Fluent Fiction - Indonesian:
Tanah Lot and the Power of Truth in Friendship Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-02-20-23-34-02-id
Story Transcript:
Id: Angin laut berhembus lembut di Tanah Lot, menggugurkan gugusan awan putih di langit Bali yang cerah.
En: The sea breeze blew gently at Tanah Lot, scattering clusters of white clouds in the bright Bali sky.
Id: Arief berdiri di tepi tebing, mengagumi keindahan pura yang terkenal, dengan lautan biru yang memantulkan cahaya matahari.
En: Arief stood at the edge of the cliff, admiring the beauty of the famous temple, with the blue ocean reflecting the sunlight.
Id: Namun, di balik senyum cerianya, kekhawatiran menggelayut dalam benaknya.
En: However, behind his cheerful smile, worry lingered in his mind.
Id: Sari, teman dekat Arief, memperhatikan wajahnya yang pucat.
En: Sari, Arief's close friend, noticed his pale face.
Id: "Kamu baik-baik saja, Arief?
En: "Are you all right, Arief?"
Id: " tanya Sari dengan penuh perhatian.
En: asked Sari with concern.
Id: Arief hanya tersenyum kecil, menutupi rasa pusing yang perlahan menguasai tubuhnya.
En: Arief just gave a small smile, hiding the dizziness slowly taking over his body.
Id: "Aku baik-baik saja, Sari," jawabnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri lebih dari Sari.
En: "I'm fine, Sari," he replied, trying to convince himself more than her.
Id: Dewi, pemandu lokal mereka, menceritakan kisah tentang Tanah Lot.
En: Dewi, their local guide, told the story of Tanah Lot.
Id: "Dulu, pura ini didirikan oleh seorang Brahmana yang bernama Dang Hyang Nirartha.
En: "Long ago, this temple was established by a Brahmana named Dang Hyang Nirartha.
Id: Tempat ini dipercaya sebagai pusat spiritual yang sangat kuat," katanya dengan penuh penghayatan.
En: This place is believed to be a very powerful spiritual center," she said with great reverence.
Id: Arief mendengarkan sambil sesekali menyandar pada dinding batu untuk menahan tubuhnya yang mulai goyah.
En: Arief listened while occasionally leaning against the stone wall to steady his increasingly unstable body.
Id: Saat mereka berjalan lebih jauh ke tepi tebing, Arief merasakan pandangannya semakin kabur.
En: As they walked further along the cliff edge, Arief felt his vision becoming more blurred.
Id: Dunia di sekitarnya berputar.
En: The world around him was spinning.
Id: Dia mencoba bertahan, namun tubuhnya tak lagi bisa diajak berkompromi.
En: He tried to hold on, but his body could no longer compromise.
Id: Mendadak, kakinya kehilangan keseimbangan, dan dia hampir terjatuh.
En: Suddenly, his legs lost balance, and he almost fell.
Id: "Sari!
En: "Sari!
Id: Dewi!
En: Dewi!"
Id: " panggil Arief dengan suara panik yang hampir tak terdengar.
En: called Arief in a voice almost too faint to hear.
Id: Sari cepat tanggap, meraih lengan Arief tepat waktu, sementara Dewi meletakkan tubuh Arief dengan hati-hati di tanah di area yang lebih teduh.
En: Sari reacted quickly, grabbing Arief's arm just in time, while Dewi carefully laid him down on the ground in a shadier area.
Id: Dengan napas terengah-engah, Arief akhirnya mengakui, "Aku merasa pusing sejak tadi.
En: Breathing heavily, Arief finally admitted, "I've been feeling dizzy for a while.
Id: Maaf, aku takut kalian khawatir.
En: Sorry, I was afraid you'd worry."
Id: "Sari meletakkan tangan di bahunya.
En: Sari placed a hand on his shoulder.
Id: "Kami di sini untuk membantumu, Arief.
En: "We're here to help you, Arief.
Id: Seharusnya kamu bilang dari awal," ujarnya lembut.
En: You should have told us from the start," she said gently.
Id: Dewi mengangguk setuju, "Di tempat suci ini, kita harus jujur pada diri sendiri dan orang lain.
En: Dewi nodded in agreement, "In this holy place, we must be honest with ourselves and others."
Id: "Setelah mendapatkan istirahat yang cukup, Arief merasa lebih baik.
En: After getting enough rest, Arief felt better.
Id: Dengan sebuah keputusan baru, dia berjanji untuk lebih terbuka tentang kondisi kesehatannya.
En: With a new resolution, he promised to be more open about his health condition.
Id: Tidak ada lagi rahasia di antara mereka.
En: No more secrets among them.
Id: Mereka bertiga menghabiskan sisa hari dengan berkeliling pura dengan langkah yang lebih santai, menikmati keindahan tanpa tergesa-gesa.
En: The three of them spent the rest of the day leisurely touring the temple, enjoying its beauty without rushing.
Id: Arief merasa lega dan damai, menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya untuk mencari keindahan alam, tetapi juga untuk mengenal diri sendiri dan orang-orang yang peduli padanya.
En: Arief felt relieved and at peace, realizing that this journey was not only to find natural beauty but also to understand himself and those who care about him.
Id: Matahari mulai terbenam, menyelimuti Tanah Lot dalam warna jingga sempurna.
En: The sun began to set, enveloping Tanah Lot in perfect orange hues.
Id: Di tengah kedamaian itu, Arief tersenyum, menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi apa pun yang datang.
En: In the midst of that tranquility, Arief smiled, realizing that he was not alone in facing whatever came his way.
Id: Bersama mereka, dia dapat menikmati setiap momen dengan lebih tulus dan damai.
En: With them, he could enjoy each moment with more sincerity and peace.
Vocabulary Words:
- breeze: angin
- scattering: menggugurkan
- clusters: gugusan
- admiring: mengagumi
- cheerful: ceria
- worried: kekhawatiran
- linger: menggelayut
- pale: pucat
- concern: perhatian
- dizziness: pusing
- established: didirikan
- Brahmana: Brahmana
- reverence: penghayatan
- leaning: menyandar
- unstable: goyah
- blurred: kabur
- compromise: berkompromi
- balance: keseimbangan
- faint: pingsan
- shadier: teduh
- breathing: napas
- admitted: mengakui
- resolution: keputusan
- leisurely: santai
- peace: damai
- sincerity: tulus
- enveloping: menyelimuti
- tranquility: kedamaian
- facing: menghadapi
- hues: warna