Menurut Joan (@joanoktavianie), bagian terindah dari cinta adalah melepaskan. Itu jadi bikin Jojo bertanya-tanya: kalau begitu, apakah kita bisa selalu siap untuk melepaskan? Apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Jojo dan Joan di episode kali ini? Jojo juga sedikit berbagi tentang perasaan dan kegelisahannya tiap kali menulis naskah untuk podcast Dunia Jojo dan Joan. Yuk, selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🧚‍♀️

Memanifestasikan orang spesifik, memang boleh? Kali ini, Jojo dan Joan (@joanoktavianie) akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan hati-hati. Selain itu, akan dibahas juga bagaimana bedanya suara ego dan intuisi. Yuk, selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🧚‍♀️

Ketika memanifestasikan hal yang besar, tentu dibutuhkan kesabaran yang besar pula untuk menunggu manifestasi kita itu terwujud. Enggak jarang juga kita jadi ragu kalau manifestasi itu bakal terwujud. Kita pun jadi ngerasa "enggak didukung sama semesta". Nah, di episode kali ini, Jojo dan Joan (@joanoktavianie) mendiskusikan hal-hal apa aja yang kira-kira bisa memperkokoh fondasi manifestasi kita. Yuk, selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan.🧚‍♀️

Selamat datang di Season 6! Pada episode kali ini, Jojo dan Joan (@joanoktavianie) membahas hukum ketertarikan atau Law of Attraction. Joan juga membagikan beberapa hal yang sekiranya bisa menjegal manifestasi kita. Apa sajakah itu? Yuk, selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan.🧚‍♀️

Mana yang lebih mudah, mencintai orang sempurna atau yang enggak sempurna? Kali ini, Jojo dan Joan (@joanoktavianie) akan coba membongkar kenapa mencintai orang yang enggak sempurna bisa jadi lebih mudah daripada mencintai mereka yang sempurna. Lho, kok gitu? Bukannya makin sempurna seseorang makin gampang dicintai? Nah kan, daripada bingung, yuk selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🧚‍♀️

Ini dia yang mesti hati-hati. Kita bisa aja bilang ke diri sendiri: Itu bukan depresi, cuma ilusi. Tapi ke orang lain? Kita perlu pikir-pikir lagi. Setelah maju mundur berkali-kali, akhirnya Jojo dan Joan (@joanoktavianie) memberanikan diri untuk angkat bicara soal topik ini. Topik yang cukup sensitif, bagi Jojo sekalipun. Tanpa ada keinginan untuk mengglorifikasi, mengecilkan, atau pun menyepelekan, Jojo dan Joan mencoba untuk membahas topik ini dari sudut pandang yang lain. Yuk selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🧚‍♀️ *Pola pikir yang diajukan Joan dalam percakapan kali ini, merupakan rangkuman dari hasil pencariannya yang terus dilakukan dalam upaya mendamaikan bagian dari dirinya sendiri, Jojo. **Referensi lain yang kiranya bisa memperkaya wawasan: YouTube Aaron Abke - The Sufferer Doesn't Exist https://youtu.be/2Pl_w1UaZjA

Jojo nanya sama Joan (@joanoktavianie), boleh gak kita marah ketika tersinggung dengan candaan orang lain? Kalau boleh, gimana ya biasanya cara Joan buat ngungkapinnya? Menurut Joan, ada juga nih satu pola pikir yang bisa melindungi kita dari kemarahan yang menguras energi ketika kita tersinggung sama candaan seseorang. Sepertinya, bercanda itu memang gampang-gampang susah ya. Daripada terus penasaran, yuk selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🧚‍♀️

Setelah tiga bulan, akhirnya Dunia Jojo dan Joan kembali dengan format audio yang baru! Kali ini, pembahasan yang dipilih adalah tentang kesempurnaan. Terutama upaya-upaya Jojo dan Joan dalam menerima ketidaksempurnaan yang ada di hidup kita. Jojo mengangkat filosofi Jepang, Wabi-Sabi, sedangkan Joan (@joanoktavianie) mengajukan pemikirannya sendiri. Yuk selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🧚‍♀️

Katanya, jadi penulis itu gak enak, sakit. Tapi kenapa Joan (@joanoktavianie) masih ingin jadi penulis? Apalagi yang Joan pilih, adalah sastra. Kenapa enggak yang populer, fanfiction, atau lainnya? Lalu, sebesar apa sih pengaruh karya sastra dalam perkembangan kepribadian dan pemikiran Jojo dan Joan? Kenapa Joan percaya kalau karya sastra bisa membantu kita menjadi manusia yang lebih seimbang, antara rasa dan logika? Yuk selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri. Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🤸

Kalau di episode sebelumnya Jojo dan Joan (@joanoktavianie) udah banyak bahas soal mimpi alias bunga tidur, kali ini pembahasan sedikit bergeser pada mimpi saat sudah terjaga, yaitu mengejar cita-cita. Joan bilang, di dunia ini orang itu bermacam-macam. Enggak jarang juga para pemimpi dihadapkan dengan beragam opini dari orang sekitar, terutama mereka yang terlalu serius. Seperti apa ya, dan gimana Joan menanggapi beragam opini tersebut? Yuk selengkapnya ikuti percakapan singkatku dengan diri sendiri! Moga-moga membawa manfaat alih-alih ketersesatan. 🤸