Share Saya Bukan Ustadz
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Saya Bukan Ustadz
The podcast currently has 11 episodes available.
Kita pasti tidak suka ketika menjumpai seorang salesman yang sedang menawarkan produk yang dia jual dengan cara menjelek-jelekkan produk perusahaan lain. Tapi yang lebih parah lagi, kalau ada seorang salesman yang ternyata malah menjelek-jelekkan sendiri produk yang sedang dia jual. Itulah yang belakangan sering kita temui dilakukan oleh beberapa tokoh media sosial di negeri ini, yang hobbynya setiap hari mencari-cari, mengkorek-korek, membongkar-bongkar aib dan keburukan yang ia dapatkan dari saudara-saudara yang seagama dengan dirinya.
Ternyata benar, berjilbab tidak wajib bagi Muslimah. Selama ini kita kurang tepat mengartikan perintah berjilbab itu. Sehingga akhirnya terjebak dalam perbedaan pendapat yang sebenarnya kurang tepat sasaran. Kalau teman-teman ingin ikut berpendapat, bisa kirimkan pesan suara ke Message yang ada di halaman depan Podcast ini. Bisa juga lewat pesan suara yang dikirimkan via email [email protected]. Selamat mendengarkan.
Beberapa hari ini sedang viral di media sosial berita soal adanya peraturan di sebuah SMK Negeri di Kota Padang Sumatera Barat yang mewajibkan siswi non Muslim untuk mengenakan jilbab. Apakah memang sedang terjadi gerakan Islamisasi dan aksi intoleranisme di sana ? Mengapa bisa ada peraturan yang bernuansa khilafah ini ? Apakah sudah terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak sekolah tersebut ? Benarkah kerukunan umat beragama di sana sudah sedemikian parah dan berbahayanya ?
Benarkah toleransi itu adalah mengatakan semua agama sama ? Begitu juga dengan mengatakan "agamaku tak lebih baik dari agamamu", apakah masuk kategori toleransi beragama ? Simak selengkapnya di Podcast Saya Bukan Ustadz Episode ke-8. #PodcastIslam #Podcastmotivasi #podcastinspirasi #toleransi #pemikiranislam
Beberapa hari yang lalu, umat Islam dihebohkan dengan adanya aksi bagi-bagi nasi bungkus gratis terkait Covid-19 untuk buka puasa yang dilakukan oleh sekelompok orang di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Yang jadi masalah adalah stempel yang tertera di bungkus nasi tersebut adalah NASI ANJING. Walaupun yang dimaksud bukan nasi yang berisi daging anjing (tetapi nasi yang ukurannya lebih besar sedikit dibanding Nasi Kucing), namun sebagian masyarakat tetap merasa terusik dan tersinggung dengan penamaan itu. Kejadian ini mengingatkan sebuah persitiwa yang saya alami beberapa bulan yang silam. Bukan dengan Nasi Anjing, tetapi daging sapi. Sebuah persitiwa yang terjadi akibat kealpaan dan bisa jadi karena kekurangpekaan. Peristiwa apa itu ? Dengarkan Podcast Saya Bukan Ustadz episode ke-7 ini di Anchor FM, Spotify, Google Podcast atau platform lainnya . Sampaikan komentar, opini atau cerita kalian dengan cara mengirimkan pesan suara kalian melalui https://anchor.fm/saya-bukan-ustadz/message atau bisa juga via email ke : [email protected].
Yang bener aja ? Masak ngasih himbauan orang supaya pakai masker malah gak boleh ? Iya, ini serius kok. Sebaiknya orang jangan dihimbau untuk pakai masker. Lalu bagaimana ? Apa gak malah berbahaya ? Dengarkan Podcast Saya Bukan Ustadz episode ke-6 ini. Kalian juga bisa ikut beropini dan menambahkan komentar dengan cara mengirimkan pesan suara kalian melalui https://anchor.fm/saya-bukan-ustadz/message
Bukan hal yang mudah untuk menolak tawaran berjabat tangan, walaupun dalam situasi merebaknya Covid -19. Ada rasa tidak enak hati, sungkan dan perasaan tidak sopan, terlebih lagi yang mengajak berjabat tangan adalah orang yang lebih tua usianya atau lebih tinggi posisi jabatannya dari kita. Padahal salah satu hal terpenting yang harus dihindari saat merebaknya Covid 19 adalah berjabat tangan. Karena salah satu sarana penyebaran Covid-19 termudah adalah melalui jabat tangan antara orang yang dalam tubuhnya terdapat Covid 19 dan orang yang sehat. Lalu, bagaimanakah solusinya agar kita bisa tidak saling berjabat tangan, tetapi hubungan tetap baik-baik saja ? Minimal agar tidak ada lagi rasa ragu saat harus menolak berjabat tangan. Ikuti Podcast Saya Bukan Ustadz Episode 4 ini. Bagi yang ingin ikut berkomentar, berdiskusi, atau memberi masukan, silakan kirim pesan suara anda melalui podcast ini di Anchor FM. Atau bisa email ke : [email protected]. Selamat mendengarkan.
Saat ini Virus Corona (Covid 19) sudah mulai menyebar ke berbagai wilayah di negara Indonesia. Salah satu upaya untuk mencegah atau memperlambat penyebarannya adalah dengan tidak mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Termasuk kegiatan shalat berjamaah di Masjid. Beberapa takmir Masjid sudah menghentikan aktivitas sholat 5 waktu berjamaah di masjidnya. Tapi tidak sedikit masjid yang masih tetap melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah, walaupun untuk kegiatan pengajian rutin sudah dihentikan. Kedua belah pihak, mempunyai dasar argumen yang kuat dari sudut pandang masing-masing. Lantas, bagaimana menyikapi hal ini ? Apa dampaknya apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan ? Simak Podcast Saya Bukan Ustadz Episode 3 ini. Bagi yang ingin ikut berkomentar, berdiskusi, atau memberi masukan, silakan email ke : [email protected]
Benarkah, kita boleh merasa paling benar sendiri ? Mungkin kita pernah mendengar orang mengingatkan semacam ini, "Hei, kamu jangan merasa paling benar sendiri ! Dasar Kadrun. Yang benar itu yang ini nih.... " Di Podcast Saya Bukan Ustadz Episode ke 2 ini, saya akan membahas bagaimana perbedaan pendapat itu tidak perlu membuat orang harus saling merendahkan dan menyalahkan satu sama lain. Apalagi sampai membully, mengolok-olok dan memberi stempel sesat, ahlul bid'ah, wahabi, kadrun dan lain sebagainya. Ingin melengkapi atau punya pendapat berbeda, silakan kirim opini atau komentar kalian via email ke : [email protected]
The podcast currently has 11 episodes available.