Adalah kehormatan kalau kita mendapat nasihat, teguran dan pukulan dari Tuhan. Nasihat berarti dibukanya pikiran kita untuk mengerti kebenaran. Ini berarti memiliki pencerahan oleh kebenaran firman Tuhan. Ciri orang seperti ini adalah orang yang mendekat kepada Tuhan (Mzm. 73:23-24). Mereka adalah orang-orang yang menembus hujan dan kemacetan untuk mendengarkan firman Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang siang dan malam merenungkan firman Tuhan, artinya selalu memperkarakan firman Tuhan di dalam pikirannya. Merindukan firman Tuhan sebenarnya sama dengan merindukan Tuhan sendiri.
Orang-orang seperti ini tidak akan mengalami seperti yang dialami oleh orang kaya yang dikisahkan dalam Lukas 16:19-26. Ia akan kehausan yang tidak pernah terjawab atau terpuaskan, sebab ada jurang panjang yang memisahkan orang ini dari orang-orang benar. Selagi jurang tersebut belum ada, kita masih bisa menjangkau dengan mobil, motor, bus, berjalan kaki untuk datang menuju tempat di mana kebenaran diajarkan. Selagi ada kesempatan, hendaknya kita menyediakan waktu untuk memuaskan dahaga jiwa dengan kebenaran firman Tuhan. Hendaknya kita melakukannya sekarang, sebab esok mungkin tidak ada kesempatan lagi.
Orang yang tidak mencari kebenaran adalah orang “berzina” meninggalkan Tuhan (Mzm. 73:27). Kata berzina dalam teks aslinya adalah zanah (זָנָה). Kata ini juga berarti menjadi pelacur (to be harlot atau as a harlot) dan juga bisa berarti pergi ke pelacur (to go a whoring). Mereka adalah orang yang menjauh atau racaheq (רָחֵק). Jangan berpikir kalau seseorang ke gereja berarti mendekat kepada Tuhan. Gereja tidak selalu mewakili Tuhan. Tanda seseorang yang mendekat kepada Tuhan adalah kerinduan untuk selalu belajar kebenaran firman Tuhan. Kalau ada orang-orang Kristen yang lebih tertarik terhadap dunia dan hanyut dengan segala kesibukan-kesibukan hidup, pasti akan ditegur oleh Tuhan.
Teguran tersebut bisa melalui khotbah di mimbar, peringatan dan teguran melalui mulut manusia, mimpi atau suara Tuhan di dalam hatinya. Bila masih tidak sadar, Tuhan memukulnya dengan peristiwa-peristiwa kehidupan. Kalau pukulan-pukulan tersebut tidak diindahkan, maka ia akan masuk tahap “senang selamanya” (Mzm. 73:12). Kata “selamanya” di sini sebenarnya adalah long duration; dalam teks bahasa aslinya adalah olam (עֹלָם). Walaupun dalam waktu yang lama, tetapi tetap akan berakhir. Inilah orang-orang yang tidak pantas ditegur oleh Tuhan. Mereka tidak perlu mendapat teguran Tuhan lagi.
Orang yang “yang senang selamanya” (di bumi) adalah orang yang dibiarkan terus meluncur menuju kebinasaan. Mereka adalah orang-orang yang tidak pantas mendapat teguran Tuhan. Teguran Tuhan atas seseorang adalah bukti atau tanda kasih-Nya kepada orang tersebut (Why. 3:9). Ada orang-orang yang tidak menghormati Tuhan dengan benar, dibiarkan hidup dalam keadaan yang selalu baik, meluncur menuju kegelapan abadi. Mereka dibiarkan hidup di tempat yang licin. Hal ini sama bahwa mereka tidak pantas mendapat pencerahan kebenaran firman Tuhan.
Dalam Matius 7:6 Tuhan Yesus berkata, “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi…” Pernyataan ini ditujukan kepada mereka yang tidak bisa ditegur atau tidak berminat untuk berubah menjadi baik sesuai dengan kehendak Tuhan (Mat. 7:4-5). Mereka adalah orang yang menolak dinasihati. Orang-orang seperti itu “diharamkan” masuk ke Yerusalem Baru (Why. 21:27). Jadi, kalau kita masih mendapat teguran dari Tuhan hendaknya kita rela berbalik.
Kalau seseorang nyaris menjadi orang yang tidak pantas dipukul atau diperingatkan (nyaris menjadi seperti anjing atau babi) hendaknya ia meratap di hadapan Tuhan dalam pertobatan yang tulus dan sungguh-sungguh. Sering tanpa sadar seseorang mengeraskan hatinya, padahal dengan cara demikian ia membinasakan dirinya. Dengan keadaan baik yang tidak bermasalah ia berpikir bahwa ia ada dalam perkenanan Tuhan,