Kamu masih ingat nggak, tentang foto seekor orangutan, yang pernah kamu kirimkan kepadaku. Foto yang memperlihatkan seekor orangutan yang tengah memanjat pohon untuk mengambil buah ara. Waktu itu kamu senang sekali dengan foto itu, katamu foto itu bukan hanya menggambarkan pejuangan kehidupan, tapi juga memperlihatkan keindahan kanopi hutan hujan Taman Nasional Gunung Palung di tanah Kalimantan. Aku tahu kamu senang dengan kehidupan dan kebebasan para binatang di alam dilarnya. Aku tahu kamu menikmati suara burung enggang, teriakan orang utan juga lengkingan suara binatang kecil yang entah itu ekpresi kebahagiaan atau ketakutan. Yang jelas suara indah itu menyatu dengan pesona indahmu.
Tapi aku nggak tahu perasaanmu kali ini, di tengah deforestasi yang begitu tinggi. Di tengah lajunya pembukaan lahan untuk pekebunan, di tengah hilangnya fungsi hutan sebagai penjangga keseimbangan. Perlahan, aku mulai menyadari kalau impianmu untuk mengabadikan keindahan hutan kalimantan mulai dirusak oleh tangan-tangan tuan tak kenal masa depan.
Sementara aku, aku kesal dengan diriku yang masih belum bisa berbuat banyak, untuk menjaga hutan agar bisa terjaga untuk generasi selanjutnya.