Setelah berbulan-bulan hiatus karena sibuk (dan mager), seorang pengangguran ini berusaha kembali ke dunia podcast saat bulan Ramadan. Alih-alih tarawih, ia malah bicara soal puasa, teater, dan JKT48 di satu pembicaraan yang sama. Setidaknya, ini bagian yang layak tayang, karena sisanya berbahaya.

Masih ngelanjutin obrolan dari part sebelumnya, yang nggak jauh-jauh dari "tetap jadi diri sendiri" dan berusaha merefleksikan apa yang sudah kita lalui di masa-masa menyebalkan ini. Dengerin aja dah. Bingung mau nulis apaan.

Gara-gara pandemi, Twitter menjadi tempat pelarian untuk bersosialisasi. Tapi siapa yang bisa nyangka kalau sesi kenalan itu membuat kita ketemu dengan orang yang sama-sama lagi struggle untuk jadi diri sendiri?

#SPOILERALERT: Mencoba mengulas sekuel—atau lebih tepatnya spin off—dari film "Train to Busan" yang sekarang lebih terasa seperti Hobbs and Shaw tapi ditambah zombie. Tidak heran ketika beres nonton mungkin akan muncul reaksi "Loh eh, kok gini sih?!"

Dalam episode kali ini, masih dengan teman bicara yang sama di episode sebelumnya, kita membahas tentang penerapan AI di kehidupan sehari-hari, stereotipe wibu di jurusan informatika, kemudian menanggapi perilaku "manusia" di internet.

Sobat yang satu ini menceritakan apa saja yang sudah ia alami di bidang yang ia kerjakan sekarang. Menariknya, semua terjadi karena warnet. Kenapa tuh?

SUDAH ADA WACANA KULIAH OFFLINE NIH! Masih dengan teman ngobrol yang sama, Si Orang Subang, yang kini membahas soal "culture shock", circle pertemanan, dan ALASAN KAMU JANGAN MENYESAL DENGAN JATINANGOR!

Dalam episode perdana PSK kali ini, hadir seorang mahasiswa dari Subang yang menjelaskan alasannya kuliah di Jatinangor dan bagaimana ia bisa sampai di sana. Selain itu, kami juga membahas fenomena "salah jurusan" yang selama ini menjadi mitos di dunia perkuliahan.