First, saya baru menyadari ketika papi selalu dibelakang saya tanpa saya pinta, selalu siap menangkap saya kapanpun saya jatuh. Maafin kakak yaa pi? anak perempuan pertamamu ini tidak sehebat dirimu. Saya yang masih manja, sering menangis karena penyesalan, suka nyembunyiin perasaan takut sendirian, bahkan sering kali membuat kecewa dalam berproses menjadi dewasa.. Namun ternyata menjadi dewasa tak seindah yang diceritakan kebanyakan orang. Sekarang, saya mengerti kenapa papi selalu melarang saya berjalan sendirian ke dunia luar tanpa memegang pengalaman. Dan saya mengerti mengapa papi sangat bersikeras ingin saya tidak salah menjatuhkan hati terhadap seorang laki-laki yang nantinya akan menggantikan peran papi dalam menjaga saya sepenuhnya.
and, this last paragraph. sorry i cried while writing it. Papi, you don’t deserve a paragraph but you deserve a thousand books written about how amazing you are, how much i love you, how do you teach me to be a human who understands that the world is not always on our side. Demi apapun kakak janji, kakak akan membuat papi bahagia sepenuh hati. Jikalau perlu, akan kakak sewa satu galaksi untuk papi selagi bisa membuat papi tertawa dimanapun.. asalkan papi terus bersama kakak
—dari Anak perempuan pertamamu