Share Ruang Renjana
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Ardha Kesuma
The podcast currently has 6 episodes available.
Bicara soal politik, kita tentu udah sama-sama tau kalo citra politik Indonesia hampir gak ada sisi positifnya. Politik di bangsa ini sering kali pencerminan mengenai uang, kecurangan, sampe keegoisan diri untuk memenuhi keinginan pribadi. Jadi, wajar saja kalau hal itu berdampak pada lahirnya sikap apatis terhadap politik.
Bicara soal politik, kita tentu udah sama-sama tau kalo sebegitu buruknya citra budaya politik kita, tetap saja politik gak bisa dipisahkan dari sistem tatanan bangsa. Sederhananya, politik bisa dibilang sebagai perantara atau penghubung "rasa" antara masyarakat dan pemerintahan.
Bicara soal politik, aku berharap kita juga sama-sama tau, kalo adanya sisi negatif politik itu karena ulah-ulah kaum elit penguasanya. Ini sudah saatnya mereka digebrak oleh kaum-kaum muda. Ini sudah saatnya kaum muda ikut ambil bagian kuasa. Ini sudah saatnya kaum muda berkarya untuk politik Indonesia.
Keluarga itu cerminan rumah. Satu (satu-satunya) tempat untuk pulang. Wadah untuk mengolah rasa. Sayangnya, begitu sulit untuk tiba pada rasa ny(aman)nya keluarga.
Keluarga justru terolah menjadi tempat untuk saling menaruh ambisi, meluapkan keinginan untuk menang sendiri, menuntut sesama anggota. Alih-alih memberi ruang untuk pulang, sering kali keluarga jadi alasan untuk saling meninggalkan.
Cerita ini akan berbagi beragam persoalan keluarga dari hati anak-anak yang terjebak untuk menjaga rahasia keluarganya.
Bumi sudah memberikan begitu banyak kebaikan untuk kehidupan kita. Sudah seharusnya pula, manusia sebagai mahkluk yang punya akal bisa memberikan timbal balik kebaikan untuk Bumi. Surat untuk Ibu Bumi ini adalah cerita mengenai hal-hal kecil yang kuusahakan untuk berbakti pada Ibu Bumi, dan sebagai wujud dari kelestarian lingkungan. Tentu, semua dimulai dari diri sendiri.
The podcast currently has 6 episodes available.