Sejenak Talk kali ini dapet cerita dari Temanku yang berbagi kisahnya dalam menghadapi UN di SMA.

Sosial media juga bisa buat depresi. Ngga percaya?

Awal tahun udah dikasih berita yang lagi-lagi viral, soal selingkuh. Gimana sih pandangan soal selingkuh?

Nikah emang salah satu pencapaian dalam hidup, tapi perlu diingat hanya salah satu, bukan seutuhnya. Kali ini aku dan salah satu temanku akan membahas tentang nikah, apalagi diumur yang menginjak 24 tahun, pertanyaan-pertanyaan seperti itu pasti terus melambai-lambai di telinga.

Berada di posisi paling akwakrd pas baru aja wisuda eh ternyata kena pandemi. Solusi kalian apa, kalo ini solusi aku .. Tetap produktif ya di manapun berada. Ngga papa ketinggalan asal masih bisa jalan.

---

This episode is sponsored by

· Anchor: The easiest way to make a podcast. https://anchor.fm/app

---

Send in a voice message: https://anchor.fm/furo-ziah/message

Support this podcast: https://anchor.fm/furo-ziah/support

Episode Cerita kali ini, aku menceritakan kisah ku pertama kali belajar toleransi agama yang pada akhirnya membangun diriku untuk lebih open minded dan bisa belajar caranya memanusiakan manusia.

Nashrudinadalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol. Sewaktu masih sangat muda, Nasrudin selalu membuat ulah yang menarik bagi teman-temannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah. Maka gurunya yang bijak bernubuwat: "Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Tetapi, sebijak apa pun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu."

Berikut dikutip dari karya Nashirudin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul "Canda Ala Sufi Nashruddin". Source: kalam.sindonews.com

Obrolan kali ini bareng Nisa, salah satu temen gue yang selalu rasional terhadap apapun, apalagi soal finance. Kali ini kita bakal dengerin obrolan renyah bareng Nisa soal cewek matre, salah apa ngga sih? Apa seharusnya matre itu ngga boleh? Nah temukan jawabanya disini.

Berikut adalah cuplikan cerpen karya Seno Gumira Ajidarma. "Tiada bantahan yang dapat kami ajukan mengingat cerita tentang manusia di Bumi yang tinggal sisa, akibat kepongahannya ketika berlangsung wabah, sudah menjadi peringatan bagi makhluk-makhluk sejagat raya. Tercatat dalam Mahadata Semesta betapa setelah pengalaman Covid-19 pada 2020 diabaikan, secara berturut-turut Covid-20 sampai Covid-44 dengan caranya masing-masing mengurangi penduduk Bumi yang tidak memiliki lagi daya pertahanan alamiah, ketika dari saat ke saat tanah dan air masih terus mereka rusak sendiri secara berkelanjutan. Apalah yang masih bisa diharapkan dari Bumi yang samudranya kering, sungainya berhenti, menyisakan selokan mampat dengan air kehitam-hitaman?"