Bercengkerama dengan logika, itulah yang kulakukan ketika perasaan mulai menggrogoti pikiran. saya masih bingung untuk melangkah maju atau mundur. memang sebuah keputusan yang sulit.
saya hanya ingin memberinya sebuah pilihan, cemburu, mungkin kata itu tidak pantas. saya hanya ingin kau menentukan pilihan.
Padahal saya sendiri tahu kalau hati manusia tempatnya berubah-ubah.
tidak ada kelebihan, tapi seakan saya mengagungkannya. Seakan harapan yang kutitipkan akan dijaga.
saya yang keliru, dari awal memang salah menempatkan harapan ini.
Bersandar pada yang biasa, berharap bisa ditenangkan sedemikian rupa.