Menurut Djagad Pramoedjito, salah seorang pelaku Sandur, secara filosofis Sandur merupakan bentuk kiasan dunia dan kehidupan. Antara jagad besar dan jagad kecil.
Hal itu, lanjut dia, dipertegas dari beberapa unsur yang dihadirkan dalam pertunjukkan seperti, arena tempat pertunjukan (blabar janur kuning) sebagai bentuk representasi jagad besar (dunia). Selain itu juga ditunjukkan dari tembang (lagu), tembung (cerita), dan juga properti (alat).
Termasuk, anak wayang yang direpresentasikan sebagai jagad alit (dunia kecil) atau manusia itu sendiri. Dalam pertunjukkan Sandur, terdapat empat anak wayang yang mewakili empat sifat manusia. Serta satu yang menjadi pengendali pertunjukkan adalah Germo sebagai representasi blegere sukma (atau yang bersifat menggerakkan hati).
Dan elemen pendukung lain dalam sifat manusia, seperti jaranan sebagai representasi nafsu manusia.