Menjadi seorang praremaja lebih berat dari kelihatannya. Tubuh mengalami perubahan, sehingga kita tidak tahu harus berbuat apa dengan emosi yang meluap-luap. Kadang kita hanya ingin menangis, kadang semua berjalan seperti keinginan kita. Ada jutaan anak lain yang sedang melalui pengalaman serupa, walau kita berbeda-beda. Mungkin, kamu berkulit hitam, putih, atau sawo matang, atau kau berambut merah dan mungkin kamu tidak punya anjing bernama Missy atau tetangga yang menyebalkan. Tapi asal tahu saja, kalian tidak sendirian melalui masa praremaja ini. (Elizabeth Haney, 11 tahun). Mungkin kalian juga merasakan apa yang dialami oleh Elizabet Haney? Buku ini adalah 101 kumpulan tulisan anak-anak praremaja di Amerika Serikat. Penulis berharap semoga kisah-kisah didalamnya membantu kalian menemukan persahabatan yang lebih baik, memilah emosi dan mengambil pilihan hidup yang terbaik. Sadari bahwa kalian dapat melakukan sesuatu yang berarti sekarang juga. Kalian tidak perlu menunggu hingga dewasa untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kalian punya kekuatan dan mampu melakukannya sekarang. Yang terpenting, nikmatilah masa-masa praremaja kalian! Dan... jangan, jangan pernah menyerah dalam mewujudkan impian kalian.

Persahabatan itu takdir. Bahwa kita semua terlahir ke dunia dengan suratan saling bertemu dan berjalan berangkulan. Persahabatan itu misteri, kemunculannya tidak disangka, dan lamanya tidak bisa ditebak. Persahabatan itu kekal, bahwa jarak dan waktu tidak akan menggerus intinya, bahwa usianya tidak akan menentukan dalamnya rasa. Persahabatan itu menjaga tapi tidak mengikat, bahwa di dalamnya kamu tidak akan kehilangan jati dirimu, maupun kebebasan untuk memilih jalan hidupmu. Jika kamu mau mengakui dan mau menjalani, barangkali persahabatan juga menawarkan cinta. What's more beautiful than falling in love with that one person who knows you inside out? Barangkali inilah persahabatan yang dipercaya oleh Vira, Jojo, Albert, dan Lilian yang merupakan tokoh utama dalam buku ini. Kamu bagaimana?

Tidak bisa pungkiri bahwa setiap detik terjadi perubahan. Apalagi kondisi saat ini, dimana pandemi Covid-19 membawa perubahan di berbagai lini kehidupan. Namun perubahan tersebut tidak serta merta membuat kita mampu beradaptasi untuk menyikapinya. Apa saja pilihan kita dalam bereaksi atas segala hal yang berubah disekitar kita, sementara kita tidak memiliki kontrol di dalamnya? Pustaka Kelana merekomendasikan buku Ayo Berubah, 7 Kiat Jitu Mengelola Perubahan. Ada banyak hal yang menginspirasi di dalam buku ini agar kita lebih bijaksana dalam mengatasi berbagai perubahan hidup.

Buku ini bercerita tentang seorang gadis kecil yang bernama Laura yang tinggal di padang rumput bersama dengan keluarganya. Ada banyak cerita mengenai kehidupan mereka yang sulit dan juga berbahaya. Namun, ada juga banyak cerita lucu dan bahagia yang bisa kita temukan di dalamnya.

Kisah ini dimulai dengan seorang bernama Sabari yang jatuh cinta pada seorang gadis bernama Marlena. Namun, kisah cintanya tidak berjalan dengan mulus. Ada banyak yang dilakukan Sabari demi meraih hati sang pujaannya, mulai dari menulis banyak puisi, hingga setelah lulus SMA ia bekerja di tempat ayahnya Marlena. Ia bekerja dengan giat hingga menjadi pegawai teladan. Meskipun begitu, Marlena tetap tidak berpaling kepada Sabari. Hingga suatu saat, Marlena Hamil, entah oleh siapa. Untuk menutupi aib keluarga, Marlena terpaksa menikah dengan Sabari. Karena cintanya, Sabari menerima Marlena apa adanya. Sang bayi pun terlahir ke dunia, Ia bernama Zorro. Meskipun bukan ayah kandungnya, Sabari merawat Zorro dengan baik. Cerita yang dibacakan di podcast kali ini diambil dari salah satu bab berjudul Ayah yang Bersembunyi (halaman 178).

Robinhood yang ada di Betawi tidaklah sama dengan Robinhood si jago panah dari hutan Sherwood, Inggris. Tapi setidaknya, baik yang di Betawi maupun yang di Inggris, keduanya mempunyai sifat-sifat yang sama, yakni selalu ingin membela kaum tertindas. Judup Robinhood dari Betawi sengaja dipilih untuk mempertegas bahwa sejak dulu di wilayah yang kini menjadi ibukota negara telah ada perjuangan melawan kaum penjajah dan para tuan tanah antek-antek mereka. Buku ini, berisikan kumpulan tulisan tentang sejarah Jakarta, juga menuturkan aspek-aspek kehidupan lain dari pendudul asli Jakarta, seperti kesenian mereka, pengobatan, humor, dan tempat-tempat bersejarah di ibukota, dengan tokoh-tokoh sejarahnya.

ARSWENDO ATMOWILOTO (1948 - 2019)

Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 26 November 1948, dan meninggal di Jakarta pada tanggal 19 Juli 2019 di umur beliau yang ke 70 tahun. Profesi beliau adalah penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan KOMPAS. Ia menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film. Beliau sudah belasan kali memenangi sayembara penulisan, menangkan sedikitnya dua kali Hadiah Buku Nasional, dan mendapatkan beberapa penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat ASEAN. Karya-karyanya yang pernah terkenal seperti "Imung", "Keluarga Cemara", "Senopati Pamungkas (cerita silat)", "Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku", dan "Canting" diangkat sebagai drama serial di televisi. Ia juga menulis buku "Telaah tentang Televisi" serta "Mengarang Itu Gampang", yang belasan kali cetak ulang.

Buku "Dua Ibu" ini menarik karena cerita dan gaya penulisannya yang unik dan jujur pada realita kehidupan yang dijalani oleh para tokoh-tokoh ceritanya. Seperti yang dituliskan oleh sang Penulis di dalam Sinopsisnya, bahwa ini memang kisah kasih dan sayang, kisah perjalanan seks, kisah perkawinan, dan juga kisah kematian yang pendek. Ditulis dengan gaya album. Menyajikan suasana per adegan, tidak selalu berurutan tetapi berangkaian, kadang membawa emosi, menyeret kenangan, dan melahirkan penilaian.

Dalam kehidupan ada dua macam ibu. Pertama, sebutan untuk perempuan yang melahirkan anaknya. Kedua, sebutan untuk perempuan yang merelakan kebahagiaannya sendiri buat kebahagiaan anak orang lain, dengan rasa bahagia pula.

Yang paling istimewa jika dua macam sifat itu bergabung menjadi satu. Aku bisa bercerita karena aku memiliki. Aku memiliki dan ia kupanggil Ibu. Begitulah pengakuan Mamid. Demikian juga pengakuan delapan anak yang lain yang dikeluargakan karena kasih sayang ibu dan ayah.

ARSWENDO ATMOWILOTO (1948 - 2019)

Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 26 November 1948, dan meninggal di Jakarta pada tanggal 19 Juli 2019 di umur beliau yang ke 70 tahun. Profesi beliau adalah penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan KOMPAS. Ia menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film. Beliau sudah belasan kali memenangi sayembara penulisan, menangkan sedikitnya dua kali Hadiah Buku Nasional, dan mendapatkan beberapa penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat ASEAN. Karya-karyanya yang pernah terkenal seperti "Imung", "Keluarga Cemara", "Senopati Pamungkas (cerita silat)", "Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku", dan "Canting" diangkat sebagai drama serial di televisi. Ia juga menulis buku "Telaah tentang Televisi" serta "Mengarang Itu Gampang", yang belasan kali cetak ulang.

Buku "Dua Ibu" ini menarik karena cerita dan gaya penulisannya yang unik dan jujur pada realita kehidupan yang dijalani oleh para tokoh-tokoh ceritanya. Seperti yang dituliskan oleh sang Penulis di dalam Sinopsisnya, bahwa ini memang kisah kasih dan sayang, kisah perjalanan seks, kisah perkawinan, dan juga kisah kematian yang pendek. Ditulis dengan gaya album. Menyajikan suasana per adegan, tidak selalu berurutan tetapi berangkaian, kadang membawa emosi, menyeret kenangan, dan melahirkan penilaian.

Dalam kehidupan ada dua macam ibu. Pertama, sebutan untuk perempuan yang melahirkan anaknya. Kedua, sebutan untuk perempuan yang merelakan kebahagiaannya sendiri buat kebahagiaan anak orang lain, dengan rasa bahagia pula.

Yang paling istimewa jika dua macam sifat itu bergabung menjadi satu. Aku bisa bercerita karena aku memiliki. Aku memiliki dan ia kupanggil Ibu. Begitulah pengakuan Mamid. Demikian juga pengakuan delapan anak yang lain yang dikeluargakan karena kasih sayang ibu dan ayah.

Leo Tolstoy merupakan sastrawan klasik Rusia terbesar yang berpengaruh dalam pembentukan perkembangan sastra dunia modern. Karyanya bercorak realis dan bernuansa religius sarat renungan moral dan filsafat. Ia hidup pada tahun 1828 sampai 1910. Dua karya terbesarnya adalah War and Peace (1863) dan Anna Karenina (1873). Sejumlah ceritanya pun dibaca sepanjang masa, salah satunya yang akan Teman Puka dengarkan di episode ini berjudul "Berapakah Luas Tanah Yang Dibutuhkan Seseorang?" Selamat mendengarkan dan semoga terinspirasi. Salam literasi!

Leo Tolstoy merupakan sastrawan klasik Rusia terbesar yang berpengaruh dalam pembentukan perkembangan sastra dunia modern. Karyanya bercorak realis dan bernuansa religius sarat renungan moral dan filsafat. Ia hidup pada tahun 1828 sampai 1910. Dua karya terbesarnya adalah War and Peace (1863) dan Anna Karenina (1873). Sejumlah ceritanya pun dibaca sepanjang masa, salah satunya yang akan Teman Puka dengarkan di episode ini berjudul "Berapakah Luas Tanah Yang Dibutuhkan Seseorang?" Selamat mendengarkan dan semoga terinspirasi. Salam literasi!