak perempuan disabilitas? Mengapa perlindungan hak-hak perempuan penyandang disabilitas di Indonesia masih sangat minim? Kita akan bahas soal ini bersama narasumber Walin Hartati selaku Sekretaris Umum HWDI  dan Revita Alvi selaku Sekretaris I, Project Manager HWDI di  Podcast Perempuan Disabilitas, Speak UP! 

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]