Sejumlah kritik dan desakan yang datang dari berbagai pihak, akhirnya memaksa Ratu Wilhemina menerima sejumlah kritikan untuk melaksanakan kebijakan politik balas budi sebagai tanggung jawab moral pada tanggal 17 September 1901. Kebijakan ini kemudian dikenal dengan istilah politik etis, yang di dalamnya banyak dipengaruhi oleh pemikiran trias van deventer yang meliputi beberapa hal:
v Irigasi (pengairan) kebijakan untuk membangun dan memperbaiki pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.
v Migrasi merupakan kebijakan untuk mengendalikan keseimbangan penduduk.
v Edukasi kebijakan untuk menyelenggaran pendidikan dengan memperluas kesempatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran
Adapun Dampak dari kebijakan Politik etis bagi lahirnya semangat pergerakan nasional ialah :
v Berkembangnya sekolah-sekolah diluar pengawasan pemerintah kolonial
v Munculnya golongan terpelajar yang menjadi pelopor berdirinya organisasi pergerakan
v Bangkitnya kesadaran nasional guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
v Berubahnya karakteristik perjuangan bangsa Indonesia dari yang bersifat fisik kedaerahan menuju perjuangan organisasi yang bersifat nasional.
v Adanya kesamaan nasib, penderitaan dan tujuan untuk memperoleh kemerdekaan