Puisi ini adalah penafsiranku dari puisi yang ditulis oleh Serani. Begini ditulisnya: Dayung sampan, sampai di mana laut ini. Dayung dan sampanku ini yang menjadi saksi
terbit dan tenggelamnya matahari yang menjadi penentu, terus atau istirahat. Akankah deru ombak menggiring sampan ini menemukan titik untukku berhenti mendayung?
Atau, sampanku ini yang enggan membawaku menuju titik itu, demi menemaniku arungi luas nya lautan? Semoga angin tidak egois merebut kehangatan, untukku melanjutkan perjalanan ini. (Karangasem, 190921)
---
Support this podcast: https://anchor.fm/alpistasedo-pelawi/support