Dari sepasang orang tua, yang kau panggil Ibu dan Bapak.

Waktunya pasti tiba.

Dari seorang pemalu. Hari ini hatinya mendidih, kata-kata kocar-kacir dari kepala. Di atas meja, iman terus memaksa perjuangan agar menyala. Memang begitu, ia selalu ragu. Di sampingnya, ada nafas yang hampir putus asa. Rupanya harapan tengah harap-harap cemas bisa mengepul ke udara.

Kau berbayang. Pada langkah tawadhu yang kutemui di keramaian. Kadang aku juga melihat senyummu riuh redam dalam pergulatan hati yang tiada tepi. Aku selalu suka kapanpun namamu disebut, sebab orang-orang akan menerbangkan doa dan rindu seperti balon udara yang memenuhi langit. Berbahagia.

Cinta hanya reaksi kimia

Asal kau tidak meninggalkan-Ku.

Jangan khawatir, sebab kau adalah lelaki pertama yang kucintai pertama kali.

Cinta memang tak sesederhana itu. Tapi untuk jatuh ke dalamnya, kau hanya perlu menemukan cara-cara yang sederhana.

Diriku, aku ingin mengutarakan sesuatu.