Kita adalah sepasang nyaman yang kian kacau. Mungkin dari awal kita memang hanya sepasang daun yang saling bertaut, namun tidak berada pada pohon yang sama. Maaf. Tapi kali ini, kita benar-benar harus menyerah. -Ditulis dan disuarakan oleh: Evita Khairunnisa.

Entah itu masuk akal atau tidak. Cukup kamu tahu apa yang kamu mau. Maka semua akan menjadi seru. Ditulis dan disuarakan oleh : Evita Khairunnisa.

Kadang kita suka membandingkan. Kadang kita menjadi lupa caranya menilai. Semua itu wajar. Tapi wajar belum tentu benar. -Ditulis dan disuarakan oleh : Evita Khairunnisa.

Kali ini ada yang berbeda. Kali ini kita harus ada jarak. Kali ini kita harus ada kata "tidak apa-apa". -Ditulis dan disuarakan oleh : Evita Khairunnisa.

Bagaimana jika aku tidak pernah menjadi apa-apa? Bagaimana jika aku tidak pernah jatuh cinta? Bagaimana jika aku tidak pernah bahagia? Bagaimana jika aku tidak pernah seperti apa yang kamu kira? -Ditulis dan disuarakan oleh : Evita Khairunnisa.

Jangan kau benci jarak! Biar dijelaskan, bahwa hati akan selalu terekatkan. -Ditulis dan disuarakan oleh: Evita Khairunnisa.

Sore ini, aku melihatmu. Kau sedang duduk memeluk lutut di depan jendela kamarmu. Bosankah? Kualihkan mataku menatap ujung-ujung sepatuku. Bersiap berlari. Bisa jadi akan kutemui lagi kamu - kamu yang juga tengah menatap bosan pada senja sore ini. -Ditulis dan disuarakan oleh : Evita Khairunnisa.

Bagiku, dulu mereka adalah plagiat sabda yang mengada - ada. Tapi lambat laun aku meniru. Belajar dengan sadar. Ada proses yang membijaksanakan pikiran tanpa perlu dinalarkan. -ditulis dan disuarakan oleh: Evita Khairunnisa.

Selamat malam hati yang letih! Selamat malam hati yang masih kecewa! Dan selamat malam pula hati yang terukir senyum! -Ditulis dan disuarakan oleh: Evita Khairunnisa

Perkenalkan aku lewat puisi! Perkenalkan aku lewat senandika! Silakan dengar dengan telinga nurani! -ditulis dan disuarakan oleh: Evita Khairunnisa