Share Sabda Kehidupan Podcast
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Manado
The podcast currently has 66 episodes available.
Sabda Kehidupan | Senin 12 September 2022
Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Lukas 7:6-7 (Luk 7:1-10)
Sungguh luar biasa ungkapan iman dan kerendahan hati si Perwira Romawi yang tertulis dalam Injil Lukas ini, sehingga ungkapan iman yang sama selalu kita katakan sebelum menyambut Tubuh Kristus dalam Ekaristi kudus. “Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.” Perwira Romawi ini sungguh yakin bahwa Yesus sanggup menyembuhkan hambanya hanya dengan bersabda saja. Sebagai seorang perwira, ia sangat paham arti dan wibawa perintah atau perkataan seorang komandan pada bawahannya. Dengan memohon Yesus melakukan yang sama - 'cukup bersabda saja' - maka si Perwira ini menempatkan Yesus sebagai Tuhan yang punya kuasa tertinggi atas segala hal yang terjadi dengan hidup manusia. Semoga kita-pun yakin bahwa Yesus sanggup mengatasi semua persoalan hidup kita. Percayalah apa yang disabdakan Yesus akan terlaksana dalam hidup kita. Peganglah selalu sabda Yesus, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Mrk 6:50).
Semangat Senin, Sabda Tuhan menguatkan kita.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Jumat 09 September 2022
Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?” Lukas 6:39 (Luk 6:39-42)
Banyak orang lebih ingin mendengar pujian, disanjung dan ditinggikan. Tidak mau mendengar kritik, teguran, atau arahan yang sulit serta tidak menyenangkan. Orang yang memberi nasehat tidak enak hati mengatakan yang sebenarnya, karena hanya ingin menyenangkan hati orang lain. Tidak berani jujur kepada pimpinan karena ingin mendapatkan keuntungan dari relasi yang semu, atau sebaliknya pimpinan yang tidak berani menegur bawahan yang keliru, akhirnya keduanya tersesat. Inilah contoh yang dimaksud Yesus, ‘orang buta menuntun orang buta.’ Akibatnya biarpun sudah salah melangkah, ia merasa berada di jalan yang benar. Atau sekalipun hanya jalan di tempat, ia merasa sudah sangat maju. Bukannya perubahan ke arah perbaikan yang terjadi, malah mundur bahkan jatuh. Demikian misalnya yang terjadi dengan ‘Nokia’ atau ‘Blackberry’ yang dulunya menguasai pasar handphone, akhirnya menghilang dari peredaran, karena puas diri, merasa di atas angin serta merasa tak perlu berbenah dan berubah. Mari berani mengatakan kebenaran demi perubahan, perbaikan dan kebaikan bersama. Obat memang pahit tapi menyembuhkan. Demikian juga kebenaran. Pahit tapi memerdekakan.
”Ya Yesus, terangilah hati dan pikiran kami dengan Roh KudusMu agar kami mampu melihat kebenaran dan memperjuangkannya dengan tulus dan berani.”
Selamat hari Jumat. Hari belaskasih ilahi.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan
Senin 05 September 2022
Peringatan St Teresa dari Kalkuta
Lukas 6:6-7 (Luk 6:6-11)
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
Sekalipun di bawah ancaman dan sorotan mata tidak senang orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat, Yesus tetap menolong orang yang mati tangan kanannya. Bagi Yesus keselamatan seorang anak Allah itulah yang paling utama. Yesus lebih memilih mengambil resiko ditolak daripada diam tak melakukan apa-apa. Maka Ia menyembuhkan orang yang lumpuh itu.
Hal yang sama dibuat oleh St Teresa dari Kalkuta, atau lebih dikenal dengan Mother Teresa, yang kita peringati hari ini. Sekalipun dihalangi dan diancam dengan rupa-rupa cara oleh orang yang tidak senang dengan apa yang dilakukannya bagi orang yang hampir mati di tepi jalan, orang miskin dan yatim piatu, ia tetap menolong mereka. Suatu nasehat bijak St Teresa dari Kalkuta kiranya menjadi inspirasi bagi kita. Katanya:
_ Orang sering kali tidak masuk akal, tidak logis, dan egois; Maafkanlah mereka._
Jika Anda baik, orang mungkin menuduh Anda egois, punya motif tersembunyi; Tetaplah menjadi baik.
Jika Anda berhasil, Anda akan memenangkan beberapa teman palsu dan beberapa musuh sejati; Teruslah berhasil.
Jika Anda jujur dan terus terang, orang mungkin menipu Anda; Tetaplah jujur dan terus terang.
Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun, seseorang dapat menghancurkannya dalam semalam; Tetaplah membangun.
Jika Anda menemukan ketenangan dan kebahagiaan, mereka mungkin cemburu; Tetaplah bahagia.
Kebaikan yang Anda lakukan hari ini, orang akan melupakannya besok; Tetaplah berbuat baik.
Berikan kepada dunia apa yang terbaik yang Anda miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup; Berikanlah kepada dunia apa yang terbaik.
Anda akan melihat, bahwa saat pengadilan terakhir, semuanya itu adalah antara Anda dan Tuhan; Tak ada kaitannya sama sekali antara kamu dan mereka.
Semangat Senin. Tuhan Yesus menemani kita berbuat baik.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Kamis 01 September 2022
Yesus berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Lukas 5:4-5 (Luk 5:1-11)
Pada suatu hari di sebuah gerbong kereta api di New York, para penumpang merasa sangat terganggu oleh dua anak kecil yang sedang bermain dan berkejaran ke sana ke mari begitu ribut. Lebih menjengkelkan lagi karena ayahnya hanya duduk diam dan membiarkan anak-anak itu bermain. Ia seakan tak peduli bila mereka telah mengganggu ketenangan orang lain. Seorang ibu akhirnya memberanikan diri menegur si bapak, “Mengapa kamu membiarkan anak-anakmu seperti itu. Mereka telah mengganggu orang-orang lain di sini.” Si bapak yang kelihatan kelelahan dan murung menjawab, “Mohon maaf atas kelakuan anak-anak saya. Dua hari lalu mereka baru saja kehilangan ibunya.” Semua yang di kereta itu terdiam dan dengan penuh kasih memandang dua anak itu dan membiarkan mereka bermain. Kali ini tanpa merasa terganggu.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk “bertolaklah ke tempat yang dalam.” Suatu ajakan iman yang penuh makna untuk selalu masuk ke kedalaman hati. Baik ke kedalaman hati sendiri untuk berefleksi dan menguji batin, maupun ke kedalaman hati orang lain untuk lebih memahami mereka. Tidak jarang kita terlalu cepat menghakimi, mengambil kesimpulan sendiri tanpa memahami pergumulan hati dan persoalan serta beban hidup orang lain. Kita menaruh pikiran kita sendiri pada orang lain tanpa mendengarkan ungkapan hati mereka.
”Ya Yesus bantulah kami untuk dapat masuk ke dalam hati untuk memeriksa batin kami agar tak mudah curiga atau berprasangka. Terlebih lagi agar suara hati kami menjadi semakin jernih. Biarlah pikiranMu menjadi pikiranku, suara hatiMu menjadi suara hatiku juga. Semoga aku semakin dalam mengenal dan semakin tulus mencintai.”
Selamat hari baru. Bertolaklah ke kedalaman hati bersama Yesus🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Rabu 31 Agustus 2022
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
Lukas 4:43 (Luk 4:38-44)
Oleh mujizatNya, Yesus menjadi sangat terkenal di wilayah Kapernaum. Semua orang mencari Dia dan memintaNya tinggal menetap bersama mereka. Inilah godaan untuk tinggal dalam zona nyaman yang menyenangkan. Tapi Yesus tetap teguh pada komitmenNya untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada semua orang agar segala bangsa bisa diselamatkan. Sekalipun untuk tujuan ini Ia harus masuk ke zona yang sama sekali tidak nyaman dan penuh resiko bagiNya. Ia dimusuhi, dianggap aneh, tidak dihargai, berjuang sendiri, mengalami penolakan yang menyakitkan dan penuh derita. Yesus memilih keluar dari zona nyaman, mengambil jalan salib demi menebus semua umat manusia. Kitapun dipanggil mengikuti Yesus. Jangan biarkan zona nyaman mengurung kita untuk tinggal di tempat, sekedar mengerjakan hal yang rutin dan menyenangkan. Mari terus belajar hal yang baru, menambah ketrampilan baru, mengasah ketekunan dan daya juang, mengembangkan kreativitas, berani berubah dan menghadapi tantangan. Masa pandemi telah melatih kita untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal yang baru dan tidak menyerah pada keadaan.
”Ya Yesus beri kami iman yang teguh, semangat dan keberanian untuk keluar dari kenyamanan diri, bertolak ke tempat yang dalam, agar kami dapat memberi diri lebih lagi, menjadi agen perubahan, menuju hidup yang lebih baik,”
Selamat hari baru, mari terus berikhtiar melakukan yang terbaik.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Senin 29 Agustus 2022
Peringatan Wafatnya Yohanes Pembaptis
Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Markus 6:27 (Mrk 6:17-29)
Gereja menetapkan satu hari khusus untuk mengajak seluruh umatnya mengenang peristiwa kematian Yohanes Pembaptis. Ia yang telah lama dipersiapkan Allah untuk mempersiapkan kedatangan Mesias, mati secara tragis di tangan Raja Herodes. Banyak hal yang bisa kita renungkan dari peristiwa sedih ini. Di mata manusia, Yohanes kalah dan Herodes yang menang. Tapi di mata Allah, justru sebaliknya. Kemenangan ada pada orang yang percaya dan setia menjalankan perintah Allah. Hidup Yohanes begitu singkat, tapi ia telah menyelesaikan tugas perutusannya di dunia: membawa orang pada Yesus. Kata Yohanes, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” (Yoh 1:29). Tak ada tugas yang lebih mulia bagi Yohanes selain membaptis Yesus dan menunjuk kepada dunia siapakah Yesus. Ia membawa orang kepada Yesus, dan dengan demikian selesailah tugasnya. Kematiannya adalah purna tugas seorang ksatria untuk menerima mahkota hidup surgawi. Kitapun dipanggil untuk menerima Yesus, mengikutiNya dan membawa orang lain pada Yesus. Sekalipun Yohanes wafat secara tragis namun betapa indah dan berarti hidupnya yang dipersembahkan untuk karya Allah. Itulah juga sukacita dan kebahagiaan kita ketika menyelesaikan ziarah hidup kita di dunia ini, telah tersedia mahkota surgawi bagi mereka yang setia dan berani menjadi saksi Kristus sesuai panggilan dan perutusan kita masing-masing. “St Yohanes Pembaptis, doakan kami dari surga.”
Semangat Senin. Tetap semangat seperti Yohanes Pembaptis🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Kamis 25 Agustus 2022
“Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” Matius 24:46 (Mat 24:42-51)
Selama masa pandemi yang berkepanjangan ini akhirnya menjadi ujian kesungguhan hati bagi kita untuk tetap rajin bekerja, menjalankan tugas sekalipun tidak diawasi, serta mengerjakan tanggungjawab dengan tekun dan setia. Inilah masa ujian karakter yang sesungguhnya: apakah seorang bekerja hanya karena diperintah dari luar atau karena dorongan yang kuat dari dalam untuk tetap rajin bekerja, terus berikhtiar melakukan yang terbaik, tidak menyerah pada keinginan diri untuk tidur dan bermalas-malasan. Inilah kesempatan melatih diri untuk menambah motivasi dalam diri bahwa pembatasan-pembatasan yang ada tidak membuat kita terbatas dalam bekerja secara maksimal. Tak berhenti mencari peluang dan inisiatif untuk terus mengembangkan diri, menambah ketrampilan, mengasah diri, melakukan apa saja yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Kiranya pembatasan untuk beribadah di masa lalu jangan sampai membawa kebiasaan baru untuk melalaikan ibadah dan doa, sehingga hari Minggu pun bukan lagi hari untuk Tuhan. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang oleh Yesus disebut hamba yang setia, yang didapati tetap tekun dan rajin bekerja serta berdoa, apapun situasi yang kita hadapi. “Ya Yesus beri kami RohMu yang kudus untuk tetap bertahan, tekun, setia dan penuh sukacita mengerjakan tugas hidup kami.”
Mari terus berkarya, menjadi hamba Tuhan yang setia.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Rabu 24 Agustus 2022 | Pesta St Bartolomeus Rasul
Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yoh 1:47b-49 (Yoh 1:45-51)
Yesus adalah Tuhan dan Guru yang sejati. Ia sungguh mengenal secara pribadi dan mendalam siapakah murid-muridNya. Pengenalan Yesus akan Natanael (dikenal dengan nama Latin: Bartolomeus), jauh lebih dalam dari Natanael mengenal dirinya sendiri. Yesus mampu melihat figur seorang Israel sejati dalam dirinya, sementara Natanael sendiri mungkin ragu akan dirinya. Sama halnya ketika Yesus melihat batu karang yang kokoh dalam diri Simon dan memanggilnya Petrus. Simon yang mulanya lemah dan suka menyangkal, pada akhirnya menjadi Petrus, batu krang yang kokoh, berani dan pewarta ulung tanpa keraguan. Demikianlah Yesus selalu memandang seseorang, kita semua, secara mendalam. Tidak hanya sejauh jangkauan mata tapi jauh ke dalam hati. Yesus sang Guru selalu melihat apa yang sejati dalam diri seseorang. Ia menarik kesejatian itu keluar agar orang itu menjadi seorang citra Allah yang sejati. Itulah arti sebenarnya dari pendidikan (dari bahasa Latin educare yang terdiri dari kata e=keluar; ducare=menarik). Pendidikan berarti menarik keluar semua potensi seseorang, semua kesejatian dalam dirinya, agar ia tumbuh menjadi seperti itu. Sebagaimana emas yang ditempa menjadi emas murni. Itulah proses pembentukan atau pendidikan seumur hidup (lifelong education).
Yesus mengenal segala yang baik dan potensial dalam diri kita. Jangan ragu dengan diri sendiri karena sebagai sahabatNya, Yesus mampu mengangkat kita bahkan jauh melampaui yang kita bayangkan.
”Bentuklah aku ya Tuhan sesuai rancanganMu, bantulah aku mengembangkan apa yang sejati dalam diriku dan mempersembahkan yang terbaik dalam diriku untuk kemuliaan namaMu. Biarlah seumur hidupku aku dapat berbuah bagi kerajaan Allah.”
Selamat hari baru. Mari terus memberi diri dibentuk oleh Tuhan.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Selasa 23 Agustus 2022
Matius 23:23 (Mat 23:23-26)
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”
Bagi Yesus, hukum, keadilan dan cinta kasih adalah satu kesatuan. Hukum adalah perintah cinta kasih dan penjamin keadilan. Keadilan adalah wujud cinta kasih dan ditetapkan dalam hukum. Cinta kasih adalah dasar utama prinsip hukum dan keadilan. Ketiganya mesti ada dan tritunggal. Kta Yesus, ”Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Prinsip ini sangatlah penting dalam mengambil sikap. Terutama dalam karya pastoral. Sekedar menjalankan hukum tanpa terdorong oleh cinta kasih dan keadilan, hanyalah legalisme belaka. Cinta kasih tanpa mengenal hukum dan mengabaikan keadilan hanyalah romantisme belaka. Keadilan tak akan terwujud bila hukum dilanggar dan cinta kasih diabaikan. Dengan demikian Yesus menegur gaya hidup orang Farisi yang taat aturan tapi kehilangan roh cintakasih dan rasa keadilan. Atau mengutamakan cintakasih tapi prinsip keadilan diabaikan. Ini sangat relevan untuk para gembala umat, khususnya pastor paroki atau gembala dan pendeta. Kecaman Yesus bagi para pemimpin Yahudi adalah juga kecaman Yesus untuk kita para pemimpin gereja. Namun juga pesan yang indah untuk kita semua dapat bertindak dengan bijaksana.
”Ya Yesus anugerahilah kami Roh KebijaksanaanMu agar kami dapat menjadi pelaku-pelaku firmanMu, dan tidak melalaikan tanggungjawab kami.”
Selamat menjalani hari baru dan semakin bijaksana.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
Sabda Kehidupan | Selasa 16 Agustus 2022
“Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Matius 19:24 (Mat 19:23-30)
Di jaman Yesus, di kota Yerusalem, ada sebuah pintu darurat yang dipakai sebagai pintu masuk dan keluar di malam hari ketika pintu gerbang utama sudah ditutup. Pintu itu kecil dan bentuknya seperti lubang jarum. Kalau ada unta yang akan melewati pintu itu, maka semua barang bawaan yang ada di punggung unta harus dilepaskan.
Gambaran pintu gerbang yang seperti lubang jarum ini dipakai Yesus untuk menggambarkan betapa sulitnya orang kaya yang tidak mau melepaskan diri dari harta kekayaannya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah yang pintunya sempit. Ia harus merelakan semua barang yang ia bawa dilepaskan. Orang muda yang kaya dalam kisah Injil ini, diminta Yesus untuk melepaskan hartanya, berbagi dengan orang miskin dan mengikuti Yesus. Ternyata ia tidak rela melepaskan kekayaannya karena itu berat baginya mengikuti Yesus. Sesungguhnya seorang disebut kaya bukanlah diukur dari seberapa banyak yang ia miliki tapi dari seberapa banyak yang ia berikan. Yesus berkata, “berilah maka kamu akan diberi.” (Luk 6:38). Kekayaan batin yang ada dalam diri seseorang yang mampu membuat dia merelakan apa yang ia miliki untuk diberikan kepada orang lain yang susah atau lebih membutuhkan, itulah kekayaan yang sejati. Itulah kekayaan iman karena percaya bahwa semua yang ada padanya semata anugerah Tuhan agar ia dapat menjadi saluran berkat Tuhan. ‘The joy of giving is the joy of living’ (sukacita oleh karena memberi, itulah sukacita kehidupan). Milikilah kekayaan iman ini untuk kita selalu dapat bersyukur kepada Tuhan, hidup dalam sukacita iman dan terlepas dari kekhawatiran dunia yang membuat kita hanya berpikir untuk diri sendiri dan selalu merasa khawatir jangan sampai berkekurangan.
Selamat hari Selasa. Mari berbagi berkat Tuhan.🙏❤️😇
Ps Revi Tanod Pr
The podcast currently has 66 episodes available.