Kak Tresna (@tresnaherdani) bercerita tentang proses penerimaan dalam hidupnya. Hidup tak selalu berjalan mulus. Menerima bahwa kita tidak baik-baik saja merupakan sebuah proses yang tidak mudah. Pentingnya menemukan inner circle yang tepat dalam dalam proses menerima dan mengenal diri. Beberapa hal dalam hidup bukan untuk dicari jawabannya, tapi dijalani prosesnya.

Kambajiah (@hajiahnurdiani) bercerita tentang cara orang tuanya mendidik hingga sampai saat ini, mengisi energi di kala lelah dan kecewa menghampiri, serta membagi waktu peran di berbagai sisi. "Dunia ini tempatnya capek. Kalo capek, ya nggapapa".

Ingat, ya!

Terima kasih, teman tumbuh

Walau tak lekas, tunas ini semakin meninggi

Berharap suatu saat akan berbuah

Dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya

Kak Yoga (@djanatuly) dan Herni (@herni.ftr) berbagi cerita tentang pekerjaan yang berbeda dengan jurusan kuliah, survive kala pandemi, serta kehilangan orang tersayang.

Shaiba (@shaibaaw), fresh graduate magister UNNES, bercerita tentang keputusannya memilih antara pendidikan dan nikah, konsisten dalam berbisnis, hingga penulisan tugas akhir di masa pandemi.

Hera (@herawati.2) berbagi cerita tentang berorganisasi, melakukan aktivitas sosial, serta pentingnya menjaga lingkungan.  "Ternyata, berbuat baik itu adalah kebutuhan".

Opik (@taufiq_nurcahyo) dan Meji (@mediawan.me) bercerita tentang pengalamannya menjadi guru STM. Perbedaan STM dulu dan sekarang, peluang kerja lulusan STM, sampai pertaruhan hidup mati mencegah tawuran antar sekolah. 

Kemanapun obrolannya kalo ngobrolnya barengan sama usia-usia nikah pasti berujung ngobrolin jodoh. Obrolan yang masih laris dan akan tetap laris dipasaran selama  jomblo belum punah, katanya. Ngomongin cinta-cintaan sampai persiapan pernikahan dibahas bareng @iisma.3 dan @nadzifahummi.