Dimulai dari kompromi kecil, gaya hidup yang terasimilasi dengan budaya dunia, ambisi yang tak terkendali, dan pertobatan yang semakin dangkal, kitab Hakim-Hakim mencatat kisah tragis tentang bangsa Israel yang semakin menjauh dari Tuhan. Hingga akhirnya, mereka mengambil langkah-langkah yang menghancurkan diri mereka sendiri, bahkan sesama saudara, dengan melakukan apa yang benar menurut mata mereka sendiri.
Di penghujung kitab ini, kehancuran tampak tak terhindarkan. Namun, apakah ada harapan di tengah kekelaman? Apakah dosa yang membawa kehancuran dapat dipulihkan? Dan bagaimana kasih karunia Allah di dalam Injil membawa pemulihan bagi hidup yang hancur oleh dosa?