Laundry Talk by Ananda & Hasna

Wah ga nyangka banget sekarang udah masuk episode terakhir dari season 2 Laundry Talk 🥲. Di episode kali ini kita bakal ngebahas tentang emotional roller coaster through out the decade. Selamat mendengarkan temen-temen 🥰🌸

Hai kaula muda 🌸. Di episode ini kita bakal ngomongin soal self-control melalu delayed gratification. Mungkin keliatannya simple aja seperti namanya, tapi buat benar-benar pegang kendali atas diri kita itu susah banget loh, butuh komitmen besar untuk diri sendiri. Apalagi kalau tau topik self-control ini bisa mempengaruhi banyak hal selain diri kita sendiri, seperti karir, percintaan dan bahkan kesehatan diri. Nah jadi penasaran kan self control melalui delayed gratification itu gimana? Yuk sini dengerin! ❤️

Laundry Talk percaya kalau sebagian besar manusia pasti pernah mengalami satu peristiwa yang menyebabkan trauma dalam hidup mereka , baik yang mereka sadari atau tidak, dan tentunya kita punya cara kita sendiri untuk mengatasi trauma ini. Nah tapi sayangnya ga sedikit dari kita suka salah jalan dan persepsi tentang bagaimana mengatasi hal ini, yang justru menjatuhkan kita ke lubang kegelapan pada diri kita sendiri. But no worries, buat kalian yang lagi kesusahan dalam mengatasi trauma kalian, coba dengerin episode kali ini, karena disini kita adalah pejuang di medan perang yang sedang berjuang untuk melawan sisi gelap kita. So stay strong yall , remember that whatever you feel right now is valid & Don’t feel bad about it💪.

Desc:

To some people being in the state of emotionally unavailable can mean anything, to themselves they are emotionless, and sometimes to others, they are full of emotion. It’s complicated because in one side they lack acknowledging true and deep feelings, on the other side they are also really good at pretending to feel. This mental state can come from many reasons which in this episode we were going to guide you all through it. So get ready to sail through a mental wave with laundry talk ⛵️🌊.

Buat kita self acceptance itu masih proses yang cukup lama dan panjang, untuk menerima dan berdamai dengan diri sendiri itu ga segampang kata-katanya. Nah ternyata untuk bisa mencapai self-acceptance kita harus mulai “acknowledge” self-esteem kita, contohnya seperti confidence dan self control. Di podcast kali ini kita bakal menjelaskan step by step untuk mencapai self-acceptance, So yuk belajar bareng 😊!

Udah umum banget sebenernya perilaku cancel culture di jaman media dan teknologi sekarang, apalagi oleh pelaku-pelakunya seperti “Netizen”. Pasti langsung merinding kan kalo denger nama itu, ngomong salah sedikit di media sosial “canceled”, berperilaku konfrontasional sedikit “canceled”. Emang si media sosial itu tempat kita bebas bersuara dan berekspresi, tapi apakah hal ini justru membuat kita menyalah gunakan privilage kita di media sosial?

Inspired by the bestseller book of Robert Kiyosaki “RICH DAD POOR DAD”, kita mau ngebahas beberapa hal penting yang kita ambil dari buku ini, dan mungkin ada sedikit bumbu-bumbu spesial dari point of view kita kenapa buku ini berpengaruh banget untuk kita belajar two different mentality tentang bagaimana cara pandang kita akan materi.

Buat kita berdua pertanyaan atau obrolan soal privilege itu udah common banget didenger telinga kita, khususnya tentang privilage melanjutkan studi di luar negeri. Tapi stop dulu ⛔️, kita berdua percaya kalo privilege ga datang hanya dari materi 💸atau ekonomi 💰, tapi dari banyak hal lagi. Nah penasaran gak? Yuk dengerin episode kali ini.

“The most precious thing that we all have with us is time”-Steve Jobs. Hayo hayo siapa disini yang masih suka menunda-nunda, mulai dari nunda tugas kuliah, nunda makan, atau nunda yang lainnya deh. Tapi kayanya masalah soal menunda-nunda atau bahasa kerennya 🥸 “procrastinate” ini udah sering juga dilakuin sama masyarakat sekarang dari yang masih muda sampai yang sudah tua. Tapi sebenernya ada apa aja sih jenis-jenis procrastinate? Dan gimana sih cara menanganinya?🧐

Middle life crisis alert 🚨🚨. Permasalahan anak muda sekarang, “let them sleep while you grind” “let them party while you work”, semakin banyak waktu dan energi yang dikeluarkan semakin besar rasa puas yang akan dirasakan anak muda jaman sekarang. Tapi gimana kalau hal ini lah yang disebut dengan Toxic Productivity? Kalo buat kita justru ini hal yang harus dihindari, but pretty sadly banyak juga yang meng-glorify hal ini. Nah di podcast ini kita bakal bahas toxic productivity dari pengalaman kami dan perspektif Jerman.