Rahasia kehidupan ini indah sekali, yaitu menjadikan hal melakukan kehendak Allah sebagai kehormatan. Itulah kemuliaan hidup sebenarnya. Artinya, hal yang mulia, agung, dan berharga, lebih dari apa pun dan siapa pun. Kiranya kita memiliki gelora, gairah ini di dalam hati. Jika kita sungguh-sungguh memahami ini dan mau mengalaminya, kita akan bertanya kepada Bapa di surga, “Apa yang Bapa ingini harus aku lakukan? Apa yang Bapa kehendaki yang harus aku perbuat?” Memang tidak mudah mengerti kehendak Allah itu. Bapa di surga tidak akan memercayakan kehendak-Nya yang kudus, agung, dan mulia kepada orang yang setengah-setengah. Artinya, orang-orang yang tidak mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan.
Kehendak Tuhan akan dinyatakan kepada orang-orang yang berkenan di hadapan Tuhan, artinya orang yang serius. Kita bisa berkeadaan belum sempurna, tetapi kita bisa bertekad untuk mengasihi Tuhan dan benar-benar mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan. Pasti Roh Kudus akan menolong kita bagaimana mengasihi Tuhan, Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Seperti yang disabdakan Tuhan Yesus, “Roh Kudus akan menuntun kita kepada seluruh kebenaran Allah.” Jadi, kita harus berani bertekad, bahwa yang menjadi kehormatan dan kemuliaan hidup kita adalah melakukan apa yang Bapa ingini, apa yang Tuhan ingini.
Kalau hal ini kita pandang mulia, lebih berharga dari jodoh, teman hidup, keluarga, harta, kekayaan, bahkan kita memandang hal ini lebih berharga dari nyawa kita sendiri, pasti kita akan berusaha mencari, menemukan dan mengerti kehendak Allah itu; apa yang Bapa ingini untuk kita lakukan. Roh Kudus pasti memberitahu, dari menit ke menit, dari jam ke jam. Prinsip ini harus kita genggam, kita pegang teguh, bahwa kita memiliki kehormatan hanya kalau kita melakukan kehendak Bapa. Ingat, itulah kemuliaan kita. Orang-orang yang memiliki kehormatan seperti ini, akan benar-benar dibawa ke dalam Kerajaan Surga dan akan mendapat kemuliaan Allah. Maka, selagi masih memiliki kesempatan, mari kita serius berjuang.
Coba kita renungkan dan hayati, kalau suatu hari kita bertemu dengan Bapa di surga, kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus, dan jika kita sudah giat sejak di dunia ini dalam mencari, menemukan dan mengerti kehendak Allah serta melakukannya, betapa berbahagianya kita. Kita bisa berkata, “Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, Tuhan Yesus. Aku sudah melakukan apa yang Engkau juga pernah lakukan selama Engkau di bumi mengenakan tubuh daging seperti kami. Aku telah menyelesaikan tugasku dengan baik, Tuhan.” Wah, betapa indahnya. Kita cium kaki Tuhan Yesus dan berkata, “Telah usai tugasku, Tuhan.”
Itulah sebabnya jangan ada kehendak Tuhan dalam hidup kita yang terlewati, yang lolos, yang tidak dimengerti dan kita tidak lakukan. Jangan sampai ada sesuatu yang Bapa ingini untuk kita tahu dan lakukan justru lewat, lolos, karena kita hanya mau melakukan kehendak kita sendiri. Banyak orang Kristen dan bisa dikatakan sebagian besar mereka belum benar-benar mengerti apa yang diingini Allah dalam hidup mereka atau apa yang dipercayakan kepadanya untuk diselesaikan atau dipenuhi. Pasti itu unik dan spesifik. Misalnya, Tuhan memberi tugas kepada seseorang untuk menyelamatkan mertuanya dan lain sebagainya.
Jangan sampai waktu ini berlalu dan kita tidak dipercayai Allah mengerti apa yang Dia ingini, apa yang Bapa rencanakan dan pekerjaan-Nya untuk kita ketahui dan penuhi. Jangan sampai itu terjadi. Ini harus menjadi suatu peringatan yang membuat perasaan kita menjadi krisis. Kita harus bisa menangkap apa yang Allah ingini untuk kita lakukan. Apa yang Bapa kehendaki untuk kita perbuat. Apa yang Dia rencanakan untuk kita penuhi, jangan berlalu. Ingat, kalau sudah berlalu, kita tidak bisa menangkap lagi momentum atau kairos yang Tuhan berikan. Itu tak ternilai harganya, tak terukur.