Share Kelab Buku Cileungsi
Share to email
Share to Facebook
Share to X
Bingung kagak luh baca judulnya?? Kalo cuma baca judulnya mah pasti kebingungan lu semuah. Coba lu tonton sampe abis dah! Kalo masih bingung juga, berarti udah saatnya lu baca ni buku.
Akibat tahun ini kembali tidak bisa mudik, Yoman menantikan pertanyaan alamat lengkap dengan harapan dapat kiriman hampers. Sebagai timbal balik, dalam tiap balasan hampersnya pun Yoman menyelipkan ucapan si BARU "Seputih putaw, sebening vodka, teriring salam seharum ganja, dengan senyuman semanis anggur merah. Mohon maafkan dosa dan salahku walau hanya sebesar butiran sabu-sabu".
Damianus "Yongkru" Abdullah, teman lama Yomen sewaktu mereka masih bersekolah di SMA Al-Ikhlas di Flores, menceritakan bagaimana ia berdamai dengan kondisi pandemi yang membuat THR tahun ini jadi dipotong, yang pada akhirnya membuat ia mengamalkan ilmu paling sulit yang diajarkan oleh gurunya semasa SMA, menjadi ikhlas. Deskripsi episode ini memang sedikit bernada sedih, kebetulan memang dititipin si Yongkru deskripsinya.
Naik transportasi umum ke tempat kerja dan studi sudah menjadi keseharian Yoman dan Yomen, tapi itu sebelum pandemi. Pas pandemi mau naik transportasi umum jadi agak keder yak karena ngumpul sama banya orang di satu tempat yang sempit. Jadi, apakah moda transportasi umum di kehidupan urban fungsinya akan tergeser ketika dan pasca kehidupan new normal pandemi? Untuk itu Yoman dan Yomen tidak akan menjawabnya. Klo mau tahu jawabannya apa, ikut aja webinar tata kota bareng @Elisa_Sleman.
The podcast currently has 33 episodes available.