“Tamāmu l-saʻādati mabniyun ʻalā tsalātsati asyyāʼin

Quwwatu l-ghadabi, Quwwatu l-Syahwati, Quwwatu l-“ilm”

-Abu Hamid al_Ghazali-

“faqultu l-staghfirū rabbakum

Innahū kāna ghaffāra”

-Nuh;10-

Aku berjumpa denganya

Nuh pada halaman lima ratus tujuh puluh Satu

Ada kalimat entah siapa yang mengucapnya

Menggiringku menemuinya

ʻidhā fasyalta fī l-ʻiqlāʻi ʻani l-dhanbi

falā taqlaʻi ʻani l-istighfāri”

Jika kau gagal melepaskan dosa,

jangan kau lepaskan kebiasaanmu beristhighfar”

“Al-ʻisyqu huwa tilka l-syuʻlatu l-latī ʻindamā ʼisytaʻalat ʼaḥraqat kulla syaʼin mā ʻadā l-maʻsyūqi, wa anta bisababi syawkatin wāḥidatin tafiru mina l-ʻisyqi, famādhā taʻrifu anta ʻan l-ʻsyqi mā khalā l-ismi?”

-Jalaludin Rumi-

“innāka mumazzaqan bi l-waswasati ayyuhā l-qalbu,

falaitaka tastaṭīʻu tamīza l-Ṭaraba mina l-balāʼi”

-Jalālu l-Dīn l-Rūmī-

saat rasa senang memasuki hati

ia menggerakan sesuatu disana

lalu yang dipermukaan menampakanya

entah melebarnya garis lengkung senyum di muka

entah melembutnya suara yang memekakan telinga

entah mencairnya kemarahan dari luapanya

yang jelas

kesenangan selalu menarik kita

menuju kepada yang dikehendakinya

ia bisa merubah yang kita benci menjadi kita sukai

merubah musuh menjadi teman

merubah buruk menjadi baik

merubah salah menjadi benar

dan dihadapanya…

kita selalu gagal untuk menolak kehendaknya

kita adalah budak kesenangan diri kita

“Anta ḍaifun yā qalbu

ifraḥ bimā tajiduhu,

wa laisa bimā tatamannāhu,

fa in ḥadatsa ghairu dhālika,

lā talumu ʼaḥadan wa lā taḥzan”

-Jalālu l-Dīn l-Rūmī-

“inna akhwafu mā akhāfu ʻalā hadhihi l-ummati l-munāfiq al-ʻalīm”

Qālū, “wa kaifa yakūnu munāfiqan ʻalīman”

Qāla,“ ʻAlīmu l-lisāni jāhilu l-qalbi wa l-ʻamali”

-Umar bin Khatab-

“idhā kunta mitsla l-qassyati lā mabdaʼa laka

Tamīlu maʻa kulli nismatin fa innaka lan tuʼaddila qasysyatan

ḥatā wa law ṣirta jabalan … fa l-marḥalatu l-maʼzūmatu tadullu ʼalā

fursānihā mina l-muddaʻīna l-munāfiqīna wa l-muhtazzīna maʻa kulli rīhin”

-Jalālu l-Dīn l-Rūmī-

“Kita melihat kekafiran, kemusyrikan, kemaksiatan, penyesatan, pemurtadan, dan dan dan, dan sebagainya; apa kata kita, kalau itu tidak ada, neraka tidak ada isinya, lha kalau kita tidak berjuang, surga tidak ada isinya, kalau kita berfikiran begitu, sehat, fahimtum?”

-KH. Hasan Abdullah Sahal-

“kullamā adabaniy l-dahru arāniy nuqṣā ʻaqliy

Wa kullamā ʼazdadtu ʻilman, zādaniy ʻilman bi jahliy”

-Imam al-Syāfiʻī-

Hidup dan pelajaran

Belajar sepanjang hidup

Jika tidak belajar dari kehidupan

Kehidupan yang akan mengajarmu

Kaitan hidup dan belajar itu sudah mekanik

Sebab hidup, maka engkau musti belajar

Sebab belajar, maka engkau disebut hidup

Selagi masih terus belajar, engkau tetap pintar

Meski engkau pintar, engkau bodoh jika berhenti belajar

“kun ṣaḥīhan fi l-sirri, Takun faṣīḥan fi l-ʻalāniyah”

“fa sirru l-najāḥi, l-najāḥu fi l-sirri”

-Syekh Abdul Qadir al-Jailani-

Lima enam satu hijriyah

Satu satu enam enam masihiyah

Pada angka delapan delapan umurnya

Ia tutup usia, tapi pesan sederhananya

Mengundang gelombang dahsyat di dada