Tinipasrin

Percobaan

Kali ini saya

berkolaborasi dengan nttzone.id, akun NTT yang membahas secara mendalam dan mengangkat

tentang literasi, prestasi anak NTT, musik, hingga informasi/news yang disajikan secara terperinci.

Bintang tamu kita spesial banget. Saya kedatangan tamu perempuan manis dari Sumba yang dedikasinya juga

sudah direpost oleh nttzone.id berulang kali. Kaka Roswita Asti Kulla, founder English goestokampung. Komunitas yang berada di Sumba ini tidak hanya menekankan kecerdasan intelektual, namun karakter anak bangsa dibangun untuk lebih percaya pada dirinya sendiri, mengetahui kemampuannya dan peka terhadap keadaan sosial. Ada banyak kegiatan positif yang dilakukan untuk lingkungan, belajar hingga keluar negeri dan membanggakan bangsa bahkan ada jebolan teman-teman Englishgoestokampung yang masih belia, unjuk gigi dengan memenangkan kompetisi dimana-mana hingga menjadi duta anak dan sederet prestasi lainnya. Ini perbincangan yang sangat sexy, ka Roswita akan sharing pengalaman, pandanhan hidup tentang karir, prestasi, perempuan hingga hari pendidikan. Hari-hari ini, NTT semakin berkembang. Membangun konektivitas, saling mensupport, menginspirasi dan kerelaan berbagi dibutuhkan agar kita secara konsisten bertumbuh bersama. Because sharing is caring and fun. Spread love and peace ✌ jangan lupa follow IG @nttzone.id, @roswitaastikulla, @englishgoestokampung dan channel youtube: Roswita Asti Kulla. Think globally, act locally!

Ibarat naik roller coaster, meski tidak jatuh dan kita bisa memilih untuk menjaga diri namun debar-debar itu terasa kencang dan menakutkan. Hidup kita dipertaruhkan dalam masa-masa yang entah kapan berakhir ini. Virus corona telah menggerogoti pertahanan manusia, perasaan nyaman yang berganti menjadi kewaspadaan. 

Kampanye agar berita-berita positif saja yang disebarkan, imbauan agar tidak takut ternyata bukannya meredam kegelisahan saya pribadi, tetapi malah menambah kecemasan. Pernyataan-pernyataan tersebut harus kita gugat sekali lagi. Benarkah rasa takut tidak boleh memiliki tempat dalam situasi krisis ini? Benarkah berita baik akan membuat keadaan lebih mudah bagi keluarga, sahabat, kenalan dan diri kita pribadi?

Rio Nanto, berstudi Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero.

Aktif menulis di koran-koran lokal (Flores Pos, Pos Kupang, Ekora NTT dan menjadi Kontributor Majalah Warta

Flobamora), Majalah Akademika STFK Ledalero, Majalah VOX Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Jurnal dan Koran Nasional. Rio Nanto juga mendirikan dan mengembangkan Komunitas Teater

Areopagus di Novisiat Sang Sabda Kuwu (2015), Ketua Kelompok Menulis di Koran dan Diskusi Filsafat Ledalero (2018) dan kini menjadi Ketua Senat Sekolah Tinggi Filsafat Katolik, Ledalero.

Saat ini menjabat juga sebagai sekretaris Lembaga Forum Diskusi Cendekiawan (Fordicam) Manggarai - Maumere.

Ada beberapa penghargaan yang telah diterima Penulis antara lain: Menjuarai lomba penulisan Artikel Ilmiah Tingkat Provinsi NTT yang diselenggarakan oleh Kementerian BKKBN Indonesia (2012),

Menjuarai Lomba Debat Tingkat Provinsi NTT (2012), Menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Perguruan Tinggi di NTT yang diselenggarakan oleh Bank NTT, yang mengantar Rio Nanto dinobatkan sebagai Duta Bank NTT 2019.

Ngobrol seru bareng Dekan Fakultas Pertanian Unitri, Dr Ir Amir Hamzah, M.P mulai dari rindu mahasiswa, hingga perbincangan hadapi covid-19 oleh dosen-dosen Unitri. Paling menarik menurut saya adalah, bagaimana menimbang sebagian mahasiswa yang pulang kampung dan memiliki kendala internet, bagi pak Hamzah saat ini penting untuk memikirkan alternatif mudah, murah dan bisa menjangkau sebanyak mungkin mahasiswa dalam penerapan sistem perkuliahan daring. Better sounds by earphones. Selamat mendengarkan..

Rebeka, merupakan mahasiswa Atma Jaya Jakarta yang memilih pulang ke kampung halamannya, di Manggarai NTT hadapi covid-19. Simak pengalaman dan pendapat dari wanita lucu dan asyk ini lewat podcast ringan kami. Chek this out!

Malam Kamis Putih dikenang sebagai malam perjamuan terakhir Yesus bersama para murid. Poin penting dari tradisi yang masih umat Katolik rayakan dalam Ekaristi tersebut akan dibahas oleh Romo Oriol Dampuk. Lalu,

Selain Ekaristi, di Matius 23:11 dikatakan "Barangsiapa terbesar diantara kamu, hendaklah iya menjadi pelayanmu," Kamis Putih juga kenangan akan bagaimana Yesus melepaskan keTuhananNya dengan membasuh kaki para murid. Apa yang mau disampaikan Yesus dalam sikapnya ini? Kita akan kupas bersama dengan Romo Oriol Dampuk.

Dhevi/Dhela bukan hanya mencintai drakor, tetapi mengikuti perkembangan budaya, musik hingga hal-hal lain berbau Korea. Kami berbincang tentang bagaimana menggemari Korea bisa membawa impact positif bagi pandangan kita terhadap sesuatu yang lain di luar diri kita. Selamat mendengarkan.

Kali ini saya bersama Arisa dan Dela membahas mahasiswa yang pulang kampung di tengah pandemik covid-19. Keputusan ini tentu saja menuai pro dan kontra. Selamat menikmati obrolan ringan kami